Indonesia kini tengah berduka, bukan hanya karena permasalahan penanganan Covid-19 tetapi juga berita berpulangnya Ibunda Jokowi. Beliau berpulang tepat pada pukul 16.45 WIB di Solo, Jawa Tengah, tepatnya di Rumah Sakit TNI Slamet Riyadi. Menurut informasi yang beredar, Ibunda Jokowi akan dimakamkan di Mundu, Jawa Tengah.
Presiden Jokowi pun telah menggelar konferensi pers pada Rabu (25/3) dikediamannya terkait penyebab meninggalnya Ibunda jokowi. Konferensi tersebut digelar di rumah duka yang berlokasi di Jalan Pleret, Kecamatan Banjarsari, Solo. Konferensi dimulai pada pukul 19.30 WIB setelah Presiden Jokowi bersama jenazah ibunda sampai dirumah duka.
Melalui konferensi pers, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa ibundanya meninggal akibat penyakit kanker yang telah diderita selama 4 tahun belakangan. “Yang saya tahu bahwa ibu ini sudah 4 tahun mengidap sakit yaitu kanker dan sudah berobat, sudah berusaha, berikhtiar utamanya ke RSPAD Gatut Subroto,“ ujar Presiden sembari didampingi keluarga. Menurut penuturan didapatkan informasi bahwa sebelumnya, Ibunda sempat menjalani perawatan dan pengobatan di RSPAD Gatot Subroto.
Informasi selanjutnya yang diungkapkan oleh Presiden Jokowi bahwa kanker yang diderita Ibundanya ialah kanker tenggorokan. Selama 4 tahun, Sudjiatmi berusaha melawan kankernya bahkan beliau masih beraktivitas seperti biasa. Kematiannya begitu mendadak hingga mengejutkan semua pihak termasuk Presiden Jokowi yang saat itu memutuskan untuk langsung terbang ke Solo saat mendengar berita kepulangan ibundanya.
Selain keterangan dari Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka selaku cucu Sudjiatmi yang ikut mendampingi selama konferensi pers berlangsung turut memberikan keterangan. Gibran mengungkapkan bahwa sang nenek merupakan sosok yang kuat dalam menghadapi penyakitnya dengan tidak menunjukkan rasa sakitnya kepada keluarga. Hal tersebut juga sempat dijelaskan di akun media sosialnya.
"Empat tahun Eyang Noto gerah (sakit), tapi tak pernah menunjukkan rasa sakitnya kepada anak-cucunya. Beliau masih berusaha mendatangi pengajian dan kegiatan-kegiatan lainnya, bahkan kadang naik becak sendirian atau minta diantar sopir," tulis Gibran di akun media sosialnya.
Sempat Diberitakan Meninggal Akibat Virus Corona
Sebelum informasi mengenai penyebab meninggal Ibunda Jokowi disampaikan secara resmi oleh Presiden kepada publik, beredar berita bahwa penyebabnya adalah Covid-19. Seperti yang diketahui bersama, penanganan Covid-19 masih menjadi isu terhangat yang banyak dikhawatirkan oleh masyarakat karena jumlah korban yang terus bertambah setiap harinya. Hal inilah yang memancing spekulasi bahwa penyebab meninggal Sudjiatmi dikarenakan infeksi Covid-19.
Informasi keliru tersebut pun langsung ditanggapi oleh Teten Masduki selaku Menteri Koperasi dan UMKM. Beliau mengatakan bahwa spekulasi yang berkembang di masyarakat terkait penyebab meninggalnya Ibu Sudjiatmi karena infeksi Covid-19 adalah berita yang tidak benar. Teten menegaskan bahwa Ibunda Jokowi meninggal karena sakit.
Mengenal Kanker Tenggorokan Secara Medis
Kanker tenggorokan yang diderita selama 4 tahun menjadi penyebab meninggalnya Ibunda Jokowi, Sudjiatmi Notomiharjo. Sebelumnya, Ibu Noto, panggilan akrab Ibunda Jokowi sempat diisukan meninggal akibat Covid-19. Menghindari isu yang tidak benar, kali ini Fimela.com akan mencoba menggali infomasi mengenai kanker tenggorokan secara medis. Berikut pemaparannya.
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit kanker yang menyerang jaringan tenggorokan. Dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa kanker tenggorokan timbul disela-sela tenggorokan kemudian mengalami mutasi genetik.
Mutasi tersebut mengakibatkan sel yang tumbuh menjadi tidak terkendali dan terus bertumbuh sembari sel sehat lainnya mati. Sel ini akhirnya membentuk tumor di tenggorokan.
Gejala – gejala kanker tenggorokan secara umum dapat dilihat seperti, perubahan suara yang menjadi serak hingga bicara menjadi tidak jelas, mengalami kesulitan menelan, hinggak timbul benjolan dan beberapa pembengkakak pada bagian organ tubuh tertentu.
Sementara itu, penyebab kanker tenggorokan belum dapat dipastikan secara pasti tetapi terdapat beberapa faktor risiko yang dapat memicu kanker. Dikutip dari Alodokter yang menyebutkan bahwa terdapat sejumlah faktor risiko seperti; infeksi HPV (human papillomavirus), penyakit asam lambung, kesehatan gigi yang tidak terjaga, hingga kondisi imun yang lemah.
Adapun tahapan pengobatan pada penyakit kanker tenggorokan bergantung pada tingkat stadium kanker yang diderita. Beberapa tindakan pengobatan yang biasa dilakukan untuk penanganan kanker yakni, radioterapi, kemoterapi, operasi dan terapi obat.
Sebagai rujukan, kunci tepat dalam penanganan kanker tenggorokan ialah deteksi dini. Apabila timbul gejala – gejala yang telah disebutkan diatas sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Pemeriksaan secara cepat dan tepat akan mengurangi risiko yang lebih parah. Jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan yakni, nasoendoskopi atau pemeriksaan dengan melihat kondisi tenggorokan melalui alat berkamera, biopsi jaringan yakni mengambil sampel jaringan untuk dicek di laboratorium, dan pemindaian dengan foto rontgen, CT Scan MRI atau PET Scan. Tindakan ini bertujuan untuk menentukan tingkat penyebaran kanker.