Demi Kebaikan Bersama, Bertahanlah dengan Rasa Sepi dan Rindu

Endah Wijayanti diperbarui 08 Apr 2020, 09:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Mengubah rutinitas di tengah panedemi virus corona ini memang tidak mudah. Mengatasi rasa cemas dan was-was pun membuat kita tak nyaman. Kita semua pun berharap semua keadaan akan segera membaik. Melalui Lomba Share Your Stories: Berbagi Cerita tentang Pandemi Virus Corona ini Sahabat Fimela berbagai cerita dan harapannya di situasi ini. Langsung ikuti tulisannya di sini, ya.

***

Oleh: Adinda

Hampir dua minggu lebih menunggu ketidakpastian akibat dari kebijakan pemerintah untuk menghentikan semua aktivitas dengan slogan social distancing sangat membosankan dan menjemukan. Perkenalkan namaku Adinda, aku mahasiswa pascasarjana universitas negeri di Jawa Timur. Permasalahan yang aku hadapi sekarang sungguh tidak seperti yang aku bayangkan, ini seperti dalam pembuatan perjanjian kontrak di mana ada klausul Force Majeure seperti inilah karena pandemi COVID-19.

Posisiku sekarang sudah selesai melaksanakan ujian tesis, tidak disangka munculah pandemi ini. Sementara tinggal pemberkasan untuk pendafataran pelaksanaan wisuda. Kemudian muncul pesan dari grup WA teman kampus bahwa wisuda ditiadakan sampai batas tidak ditentukan. Hal ini membuat kecewa dan jengkel pada diriku, karena jatah beasiswaku habis akhir bulan Februari kemarin, mau tidak mau harus berhemat untuk kebutuhan harian. Baiklah semua masalah tersebut dapat aku terima karena kondisi itu merupakan keadaan luar biasa yang bersifat nasional.

Kejenuhan dan kesepian mulai muncul selama dua minggu tidak berinteraksi dengan dunia luar, rutinitas yang menjemukan hanya berkutat di rumah. Perlahan tapi pasti aku mencoba membuang kejenuhanku dengan aktivitas mandiri di rumah seperti memasak, membuat aneka prakarya dari barang bekas dirumah, berkebun. Syukur alhamdulilah hal itu membuat hilang rasa bosanku.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Sepi dan Rindu

Ilustrasi./(Foto: unsplash.com/adrian sava)

Tetapi muncul lagi perasaan sepi jikalau matahari sudah tenggelam dan malam mulai datang. Kesepian mulai mendatangiku kembali, belum lagi kerinduan terhadap pasanganku yang bekerja di luar Jawa. Aku mencoba menahan rasa rindu dan tangis kangenku dengan mencoba mendekatkan dengan Sang Pencipta. Ada perubahan ketenangan jiwa yang aku rasakan, sesekali saling mengingatkan pasangan untuk berdoa dan bertahajud setiap malam.

Tanpa dirasa pandemi ini membawa hikmah bagiku, bisa mendekatkan diri dengan Sang Pencipta, mengurus dan mengabdi kepada orang tua di rumah, mengakrabkan diri dengan saudara, dan yang terpenting adalah aku dan pasanganku menjadi lebih dewasa dengan semua proses kehidupan ini. Aku berdoa kelak segera rumah tangga kami dipersatukan kembali di Pulau Jawa, serta segerakan wabah ini hilang sebelum bulan puasa agar lebaran keluarga besar bisa berkumpul kembali. Tetap semangat dan berdoa, Tuhan tidak tidur, seperti judul film lawas "Badai Pasti Berlalu", semua kesusahan ini akan segera berakhir.

#ChangeMaker