Masih Bisa Bekerja dari Rumah, Banyak Hal yang Perlu Disyukuri

Endah Wijayanti diperbarui 16 Apr 2020, 11:55 WIB

Fimela.com, Jakarta Mengubah rutinitas di tengah panedemi virus corona ini memang tidak mudah. Mengatasi rasa cemas dan was-was pun membuat kita tak nyaman. Kita semua pun berharap semua keadaan akan segera membaik. Melalui Lomba Share Your Stories: Berbagi Cerita tentang Pandemi Virus Corona ini Sahabat Fimela berbagai cerita dan harapannya di situasi ini. Langsung ikuti tulisannya di sini, ya.

***

Oleh: Lia Umi Farida

“Nanti juga segera berakhir.” “Palingan juga nggak bakal sampai sini.” Itu responsku saat pertama kali mendengar bahwa di negeri tirai bambu sedang mewabah virus yang masih terdengar asing di telingaku. Bahkan di negeri ini semua aktivitas masih berjalan normal tanpa ada sedikit pun bentuk kekhawatiran. Hingga akhirnya Indonesia mengumumkan kasus positif covid-19 untuk pertama kalinya pada awal Maret lalu.

Seketika berbagai kebijakan diterapkan untuk menghambat penyebaran virus ini, termasuk pemberlakuan pembatasan fisik atau physical distancing hingga work from home (WFH). Saya yang seorang pekerja kantoran pun tak luput dari dampak kebijakan ini, karena beberapa kegiatan harus ditunda sebab pekerjaan kami berhubungan dengan interaksi banyak orang.  Namun, rutinitas kerja di kantor tak bisa dihentikan begitu saja, karena sulit untuk  menerapkan WFH sepenuhnya di tempat kami bekerja.

Mati gaya adalah predikat yang tepat disematkan kepadaku saat pertama kalinya kebijakan ini diterapkan. Aku yang anak ”jalanan” kini harus menghabiskan terlalu banyak waktu di rumah. Sedih? Iya, bahkan pada level hampir frustasi aku dibuatnya. Namun itu hanya terjadi di awal-awal sebagai bentuk penyesuaian psikis semata.

Seiring berjalannya waktu, musibah ini justru mengajariku banyak hal, memberiku kesempatan untuk merenungi kehidupan dan berpikir lebih bijaksana. Dulu, janjian ngopi bareng teman sepulang kerja adalah hal biasa, namun kini hanya menjadi angan semata. Dulu, saat jenuh terhadap rutinitas tinggal ambil ransel saja dan traveling menuju destinasi yang diinginkan. Saat ini bahkan mau belanja kebutuhan pokok pun harus benar-benar terjadwal. Baru sekarang aku merasakan betapa berharganya kebebasan yang dulu ku anggap hal biasa. Betapa aku seharusnya lebih menghargai setiap detik yang ada. 

2 dari 3 halaman

Semoga Kondisi Bisa Segera Membaik

Ilustrasi./Copyright unsplash.com/yoel peterson

Peristiwa ini juga membuatku belajar untuk lebih mensyukuri hidupku yang kadang masih membuatku menggerutu. Banyak di luar sana yang harus menanggung rugi akibat musibah ini, entah kehilangan pekerjaan, omset yang terus menurun, lapak yang sepi, padahal perut harus tetap diisi. Sementara aku yang kadang suka mengeluh dengan beban pekerjaanku, bahkan masih bisa menerima gaji dengan utuh.

Mengejutkannya, #dirumahaja  justru membuatku bisa melakukan banyak hal yang dulu tak sempat untuk dilakukan saat hari-hari terlalu sibuk. Menata ulang perabot rumah, mendekor kamar, bercocok tanam, bahkan recycle barang-barang bekas. #Dirumahaja juga saat yang tepat untukku memunculkan kembali hobi-hobi yang telah lama tebengakalai. Belajar melukis, membuat resep masakan baru, belajar musik, hingga menulis di Fimela (sesuatu yang hanya menjadi angan di masa lalu).  #Dirumahaja bahkan memberiku banyak kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan sampingan yang bisa dikerjakan dari rumah. Ternyata #dirumahaja tidak membuatku mati gaya, melainkan memberiku banyak inspirasi yang tak pernah terpikirkan sebelumnya.

Pada dasarnya segala sesuatu tergantung bagaimana kita menyikapinya. Pandemi Covid-19 memang musibah yang tak pernah diharapkan keberadaannya oleh siapa saja. Akan tetapi musibah hanya akan menjadi “malapetaka” bagi mereka yang berpikir bahwa ini “malapetaka”. Sebaliknya, musibah juga bisa menjadi berkah dan membuat bersyukur lebih banyak jika menyikapinya dengan cara yang berbeda. Semoga pandemi ini segera berakhir dan kehidupan kembali seperti dulu lagi.

3 dari 3 halaman

Cek Video di Bawah Ini

#ChangeMaker