Fimela.com, Jakarta Pada Desember 2019, Coronavirus pertama kali ditemukan di Cina. Namun, beberapa minggu kemudian, virus tersebut kemudian terbukti dapat menimbulkan sebuah penyakit yang kemudian dinamakan COVID-19. Tidak membutuhkan waktu lama bagi virus ini untuk menyebar di dataran Cina, bahkan ke berbagai negara di sekitarnya.
Menurut data yang dikumpulkan Johns Hopkins University, ada lebih dari 1,9 juta orang yang terinfeksi virus tersebut. Sementara, jumlah kematian secara global di seluruh dunia kini sudah mencapai 125.000 jiwa. Meski ada 470.000 orang di dunia yang sembuh dari COVID-19, namun angka kasus masih cukup besar dan terus bertambah setiap harinya.
Hanya dalam waktu sekitar 4 bulan, Aljazeera melaporkan paling tidak ada 185 negara yang terinfeksi virus Corona. Namun, di antara negara-negara di dunia, ternyata ada 16 negara yang hingga kini belum ada kasus Corona yang dilaporkan.
16 Negara Tanpa Kasus Corona
Aljazeera melaporkan ada 16 negara yang hingga saat ini belum ada kasus virus Corona yang dilaporkan. Negara-negara tersebut yaitu:
- Comoros
- Kiribati
- Lesotho
- Marshall Islands
- Micronesia
- Nauru
- Korea Utara
- Palau
- Samoa
- Sao Tome and Principe
- Solomon Islands
- Tajikistan
- Tonga
- Turkmenistan
- Tuvalu
- Vanuatu
Alasan Belum Ada Kasus
Namun, the Diplomat melaporkan tidak adanya kasus Corona di beberapa negara seperti Solomon Islands, Vanuatu, Samoa, Kiribati, Micronesia, Tonga, the Marshall Islands Palau, Tuvalu, dan Nauru bukan berarti benar-benar tidak ada kasus sama sekali. Pasalnya, dalam laporan khusus the Diplomat, ada kemungkinan pemerintah di negara-negara tersebut menyangkal adanya kasus Corona.
"Dalam laporan the Diplomat lainnya, lebih mudah untuk percaya kalau para pemerintah menyangkal kasus (virus Corona) dan mengambil beberapa langkah untuk mencegah penyebaran virus Corona," tulis the Diplomat pada Jumat (3/4/20).
Sementara, Korea Utara memang sudah mengisolasi diri dan mengambil tindakan-tindakan pencegahan lebih awal. Bahkan, tulis the Diplomat, ada sejumlah tindakan pencegahan lainnya yang dilakukan Korea Utara, antara lain menutup perbatasan dengan Cina pada bulan Januari 2020 serta menolak masuknya orang asing.
Namun, angka nol pada kasus COVID-19 di Korea Utara pun masih diragukan. Para pengamat Korea Utara sangsi jika negara tersebut tidak memiliki kasus sama sekali hingga sekarang.
Tajikistan dan Turkmenistan
Sementara, para pengamat dan the Diplomat juga sangsi akan jumlah nol kasus di Turkmenistan dan Tajikistan. Setara dengan Korea Utara, Turkmenistan telah melakukan isolasi lebih dulu dibandingkan negara-negara lainnya. Selain itu, lokasinya juga tidak begitu dekat dengan Cina. Selain itu, jumlah pelancong yang masuk ke negara ini juga tidak banyak. Sehingga masuk akal jika virus memang belum masuk ke negara ini.
Namun, ibu kota Turkmenistan, Ashgabat, menurut the Diplomat memiliki sistem kesehatan yang buruk. Sehingga, kota ini dinilai memiliki kapasitas yang kurang untuk melakukan test virus Corona.
Sementara, Tajikistan memang sudah mengutak-atik berbagai sistem pembatasan perjalanan yang berorientasi eksternal. Artinya, mereka sudah mengantisipasi untuk meminmalkan jumlah traveler atau orang asing yang masuk ke negaranya. Sayangnya, Presiden Tajikistan, Rahmon, kerap kali muncul di pertemuan besar di mana ada begitu banyak tari-tarian tradisional dan anak-anak kecil yang menghadiri acara tersebut.
Untungnya, Tajikistan pada Maret lalu telah mengumumkan akan memblokir masuknya orang asing dari 35 negara yang terkonfirmasi memiliki kasus Corona.
#ChangeMaker