Fimela.com, Jakarta Virus corona atau Covid-19 menjadi penyakit baru yang masih diteliti vaksinya. Virus dari China ini menjadi ancamana bagi kesehatan dunia. Di Indonesia sendiri sampai Kamis (19/03) tercatat 309 pasien positif Covid-19, 25 orang meninggal, dan 15 sembuh.
Bahkan, pandemi global ini menjadi pengalaman terberat bagi seorang dokter di Indonesia. Dokter senior, dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH pun berbagi pengalaman ketika menangani kasus Covid-19.
"Saya sudah 30 tahun menjadi dokter, selama menjadi dokter pengalaman terberat saat pandemi global Covid-19 ini," ujarnya kepada Fimela.com.
dr. Ari mengatakan virus corona ini menular secara cepat dari satu orang ke orang lain. Rendahnya sense of crisis di awal merebaknya Covid-19 telah membuat Indonesia abai dalam mengantisipasi pandemi global ini.
"Dalam menghadapi pandemi global, semua akan mempunyai kebutuhan yang sama. Semua membutuhkan masker, alat pelindung diri, dokter dan perawat, serta obat dan vaksin. Semua negara mempunyai permasalahan yang sama maka kalaupun obat dan vaksin ditemukan pada satu negara, pemenuhan utama akan diprioritaskan untuk negara dan bangsanya sendiri," paparnya.
Menurutnya, sejak kasus pertama positif Covid-19 terungkap interaksinya dengan sesama rekan seprofesi juga ikut dibatasi. Dan hal itu menjadi tantangan tersendiri terutama saat berkoordinasi.
"Pandemi global COVID-19 ini memang luar biasa dan saya sebut hari-hari tersulit saya sebagai dokter. Saya dan rekan-rekan tidak dapat berinteraksi langsung dan melakukan pertemuan atau rapat dalam satu ruang tertutup untuk koordinasi mengatasi masalah ini," ungkapnya.
Menerapkan social distancing
dr. Ari pun menerapkan social distancing, di mana sebagai petugas kesehatan dapat tertular langsung dari pasien yang sedang dilayani baik di poliklinik dan maupun rawat inap. "Terus terang ini juga sudah saya prediksi, bahwa model penyebaran kontak langsung seperti saat ini membuat petugas kesehatan bisa menjadi korban," ucapnya.
Social distancing yang diterapkan dr. Ari pun dikarenakan mendengar ada perawatan yang meninggal karena Covid-19. Ada dokter dan dokter gigi yang meninggal, menurutnya sebagain besar tertular dari pasien-paseinnya.
"Kabar buruk bertubi-tubi ini tentu membuat hati kecil saya ciut. Apalagi keterbatasan masker, alat pelindung, dan hand sanitizer. Tapi saya tetap terima pasien seperti melakukan endoskopi. Saya harus memberikan contoh kepada rekan-rekan dan junior. Saya memberi semangat kepada teman-teman sejawat dan juniornya untuk melakukan hal serupa. Tidak meninggalkan gelanggang walau nyawa taruhannya," tutupnya.
Sahabat Fimela, kita doakan semoga para petugas medis selalu diberi kesehatan di tengah merawat pasien virus corona. Kita sebagai masyarakat tentu harus patuh ketika harus tetap di rumah untuk mencegah penyebaran semakin meluas.
#Changemaker