Fimela.com, Jakarta Perayaan Hari Perempuan Internasional jatuh pada tanggal 8 Maret 2020, ada banyak perempuan hebat di dunia yang bisa menginspirasi perempuan lainnya untuk bangkit menjadi perempuan yang kuat dan tangguh, baik di keluarga maupun masyakat.
Di Indonesia sendiri, salah satu perempun yang bisa menjadi inspirasi ialah Nurhayati Subakat, pebisnis perempuan pendiri PT Paragon Technology and Innovation (PTI), perusahaan yang menaungi brand kecantikan lokal ternama, seperti Wardah, Make Over, dan Emina.
Salah satu produknya yang menjadi favorit perempuan Indonesia ialah, Wardah. Brand kosmetik terbesar di Indonesia ini mengedepankan formula halal. Maka tak heran, Wardah dikenal dan sangat melekat di hati perempuan Indonesia.
Tentu banyak lika liku perjalanan yang harus dilalui Nurhayati hingga akhirnya PT. Paragon menjadi perusahaan kosmetik terbesar di Indonesia yang memiliki 12 ribu pekerja. Di acara Women Festive yang diselenggarakan di Balai Kartini, Jakarta, Nurhayati menceritakan pertama membangun bisnis ini melalui mimpi yang sederhana dengan tujuan dapat membantu banyak orang.
“Dulu awalnya cuma mimpi sederhana, jadi ibu rumah tangga tapi bisa menambah penghasilan dan dapat membantu banyak orang. Karena saat bekerja saya diprotes sama anak-anak kenapa selalu bekerja, apa penghasilan bapak tidak cukup” ujar Nurhayanti di Jakarta, Sabtu (7/3/20).
Berangkat dari mimpinya tersebutlah, ia memulai bisnis dari home industri dengan produk pertamanya shampo. Dan dibantu oleh dua orang assisten rumah tangganya. “Dulu pernah kerja di perusahaan multinasional, pendidikan juga farmasi jadi berangkat dari situ saja berani mendirikan perusahanan tahun 1985. Tapi, sejak 1995 pabriknya mulai dibangun di Cibodas dan Tangerang. Sekarang lebih banyak produksi di Tangerang. Dan kini dipegang oleh generasi dua dan mulai maju pesat di tahun 2002," paparnya.
Nurhayati Subakat lanjut bercerita, jika dahulu pada tahun 1990-an bisnisnya cukup berat karena terjadi kebakaran rumah. Semua faktur terbakar dan memiliki hutang kepada supplier. Namun, ia dapat bangkit kembali karena memikirkan nasib karyawannya pada saat itu.
“Satu malam saya berpikir sampai tidak bisa tidur, memikirkan THR karyawan. Padahal saya sempat ingin menyerah, tapi saya ingat setiap manusia pasti ada ujianya. Jadi Allah masa besar, kita dikasih pinjem sama bank sampai Rp. 150 juta. Dari situ bangun kembali perusahaannya. Hal yang saya bayar pertama kali adalah THR karyawan,” paparnya.
Saling membantu sesama manusia
Dari kejadian tersebut, Nurhayati sadar jika membantu sesama pasti akan dibukakan jalan oleh Tuhan. “Peduli terhadap orang lain itu diberikan kemudahan dalam menjalani apapun,” tambahnya.
Menurutnya, peduli terhadap orang lain membuat kita semakin semangat dalam berbisnis. Kini Nurhayati pun telah memiliki pabrik 20 hektar dengan 12 ribu orang karyawan. Brand kosmetiknya pun dikenal banyak orang.
Nurhayati mengatakan bisnis akan berjalan sukses, ketika punya kemauan, paham dengan bisnis dan tidak ikut-ikutan, kerja keras, inovasi, peduli terhadap orang lain, dan kerendahan hati.
Mendidik ketiga anaknya
Beliau bukan hanya sukses sebagai seorang pebisnis di dunia pekerjaan namun juga sukses mendidik ketiga anak yang kini menjadi penerusnya di perusahaan.
Nilai-nilai yang ditanamkan oleh orang tua dari ibu Nurhayati Subakat adalah sumber inspirasi beliau dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya. Kedua orang tua beliau mengajarkan untuk menjadi orang yang visioner, memiliki imtaq dan iptek yang seimbang, serta memiliki nilai-nilai kepedulian, suportif dan motivasi yang kuat. Nilai-nilai ini bukan hanya diajarkan, tetapi Ibu Nurhayati Subakat juga memberikan contoh langsung kepada anak-anaknya.
Indahnya berbagi juga menjadi salah satu nilai yang selalu ditanamkan oleh Ibu Nurhayati Subakat. Bagi beliau, nilai inilah yang membuat hidup menjadi bermakna dan menjadikan beliau lebih bersemangat. Nilai ini juga menjadi inspirasi bagi putra beliau Salman Subakat, CEO PT. Paragon Technology and Innovation.
“Setiap kebaikan melahirkan dukungan, harapan, dan doa. Betapa beruntungnya dan bersyukurnya kita memilikinya saat tumbuh besar bersama”, ujar Pak Salman Subakat.
#Changemaker