Tanda Seseorang Mungkin Belum Siap untuk Memulai Suatu Hubungan

Gayuh Tri Pinjungwati diperbarui 08 Apr 2020, 20:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Pernahkah Sahabat Fimela berkencan dan bertanya-tanya apakah dirimu siap untuk menjalin hubungan? Karena dirimu tidak mengenal siapa pun dan ingin membangun koneksi, mungkin dirimu bertanya pada diri sendiri. Haruskah saya berkencan dan mencari hubungan? Karena norma sosial, kita mungkin sering merasa tertekan untuk menjalin hubungan ketika masih lajang. Tetapi memasuki suatu hubungan adalah komitmen besar. Pernahkah enggan mencoba, tetapi tidak yakin mengapa? Berikut ini beberapa tanda seseorang mungkin belum siap untuk memulai suatu hubungan.

Lebih Peduli Menemukan Pasangan Sempurna

Apakah dirimu terus melamun untuk menemukan pangeran tampan? Ketika dirimu jalan-jalan dan melihat banyak pasangan berpegangan tangan atau mendengarkan lagu-lagu cinta saat menunggu bus, adalah hal normal untuk memikirkan siapa jodoh idealmu. Tetapi ketika rasa ingin tahu itu berputar di luar kendali, pastikan untuk menanamkan kakimu kembali ke kenyataan dan tanyakan pada diri sendiri apakah hubungan adalah segalanya.

Cinta itu menyenangkan dan memuaskan ketika dirimu bertemu seseorang yang cocok dengan kepribadianmu tetapi hubungan selalu membutuhkan banyak pekerjaan dan tanggung jawab untuk mempertahankannya. Jangan mengahbiskan seluruh waktu dan energymu untuk memuaskan seseorang yang memenuhi setiap persyaratan dalam daftarmu. Sebaliknya, berusahalah untuk menjadi versi terbaik dari dirimu.

Bekerja pada Tujuanmu

Apakah dirimu ingin beperhian dan melihat lebih banyak dunia? Ayu bergabung dengan klub yang membantumu mengubah hobi menjadi karier potensia? Tidak ada yang salah dengan apa yang menjadi keputusanmu. Sebenarnya pencarian jiwa adalah pengalaman yang sangat berharga. Saat itulah dirimu bisa mencerminkan, bentuk koneksi dengan orang-orang yang berpikir sama dan melakukan lebih banyak hal yang membuatmu bahagia.

2 dari 2 halaman

Berharap Seseorang Menyelamatkanmu

Ilustrasi/copyrightshutterstock/paulaphoto

Tidak romantis untuk meminta seseorang menyelamatkanmu dari masalah atau kesengsaraanmu. Jika dirimu tidak bahagia atau mengalami tantangan dan dirimu ingin jalan keluar yang mudah, hubungan bukanlah jawabannya. Dirimu tidak bisa mengahrapkan seseorang menjadi pahlawan atau menghentikan rasa sakit agar tidak terluka. Bahaya untuk mengadaptasi pola pikir menggunakan hubungan untuk mengalihkan perhatian dari masalahmu. Bahkan, ini dapat menarik mitra beracun yang merugikanmu.

Ingin Menyelamatkan Orang Lain

Dirimu tidak dapat mengubah atau memperbaiki kerusakan seseorang. Ketika dirimu ingin menyelamatkan seseorang dari kebiasaan buruk atau kecenderungan destruktif, dirimu akan mulai melihat mereka lebih sebagai proyek, daripada orang yang ingin dirimu jalin hubungan. Meski sangat mungkin untuk jatuh cinta dengan seseorang yang inigin dirimu selamatkan, ini tidak menciptakan hubungan terbaik atau tersehat. Mencoba mengubah seseorang yang memenuhi harapanmu hanya akan membuatmu kecewa. Setiap orang tentunya memiliki kemampuan untuk berubah.

Mengalami Kesulitan Meninta Maaf atau Mengakui Ketika Salah

Ada satu kata yang menggambarkan apa yang dibutuhkan setiap hubungan seperti misalnya kompromi. Jika dirimu memiliki kebiasaan berpikir bahwa dirimu selalu benar dan lebih suka berpegang pada egomu, alih-alih memperbaikinya, maka dirimu mungkin ingin berpikir ulang tentang memasuki suatu hubungan. Fokus pada belajar bagaimana mengakui kesalahanmu dan menebus dirimu sendiri. Ingat, ada perbedaan antara melindungi individualitasmu dan membela keyakinanmu. Renungkan sesering mungkin dan menjadi lebih sadar diri tentang keputusan yang dibuat tentang keputusan yang dibuat. Semuanya tentu memiliki konsekuensi.

Jika ingin memulai suatu hubungan, belajarlah untuk bersikap terbuka dengan segala hal. Ini akan membantumu menemukan seseoang yang tepat. Membuat kriteria memang perlu, namun jangan terlalu berpatok pada itu, jika tidak sesuai denganmu mungkin kamu akan merasa kecewa, bahkan akan menutup diri dari orang lain.

#Changemaker