Fimela.com, Jakarta Mengubah rutinitas di tengah panedemi virus corona ini memang tidak mudah. Mengatasi rasa cemas dan was-was pun membuat kita tak nyaman. Kita semua pun berharap semua keadaan akan segera membaik. Melalui Lomba Share Your Stories: Berbagi Cerita tentang Pandemi Virus Corona ini Sahabat Fimela berbagai cerita dan harapannya di situasi ini. Langsung ikuti tulisannya di sini, ya.
***
Oleh: S
Tidak pernah terbayang aku melalui hari di tengah pandemi seperti ini. Itulah kalimat pertama yang aku ucapkan pada malam hari ditemani salah satu lagu hits dari Micle Bubble dengan judul "Home". Jauh dari keluarga, terperangkap karena harus menuntaskan kewajiban bekerja dan kuliah di Jakarta. Walaupun Bogor-Jakarta tidak terlalu jauh jaraknya tapi ada satu perasaan yang menghentikan semua langkah untuk pulang, karena merasa takut keluarga di rumah terkena dampak, walaupun bukan salah satu orang yang terdampak tetapi bisa jadi kita sebagai pembawa atau carrier. Berdalih memberi alasan kenapa tidak pulang karena ingin fokus untuk menyelesaikan UTS menjadi alasan jitu untuk meredam rasa rindu kepada keluargaku.
Banyak cerita yang terjadi karena adanya pandemi COVID-19 ini. Bukan saja mempengaruhi kehidupan seseorang yang harus rela melakukan karantina diri secara mandiri, sama halnya seperti aku untuk menekan meluasnya penyebaran virus ini. Virus yang entah dari mana asalnya secara perlahan menggerus semua sektor kehidupan, yang paling terdampak adalah dalam hal sektor perekonomian.
Setiap perusahaan harus memberikan kebijakan untuk merumahkan karyawannya yang biasa dikenal dengan istilah WFH atau Work From Home. Dampaknya tentu saja membuat miris, banyak orang di seluruh dunia terkena PHK mendadak, karena pemasukan menurun dan tidak bisa menggaji karyawan seperti biasanya. Mungkin itulah salah satu dampak yang paling dirasakan oleh semua orang baik di Indonesia maupun seluruh dunia.
What's On Fimela
powered by
Melakukan Berbagai Kegiatan
Di balik itu semua, aku menjalani masa karantina dengan berbagai macam kegiatan. Mulai dari menyusun jadwal bangun tidur sampai tertidur kembali, dalam daftar yang aku tulis My Quarantine Rule. Semua aku susun mulai dari durasi olahraga, membersihkan kamar, memasak sampai dengan mengerjakan pekerjaan kantor dan tugas kuliah seperti biasanya agar bisa aku kerjakan semua tanpa ada satu kesalahan ataupun yang aku lewatkan begitu saja.
Terperangkap dalam ruangan segi empat dengan pemandangan gedung pencakar langit yang bisa aku lihat di jendela mini setidaknya memberikan sedikit udara, sampai semua kembali seperti semula. Harapan yang entah kapan akan terkabul, dan aku bebas menjalani hariku seperti biasa tanpa rasa was-was akan terkena. Mungkin aku adalah salah satu orang yang masih termasuk atau bisa dibilang beruntung dibandingkan dengan orang-orang yang ada di luar sana.
Di satu sisi, kejadian ini memberikan pemahaman yang berbeda bagiku terutama untuk hubungan antara aku dan keluargaku. Yang paling aku tekankan adalah hubunganku dengan ibuku. Hubungan kami mulai lebih dalam dan terhubung dengan adanya kejadian ini. Lebih intens menghubungi satu sama lain, bertanya kabar atau sekedar bertanya sudah makan atau belum adalah hal yang jarang aku dapatkan dari beliau. Hal itu membuat suatu perubahan yang berarti dan yang aku tunggu-tunggu, walaupun mungkin ini adalah hal yang biasa dirasakan oleh orang lain tapi mungkin berbeda dengan aku yang haus akan kasih sayang dari beliau.
Mungkin di satu sisi aku akan mengucapkan terima kasih atas kejadian ini tapi di sisi lain aku pun tidak bisa egois karena banyak orang di luar sana mungkin memohon setiap hari agar pandemi ini pergi tanpa meninggalkan jejak sedikit pun. Kita semua berdoa, mungkin berbeda kata tapi satu makna dan harapan, yang pasti kita harus selalu bekerja sama dan berfikir positif untuk menyelamatkan sebanyak mungkin manusia.
#ChangeMaker