Fimela.com, Jakarta Artis sekaligus politisi Hengky Kurniawan sempat berkeinginan memberikan rumahnya di kawasan Pejaten Barat, Jakarta Selatan untuk jadi tempat singgah paramedis yang menolong korban virus corona atau covid-19. Namun niat baiknya itu ditolak warga setempat.
Wakil Bupati Bandung Barat itu mengaku tak bisa memaksakan jika warga setempat menolak keinginan baiknya untuk menolong para tim medis. Lantaran ia paham betul masyarakat takut terkena virus dari Wuhan, China itu.
"Saya pikir kalau warga sudah keberatan kita tidak bisa memakskan. Artinya saya pikir ya mungkin kita memaklumi kekhawatiran," kata Hengky Kurniawan saat dihubungi awak media lewat sambungan telfon, Jumat (3/4/2020).
What's On Fimela
powered by
Pentingnya Edukasi
Lebih lanjut Hengky Kurniawan mengatakan pentingnya memberikan edukasi kepada warga tentang bagaimana cara menyikapi para korban virus corona serta tim medis yang menjadi garuda terdepan.
"Seperti kami di Bandung Barat juga mengedukasi masyarakat kalau ada orang yang ODP (Orang Dalam Pengawasan) jangan langsung diusir atau mengambil tindakan yang anarkis," tuturnya.
"Kan ada kejadian juga tuh karena edukasi yang kurang sehingga mereka mengusir ODP, kan kasihan. Hal seperti itu yang ya boleh kita jaga-jaga khawatir tapi kan kita juga pemahaman tentang Covid-19 ini juga kita perlu tahu," tambahnya.
Serahkan Pada Pihak Pemerintah
Sejak awal menawarkan rumahnya untuk dijadikan tempat singgah para medis, pria kelahiran Blitar, 21 Oktober 1982 itu menyerahkan pemerintah untuk membujuk warga agar keinginannya bisa terwujud.
Pasalnya dua tahun belakangan ia sudah tinggal di Kabupaten Bandung Barat, sehingga ia cukup kesulitan untuk berkomunikasi dengan warga di tempat tinggal yang di Jakarta.
"Saya mempersilakan rumah saya untuk dipergunakan, tapi terkait komunikasi dengan warga mungkin dari pemerintah pusatnya nanti komunikasi," kata Hengky Kurniawan.
"Saya juga kan tidak bisa ke Jakarta karena posisi Covid-19 ini kan kami pemda Bandung Barat terus keliling bergerak. Jadi kalau memang ada penolakan ya tentu kita tidak bisa memaksakan," tambahnya.