Fimela.com, Jakarta Di tengah imbauan pemerintah soal social distance mencegah penyebaran virus corona Covid-19, salah seorang calon pengantin Peggy Agustien tetap optimistis menggelar pemberkatan dan pesta adat pada Sabtu, 28 Maret 2019. Setelah technical meeting terakhir, ia pun menyiapkan fasilitas yang diminta penyedia gedung seperti thermal gun, ruang isolasi, hand sanitizer, dan ucapan tanpa jabat tangan selama resepsi seperti tertulis dalam surat edaran yang dirilis pada 17 Maret 2020.
Saat itu Peggy sekeluarga sudah siap menerima konsekuensi, pahit-pahitnya banyak undangan absen, wajar karena semua mementingkan kesehatan masing-masing bukan? Wacana pembatalan pun sudah terpikirkan, namun ada keraguan dan masih banyak pertimbangan, di tengah kebimbangan munculah aturan pelarangan dari Polri untuk menggelar acara yang mengumpulkan banyak orang termasuk resepsi pernikahan.
"Tadinya imbauan sekarang jadi larangan, inilah jawaban yang gue tunggu, inginnya keputusan penundaan resepsi pernikahan datang dari pihak eksternal. Rasanya lebih lega sekarang ketimbang sebelumnya, lebih uring-uringan," ujar Peggy saat dihubungi fimela, Senin (23/3).
Perempuan yang bekerja di situs web dan aplikasi pemesanan hotel dan tiket pesawat ini pun langsung mengontak pihak wedding organizer pada hari yang sama, (23/3) untuk mengabarkan keputusan penundaan pernikahan. Nada kelegaan terdengar dari ujung telepon dan sepertinya reaksi berantai yang sama akan dirasakan vendor lainnya.
Maksimalisasi MUA Marlene Hariman Bantu Calon Pengantin
Salah satu yang lega dengan keputusan pembatalan adalah MUA ternama Marlene Hariman. Itu adalah suara hati Marlene yang tak akan diungkap jika calon pengantin tetap bersikeras menggelar resepsi pernikahan.
"Kemarin masih ada makeup-in pengantin lalu banyak yang tanya, kok masih pesta-pesta? Aku kan cuma menjalani profesionalitas, karena yang pegang keputusan pengantinnya," ujar Marlene lewat telepon.
Hingga saat ini ada 16 calon pengantin yang sudah membayar lunas jasa rias wajahnya. Ia tak memiliki kebijakan refund melainkan akan menyesuaikan penjadwalan ulang atau mengganti makeup untuk event lain.
"Kalau refund bisa mengacaukan cash flow, jadi sebisa mungkin aku fleksibel soal perubahan tanggal makeup. Atau makeup bride diganti dengan prewedding atau pengajian," lanjutnya.
Jangan Merugikan dan Tidak Memberatkan
Keputusan pembatalan resepsi dari para calon pengantin juga disambut baik oleh maestro aksesori Indonesia sekaligus spesialis tiara pernikahan Rinaldy Yunardi. Sebab hal itu adalah keputusan terbaik untuk semua.
Saat keputusan pembatalan resepsi pernikahan diambil, itulah saatnya semua vendor saling memahami dengan situasi yang tidak diinginkan ini. Jangan mengambil kesempatan dan kesempitan, melainkan saling menguatkan dan tidak merugikan.
"Calon pengantin mana yang tiba-tiba mau membatalkan pernikahannya, jadi inilah saatnya kita para vendor saling memahami, jangan merugikan apalagi sampai memberatkan," timpal Rinaldy Yunardi yang juga sudah meliburkan semua karyawannya.
Jika tetap ingin menggelar resepsi pernikahan, sebenarnya pemerintah juga tak melarang, dengan deretan syarat yang harus dipenuhi. Dan jika bujet pernikahan berlebih, tak ada salahnya dialokasikan untuk dana bantuan bagi yang membutuhkan.
"Jika memang bujet berlebih, bisa juga dialokasikan untuk tenaga medis membeli alat-alat kesehatan yang dibutuhkan selama pandemi virus corona. Pokoknya kita saling membantu di situasi seperti sekarang," lanjutnya.
Tetap Tenang, Sabar, Saling Menguatkan
Hal senada juga disuarakan desainer kebaya pernikahan Didiet Maulana. Menurutnya yang terpenting dari perkawinan adalah ijab kabul atau pemberkatan serta tercatat di catatan sipil.
"Selebihnya baru selebrasi. Tetap tenang, tetap sabar, dan saling menguatkan. Jangan takut, rezeki sudah diatur, dan tetap optimis jika kita semua bisa mengalahkan virus ini," timpalnya.
Rasa optimistis mutlak dibutuhkan untuk terus sampai pada titik terang dalam situasi krisis seperti sekarang. Sebab bukan hanya industri fashion dan wedding saja yang mengalami dampaknya.
"Bujet perkawinan yang sudah ditetapkan juga bisa dialokasikan untuk hal lain. Perubahan apa yang akan terjadi di industri? Kita lihat perkembangan seperti apa," lanjut Didiet.
Pentingnya Komunikasi dan Kesepahaman di Tengah Kepanikan
Pada akhirnya, penundaan resepsi pernikahan berimbas pada perubahan jadwal yang tidak sesederhana dibayangkan. Hal itu menyebabkan paket-paket pernikahan yang sudah disepakati sebelumnya ditinjau ulang untuk menyesuaikan agar tak ada yang dirugikan.
"Dalam kondisi force majeure seperti ini kami melihat pentingnya komunikasi dan kesepahaman agar kedua belah pihak dapat menemukan jalan keluar tanpa harus merugikan salah satu pihak. Karena di sisi lain perubahan paket-paket pernikahan kerap merugikan pihak vendor," ujar Founder thephotomoto Erlangga Muhammad.
Tantangan terbesar yang dihadapinya sekarang adalah mencari cara tetap berjalan di tengah berhentinya project atau cashflow. Serta mencari titik temu dari berbagai pihak yang melakukan permintaan khusus pada perubahan jadwal.
"Mekanismenya DP dulu dan pelunasan H-1 minggu acara. Sekarang pelunasan mengikuti tanggal wedding yang harus reschedule karena case corona. Jadi cari win-win solution-nya," tutup Erlangga.
Simak Video Menarik Berikut
#ChangeMaker