Fimela.com, Jakarta Mencintai diri sendiri bukanlah tindakan egois. Justru dengan mencintai diri sendiri, kita bisa menjalani hidup dengan lebih baik. Di antara kita ada yang harus melewati banyak hal berat dalam hidup sampai rasanya sudah tak punya harapan apa-apa lagi. Namun, dengan kembali mencintai diri sendiri dan membenahi diri, cahaya baru dalam hidup akan kembali bersinar. Melalui salah satu tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela dalam Lomba My Self-Love Story: Caramu untuk Mencintai Diri ini kita akan memetik sebuah inspirasi baru yang dapat mencerahkan kembali hidup kita.
***
Oleh: Agung Dewi
Dalam hidup, benar adanya jika manusia memiliki sikap egois, dan tidak pernah merasa puas. Seperti apa yang aku alami dan keadaan yang mengelilingiku. Terlahir sebagai manusia yang begini adanya. Kakiku cacat sebelah karena kelainan gen yang terbawa sejak lahir. Ekonomi keluarga yang morat-marit, kulit bawaan berwarna cokelat gelap yang menjadi bahan bulan-bulanan teman seusiaku. Di usiaku yang menginjak masa puber sungguh aku merasa betapa dunia begitu tak adil padaku. Mengapa aku harus merasa minder dan selalu dihantui oleh beragam kesempurnaan manusia juga latar belakangnya di luar sana?
Waktu terus berputar, usia pun tak berhenti melaju, namun aku masih berada di kegelapan yang menggelutiku setiap malam. Kini aku menyerah untuk terus mengeluh. Hatiku tersentak oleh malam di mana aku diingatkan bahwa Tuhanku tak pernah memejamkan penglihatannya, satu-satunya orang tuaku yang tersisa dan banting tulang mencari penghidupan bagi anak-anaknya. Dia ibuku yang tak berhenti menghadapi getirnya kehidupan selama ini.
Tak penting jika ada ribuan orang di luar sana yang mengolok-olok fisikku. Aku belajar menerima bahwa yang ditakdirkan untukku adalah bagian dari karma di kehidupan masa laluku dan kini menjadi skenario yang harus kujalani hingga nafas ini berakhir.
Masih Banyak Anugerah untuk Disyukuri
Aku masih punya satu kaki yang utuh, dua tangan yang lengkap untuk mempelajari kegemaranku menjahit. Kuubah duniaku yang penuh kemurungan agar ruang cinta bisa hidup dalam hidupku. Dengan menerima segala kekuranganku aku mampu memutar segalanya menjadi sebuah anugerah. Aku mengakui keadaanku apa adanya, aku menerima takdirku sebagaimana mestinya dan mencintai setiap sudut di mana tak mampu aku syukuri selama ini.
Begitu baiknya Tuhan masih memberiku kesempatan agar mataku terbuka lebar untuk menikmati. Hatiku kini meluas dan melapang untuk menerima, dan seluruh panca indera yang utuh untuk kugunakan sebaik-baiknya dan penuh manfaat. Bagiku, berhenti egois dalam memandang segala yang kita miliki sebagai kekurangan adalah nikmat yang tak mampu kuungkapkan. Tak ada yang lebih mencintaiku selain diriku sendiri pun tak ada yang begitu menghargaiku sebelum aku menghargainya.
Tak hanya mindset-ku yang membaik, waktu kumanfaatkan untuk memperbaiki keadaan ekonomi berbekal skill menjahit dan desainku, hingga lingkungan kini mengakui kegigihanku. Aku terinspirasi oleh mewahnya hidup yang kusia-siakan selama ini. Bagiku, di luar sana masih banyak cerita yang lebih pelik. Akan kuselipkan kisah pembelajaran hidup ini dan kuceritakan pada anak cucu di masa depan agar memaknai kehidupan dengan bijaksana.
#ChangeMaker