Fimela.com, Jakarta Sebagai orang Indonesia, pasti kamu sering mengonsumsi nasi. Hampir semua makanan Indonesia sangat cocok disantap dengan nasi. Tak hanya makanan Indonesia saja, makanan Asia lainnya seperti sushi juga mengandung nasi. Bahkan, masakan Cina pun sangat pas dimakan dengan nasi.
Ada berbagai jenis beras, mulai dari beras putih, beras merah, beras coklat, beras hitam dan lain sebagainya. Beras putih dan beras merah sama-sama berasal dari gandum yang sama. Tapi beras putih melewati proses pemurnian yang disebut pearling. Selama proses ini, biji melewati mesin yang akan menggulungnya dan akan meninggalkan biji putih. Pearling mengubah profil nutrisi beras, mempersingkat waktu memasak dan memperpanjang umur simpan.
Melansir dari purewow.com, satu cangkir nasi putih mengandung 242 kalori, 0,4 gram lemak, 53,2 gram karbohidrat, 0,6 gram serat, dan 4,4 gram protein. Sedangkan pada satu cangkir nasi merah, mengandung 216 kalori, 1,8 gram lemak, 44 gram karbohidrat, 3,5 gram serat, dan 5 gram protein.
Mana yang Lebih Sehat?
Secara keseluruhan, beras merah adalah pilihan yang lebih sehat. Secara umum, biji utuh lebih baik untuk tubuh daripada yang sudah diolah. Seperti yang sudah dijelaskan, adanya proses pengikisan pada beras putih berarti sudah tidak lagi berupa gandum utuh.
Kedua jenis beras tersebut mengandung nutrisi yang bagus. Beras merah sebagai sumber antioksidan, vitamin B, mineral, serat dan juga protein. Ini juga pilihan yang cocok untuk kamu yang sedang diet.
Meskipun beras merah lebih padat gizi, beras putih juga memiliki nutrisi yang baik untuk tubuh. Hanya saja kamu perlu memerhatikan porsinya. Pertimbangkan juga bahwa beberapa jenis nasi sesuai dengan hidangan tertentu. Misalnya, jika kamu membuat puding beras atau ketan, tidak masalah jika menggunakan nasi putih, asal kamu mengonsumsinya dengan porsi yang tepat.
Jika kamu tidak ingin mengonsumsi beras putih atau beras merah, ada beberapa alternatif yang dapat kamu konsumsi seperti quinoa, nasi kembang kol, nasi shirataki, umbi-umbian, dan lain sebagainya.
#ChangeMaker
Penulis: Zhafira Majdina