Fimela.com, Jakarta Mencintai diri sendiri bukanlah tindakan egois. Justru dengan mencintai diri sendiri, kita bisa menjalani hidup dengan lebih baik. Di antara kita ada yang harus melewati banyak hal berat dalam hidup sampai rasanya sudah tak punya harapan apa-apa lagi. Namun, dengan kembali mencintai diri sendiri dan membenahi diri, cahaya baru dalam hidup akan kembali bersinar. Melalui salah satu tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela dalam Lomba My Self-Love Story: Caramu untuk Mencintai Diri ini kita akan memetik sebuah inspirasi baru yang dapat mencerahkan kembali hidup kita.
***
Oleh: Agnes Tia
“Kalau kamu ingin dihargai orang lain, hargailah diri kamu sendiri." Mungkin sudah banyak di antara kalian yang sering mendengar kalimat bijak tersebut. Tapi, apakah benar nyatanya demikian? Apakah sudah kalian rasakan penghargaan orang lain setelah kalian menghargai diri sendiri? Belum? Aku mengerti. Aku pun pernah merasakan hal yang sama. Aku merasa masih belum mendapatkan penghargaan dari orang lain meskipun aku berusaha untuk menghargai diriku sendiri.
Menjelang usia 30 tahun, bagi seorang wanita lajang sepertiku adalah masa terberat yang harus aku jalani. Belum adanya sosok pendamping menjadi sumber masalahnya. Banyak pertanyaan, “Kapan kau menikah?” datang dari keluarga bahkan tetangga yang seakan membuatku merasa tersudut. Bukannya aku tak mendamba membina rumah tangga. Mungkin masih belum saatnya jodohku datang.
Aku paham, aku mengerti, jodoh itu harus usaha. Aku pun sudah melakukannya. Mulai dari meminta teman untuk menjodohkanku dengan temannya yang juga masih single hingga daftar aplikasi pencari jodoh pun pernah aku lakukan. Hasilnya, belum ada yang mengarah pada hubungan yang lebih serius. Kadang aku merasa lelah dan ingin berhenti saja mencoba mencari pendamping. Aku merasa banyak kekurangan dalam diriku. Aku mulai kecil hati karena selama ini aku merasa tidak punya potensi.
Menjalani Hari Saat Ini Sebaik-baiknya
Belum bisa lepas dari beban pencarian jodoh, masih ada masalah lain yang terus membuatku tidak bahagia. Membandingkan diri dengan orang lain. Rasa tidak percaya diri selalu menghalangiku untuk mencoba sesuatu. Takut gagal, takut memulai sesuatu. Aku merasa iri ketika ada seorang yang sukses, mempunyai karier bagus, serta punya pendamping setia dan sesuai kriteria. “Bagaimana aku tidak bisa menjadi bahagia sepertinya?” pertanyaan itu yang seakan terus berputar di kepalaku. Tanpa sadar, aku lupa bahwa setiap orang mempunyai cara bahagia yang berbeda-beda. Dia dengan pasangannya, sedangkan aku yang masih sendiri mencari arti kebahagiaan. Tentu tidak mudah. Banyak hal yang aku lakukan untuk kembali menemukan rasa percaya diriku.
Aku mulai lagi mencoba mengenali diriku. Mengenali potensiku. Menemukan kembali rasa percaya diriku. Mulai menulis blog lagi setelah lama kutinggalkan. Mencoba kembali menjalin komunikasi dengan teman-teman lama, yang mungkin darinya bisa jadi jodoh pun datang. Harapan itu selalu ada, selama kita berusaha dan berdoa. Aku percaya, Tuhan akan tunjukkan jalan pada hamba-Nya yang berusaha. Hasilnya, aku kini merasa bahagia dengan lebih menghargai diriku sendiri. Tidak memandang rendah diriku hanya karena masih lajang di usia menjelang 30 tahun ini. Tidak ada lagi alasan untuk bersedih dan merasa sendiri.
Aku mempunyai banyak waktu untuk bersenang senang dan belajar hidup yang berkualitas. Traveling ke tempat yang belum pernah aku kunjungi serta menulis lebih banyak lagi hal-hal yang bermanfaat. Jodoh itu bukan perkara harus segera dapat. Tapi kalau jodoh, pasti dia mendekat. Sabar adalah kuncinya.
#ChangeMaker