Fimela.com, Jakarta Mengubah rutinitas di tengah panedemi virus corona ini memang tidak mudah. Mengatasi rasa cemas dan was-was pun membuat kita tak nyaman. Kita semua pun berharap semua keadaan akan segera membaik. Melalui Lomba Share Your Stories: Berbagi Cerita tentang Pandemi Virus Corona ini Sahabat Fimela berbagai cerita dan harapannya di situasi ini. Langsung ikuti tulisannya di sini, ya.
***
Oleh: Gina Theresia Napitupulu
Sudah kurang lebih dua minggu beraktivitas di rumah saja, semenjak pandemi corona virus merebak khususnya di ibu kota Jakarta. Jujur saja saya dan teman saya yang lain senang mendengarkan bahwa kuliah di kampus diganti dengan kuliah online atau PJJ (pembelajaran jarak jauh) di rumah. Karena saya merasa pada saat itu beraktivitas di rumah saja cukup menyenangkan, dibanding harus capek-capek menempuh jarak yang cukup jauh sekitar 35 menit dari rumah ke kampus hampir setiap hari. Dan belum ditambah macet dan cuaca yang tidak mendukung.
Namun, kuliah online di rumah dan beraktivitas seharian di rumah tidak semudah dengan apa yang dibayangkan dan dirasakan. H-1 perkuliahan online diawali dengan men-download berbagai macam aplikasi online seperti Zoom, Google Classroom, Edmodo, dan lain-lain. Pada saat menjalani hari pertama kuliah dan seterusnya, banyak sekali tantangan dan kendalanya yang tidak hanya dirasakan oleh saya secara pribadi saja.
Masalah pertama, banyak teman yang harus menghapus dan men-download kembali aplikasinya karena memori HP tidak cukup. Kedua, PJJ yang dilakukan oleh setiap dosen pada mata kuliah sesuai jadwalnya tersebut rata-rata hanya memberikan tugas saja dan per hari bisa ada 2-5 tugas yang harus dikerjakan sesuai deadline.
What's On Fimela
powered by
Memang Bikin Pusing
Ketiga, jujur saja saya seperti ketinggalan banyak pelajaran, di mana saya banyak tidak mengerti dengan tugas yang harus dikerjakan tersebut dan juga dengan materi yang kelompok saya atau dosen atau teman saya yang sedang presentasi secara online melalui sebuah aplikasi. Kemudian kuliah online ini diperburuk dengan kuota dan sinyal yang tidak baik. Jadi saat video call dengan seluruh teman dan juga dosen, sering kali akun saya keluar dari aplikasinya karena sinyal yang buruk. Sementara presentasi dan pembelajaran sedang dimulai.
Keempat, ada beberapa dosen yang kurang menguasai teknologi. Sehingga terkadang kami bingung harus memberitahukannya dan harus bagaimana mengenai pembelajaran mata kuliah tersebut. Kelima, biasanya setiap di dalam kelas atau di luar kelas saya bisa tertawa bercengkrama, rapat, hangout atau melakukan aktivitas yang saya suka di mana pun dan kapanpun. Tapi saat ini kami hanya bisa mengerjakan tugas, presentasi, rapat, bersosialisai, belajar hanya melalui sistem online. Aku jujur saja kangen sekali dengan aktivitas di luar rumah, kangen dengan teman-teman dan orang sekelilingku.
Pada hari Senin tanggal 6 April ini, aku semakin sedih karena mendengar bahwa kasus pandemi corona ini semakin parah. Aku juga baru diberi kabar oleh pihak kampus pagi tadi melalui surat edaran online dari WA memberitahukan bahwa, kuliah online diperpanjang hingga satu semester. Mendengar perpanjangan itu, kepalaku semakin mumet dan kesal pastinya. Begitu juga temen-temen kelas saya yang mengeluhkan hal yang sama. "BOSEN, RIP MATAKULIAH SEMESTER INI, MAPUS AJA GW, CORONA CEPET PERGI KEK." Beberapa kata yang mereka ketik di grup WA kelas.
Ambil Positifnya Saja
Namun dari semua ini tidak ada yang dapat saya salahkan, hal ini justru membuat saya belajar banyak hal. Pertama, lebih menghargai waktu bersama saat bisa berbincang-bincang, bertemu dengan teman atau orang lain, belajar dengan baik saat kuliah berlangsung dan juga mendengarkan dosen atau temen yang lagi presentasi atau menjelaskan materi di kampus tanpa sibuk sendiri dengan handphone.
Kedua, lebih banyak mendekatkan diri kepada Tuhan dan keluarga di rumah. Sama-sama berdoa kepada Tuhan agar melindungi kami sekeluarga dan dari virus Corona dan berdoa agar pandemi ini berakhir secepatnya. Ketiga, belajar untuk menghargai lingkungan dan kebersihan. Dengan hak ini mengajarkan banyak arti terutama di Jakarta, yang setiap harinya selalu dipenuhi dengan kendaraan yang menyebabkan polusi udara dan juga warganya yang kurang memperhatikan kebersihan lingkungan.
Kali ini sentilan buat saya dan masyarakat sekitar untuk mencoba mengurangi polusi udara dan lebih peduli lagi dengan kebersihan lingkungan sekitar. Keempat, sebenarnya banyak yang bisa dilakukan di rumah selain mengerjakan tugas, makan, main HP, mandi lalu tidur. Kita juga bisa berolahraga di rumah, mengajak teman-teman di rumah untuk bikin cover lagu, bersih-bersih rumah, dan lain sebagainya.
Semua yang terjadi pada bangsa Indonesia dan di hampir seluruh dunia ini kita coba ambil sisi positifnya dan mencoba menuruti semua langkah dan anjuran yang telah ditegaskan oleh pemerintah yaitu lockdown. Kita tidak tahu sampai kapan kasus virus corona ini akan berakhir. Namun, jika kita bersatu untuk menuruti segala anjuran yang ada dan tidak luput untuk berdoa pada yang diatas. Niscaya, semua akan kembali membaik.
#ChangeMaker