Fimela.com, Jakarta Mengubah rutinitas di tengah panedemi virus corona ini memang tidak mudah. Mengatasi rasa cemas dan was-was pun membuat kita tak nyaman. Kita semua pun berharap semua keadaan akan segera membaik. Melalui Lomba Share Your Stories: Berbagi Cerita tentang Pandemi Virus Corona ini Sahabat Fimela berbagai cerita dan harapannya di situasi ini. Langsung ikuti tulisannya di sini, ya.
***
Oleh: Andhita Arvi
Semenjak covid-19 merebak di Indonesia, semua masyarakat menjadi panik, khawatir, dan cemas . Bagaimana tidak? Berita banyak orang yang tertular bahkan sampai meninggal tersiar di mana-mana terutama melalui media sosial. Kita yang tadinya menanggapi santai jadi parno. Belum lagi segala sesuatu yang berkaitan dengan covid-19 stoknya kosong diborong. Ditambah peraturan pemerintah yang turun satu per satu, mulai penggunaan masker, hand sanitizer, cek suhu, dan isi kuesioner setiap ke RS.
Semakin banyak korban, pemerintah mengeluarkan statement untuk di rumah saja, kantor dan sekolah diliburkan namun mulai aktivitas di rumah agar virus ini tidak terus menyebar. Bahkan tempat ibadah pun menjadi sepi. Jalanan yang biasanya ramai menjadi sepi. Berasa sekali perubahan drastis 180 derajat serta auranya.
Buat saya yang menjadi ibu rumah tangga dengan dua anak yang masih tinggal dengan ibu juga merasakan hal yang sama. Covid-19 memberi dampak dan perubahan salah satunya lebih peduli dengan kesehatan dan kebersihan. Selama tiga minggu ini aktivitas saya dimulai dengan merawat ibu saya yang baru saja melakukan operasi mata, saya harus meneteskan obat mata empat jam sekali, memberikan obat minum, menyiapkan keperluannya, setelah itu saya baru bisa beres-beres rumah, menyetrika, semprot disinfektan , memasak, bahkan mau tidak mau keluar rumah untuk membeli stok makanan.
What's On Fimela
powered by
Tugas Berlipat Ganda
Ketika anak saya bangun, saya mengajak mereka untuk berolahraga pagi agar bisa mendapatkan sinar matahari demi kesehatan barulah saya membantunya mengerjakan tugas yang diberikan dari sekolah melalui HP selama diliburkan karena kejadian ini. Secara mendadak saya menjadi guru, dari guru olahraga, matematika, bahasa Inggris dan agama. Kadang kepala pusing dan mumet harus mengirim video kepada sekolah atas apa yang diminta sekolah mengenai aktivitas dan tugas yang dikerjakan. Belum lagi si kecil yang minta ditemani bermain, saya harus mencari akal agar anak-anak tidak jenuh dengan mengajaknya bermain frisbee, lego, dll. Saya juga lebih cerewet akan kebersihan dan kesehatan.
Perubahan ini membuat tugas saya menjadi berlipat ganda. Rasanya ingin memiliki 1.000 bayangan agar bisa mengerjakan semua pekerjaan sekaligus. Lelah pasti, jenuh iya tapi semua harus saya lakukan dengan ikhlas dan bersyukur. Karena saya menjadi lebih fokus dengan anak, suami, dan ibu saya. Saya juga merasa lebih dekat dengan mereka.
Walaupun pandemi ini membawa pengaruh positif yaitu lebih mendekatkan kepada keluarga dan Tuhan, namun banyak pengaruh negatif yang dirasakan. Harapan saya semoga semua cepat berakhir dan kembali menjadi normal. Sebentar lagi mendekati bulan Ramadan rindu rasanya silahturahmi dengan keluarga besar, merasakan mudik, dan bisa melakukan aktivitas di luar rumah.
Hanya berharap dan memohon agar semua selalu diberikan kesehatan, walau saya pun tidak tahu kapan ini semua akan berakhir.
Cek Video di Bawah Ini
#ChangeMaker