Fimela.com, Jakarta PMS (Pre Menstrual Syndrom) atau biasa dikenal sebagai Sindrom Pramenstruasi adalah serangkaian gejala fisik dan emosional yang potensial terjadi dalam beberapa minggu menjelang menstruasi. Beberapa orang mungkin mengalami gejala fisik saja, namun beberapa orang lainnya justru mengalami masalah emosional atau mental, seperti depresi.
Beberapa gejala PMS yang sering dialami oleh kaum perempuan adalah kembung, kelelahan, lebih cepat marah, dan gelisah. Namun, ada sekitar 5 sampai 10% perempuan mengalami gangguan PMDD.
Dilansir dari medicalnewstoday.com, Rabu (8/4/2020), PMDD adalah bentuk PMS yang lebih parah di mana kemungkinan besar si penderita mengalami gangguan suasana hati yang dapat mempengaruhi hubungan pribadi. PMDD sering disertai dengan gejala yang mirip dengan depresi.
Hal penting yang harus diketahui tentang PMS
Salah satu perbedaan utama antara PMDD dan depresi adalah PMDD terjadi pada waktu tertentu dalam satu bulan. Gejala biasanya dimulai satu sampai dua minggu sebelum menstruari dan berakhir ketika menstruasi dimulai.
Walaupun belum ada penyebab pasti dari PMDD, namun gejala yang timbul biasanya merupakan akibat dari fluktuasi hormon akibat siklus menstruasi alami. Tingkat fluktuasi estrogen dan progesteron dapat mempengaruhi bahan kimia di otak, termasuk serotonin yang mempengaruhi suasana hati.
Untuk kamu yang mengalami gejala dan siklus menstruasi yang tidak teratur, sebaiknya segera hubungi dokter. Beberapa cara penanganan yang populer dilakukan adalah olahraga secara rutin, mengonsumsi vitamin dan suplemen, dan terapi relaksasi.
Saksikan video menarik setelah ini
#ChangeMaker