Fimela.com, Jakarta Masker bedah kini menjadi barang langka yang sangat sulit dicari, semenjak Covid-19 masuk ke Indonesia. Bukan tanpa alasan, semua orang memburu masker tersebut untuk melindungi diri dari penularan Covid-19 yang dapat tertular dengan mudah dari satu manusia ke manusia lainnya. Menggunakan masker memperkecil risiko penularan.
Sayangnya, fenomena ini justru diwarnai dengan aksi penimbunan yang tidak bertanggung jawab. Hal ini membuat semua orang menjadi kesulitan dan cemas akibat tidak bisa mendapatkan masker. Sementara itu, oknum – oknum yang melakukan penimbunan justru mengambil keuntungan dari penjualan masker dengan memasang harga yang tidak wajar.
Tentu saja kondisi ini menimbulkan kemarahan publik karena tindakan tersebut sangat merugikan dan membahayakan banyak orang. Mempertimbangkan kondisi tersebut, beberapa orang mencoba mencari alternatif agar tetap dapat melindungi diri dari Covid-19, salah satunya adalah menggunakan masker kain.
Masker kain justru kini mudah dijumpai dan mudah didapatkan, banyak sekali pihak yang membuat dan menjualnya baik secara langsung maupun online. Masker kain juga menjadi alternatif bagi masyarakat yang sulit mendapatkan masker bedah. Dengan harga yang relatif terjangkau serta dapat dicuci dan dipakai kembali, masker kain dinilai lebih praktis dan ekonomis.
Melihat fenomena penggunaan masker kain saat ini seperti menjadi kebutuhan baru bagi masyarakat. Oleh karenanya, Fimela.com pada artikel kali ini akan mengulik kelebihan dan kekurangan dari masker kain. Informasi penting ini akan memberikan wawasan baru bagi anda para pengguna masker kain, simak penjelasannya berikut ini.
Masker Kain Memiliki Fungsi Penahan Droplet
Walaupun banyak yang meragukan efektivitas masker kain, ternyata masker ini memiliki fungsi yang sama dengan masker bedah yakni, mampu menahan droplet. Droplet atau percikan air ludah merupakan sumber terjaidnya penularan Covid-19 karena dapat berpindah dari orang sakit ke orang sehat.
Masker kain mampu menahan droplet dari si pengguna maupun dari orang lain, akan tetapi penggunaan masker ini memiliki rambu-rambu. Kamu tidak boleh memakai masker ini lebih dari tiga jam dan harus segera menggantinya agar tetap steril. Dianjurkan kepada para pengguna masker kain untuk memiliki banyak stok agar dapat berganti-ganti.
Mampu menahan droplet, masker kain justru direkomendasikan oleh Achmad Yurianto selaku Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19. Menurutnya, penggunaan masker berbahan kain lebih baik daripada tidak menggunakan masker sama sekali, ini juga menunjukkan komitmen bersama dalam memerangi pandemi Covid-19.
Masker Kain Lebih Praktis dan Terjangkau
Penggunaan masker kain dinilai lebih praktis dan juga terjangkau. Masker kain dapat dicuci dan digunakan kembali berulang-ulang, cara mencucinya pun seperti mencuci pada umumnya sehingga hal ini membuat masker lain dinilai praktis. Apabila kita mengguanakan masker bedah maka, itu hanya untuk sekali pemakaian dan secara otomatis akan banyak menghasilkan sampah.
Selanjutnya, masker kain dinilai lebih terjangkau dibandingkan masker bedah yang saat ini harganya bisa mencapai 300.000 rupiah/boxnya. Hal ini tentunya menjadi pertimbangan penting mengapa masker kain lebih banyak diminati. Selain harganya terjangkau, masker ini mudah ditemui.
Para penjual masker kain biasanya memiliki banyak varian warna maupun motif, hal ini menjadi daya tarik tersendiri terutama bagi kaum wanita. Biasanya mereka akan membeli banyak masker dengan beragam warna dan motif agar bisa diserasikan dengan baju yang mereka pakai.
Masker Kain Tidak Direkomendasikan Bagi Petugas Kesehatan
Dibalik segala kelebihan yang dimiliki oleh masker kain sebagai alternatif bagi sebagian besar masyarakat, ternyata masker ini memiliki kekurangan. Masker ini sangat tidak direkomendasikan bagi petugas kesehatan yang memiliki tanggung jawab medis dalam penanganan Covid-19. Menggunakan masker kain bagi mereka akan menimbulkan banyak risiko.
Petugas kesehatan dilarang menggunakan masker kain karena justru penggunaannya akan memperbesar kemungkinan terpapar virus dari pasien yang sedang dirawat. Bagaimanapun juga masker bedah tiga kali lebih efektif ketimbang masker kain dalam mencegah penyebaran virus, dikutip dari Jurnal Disaster Medicine and Public Health Preparadness. Masker kain dinilai tidak mampu menyaring partikel kecil virus sehingga penggunaannya membahayakan tenaga medis.
Penggunaan masker kain didunia medis sendiri merupakan sebuah pengecualian apabila terdapat situasi tidak terduga dimana mereka kekurangan masker bedah ataupun makser N95. Apabila hal itu terjadi, maka dengan terpaksa para petugas diizinkan untuk menggunakan masker kain.
Protokol lain yang harus diperhatikan ketika memakai masker kain adalah menjaga kebersihannya dengan rajin mengganti masker tiap tiga jam sekali. Kemudian mencucinya dengan bersih. Sangat dianjurkan penggunaannya dikombinasikan dengan pelindung wajah plastik yang menutupi keseluruhan bagian depan dan samping wajah.