Fimela.com, Jakarta Suplemen vitamin C sedang diuji klinis di Wuhan, China untuk membantu menyembuhkan virus corona yang kini bernama COVID-19. Hal itu membuat banyak orang bertanya-tanya, apakah vitamin C yang biasa dikonsumsi bisa mencegah penyakit?
Melansir dari chinadaily.com.cn, menurut Ruan Guangfeng dari China Food Information Center, pemahaman vitamin C akan membantu meningkatkan kekebalan berasal dari pengetahuan masyarakat tentang pilek, yang secara ilmiah tidah berdasar. Hingga kini tidak ada bukti jika vitamin C mengurangi atau menyembuhkan flu.
Ruan mengatakan orang dalam kondisi sehat tidak perlu menambah suplemen untuk mencegah penyakit. Selama mereka mendapat nutrisi yang cukup dari pola makan yang baik dan seimbang.
Sementara bagi mereka yang terpaksa harus tinggal di rumah selama kontrol epidemi, Ruan menyarankan untuk mengonsumsi vitamin C dari sayuran dan buah segar. Namun jika tidak tersedia, baru bisa menambahkan suplemen vitamin C dengan dosis 100 mg untuk dewasa dan tidak lebih dari 200 mg untuk perempuan hamil.
"Suplemen vitamin C bukan alternatif untuk makanan segar," ujar Ruan.
Tomat dan Jeruk
Popularitas keyakinan vitamin C dapat mencegah pilek didapat dari sebuah teori yang pertama kali ditetapkan oleh ilmuwan pemenang Hadiah Nobel, Linus Pauling pada tahun 1970. Dia yakin akan manfaatnya dan secara pribadi mengonsumsi 3g sehari, meski banyak penelitiannya tentang vitamin tersebut yang dideskreditkan seperti melansir dari dailymail.co.uk.
Sementara itu NHS merekomendasikan orang dewasa sehat mengonsumsi 40 mg vitamin setiap hari. "Kita semua secara genetik kekurangan karena kita tidak secara alami menyediakan vitamin V yang dibutuhkan," ujar Dr Thomas Levy, ahli jantung AS dan penulis Primal Pancea, sebuah buku baru tentang penggunaan vitamin C.
Makan satu buah jeruk akan memberikan hampir dua kali lipat jumlah harian vitamin C pada dosis 70 mg. Dan dua tomat sedang akan mencapai target 40 mg, masing-masing berdosis 20 mg.
Simak video berikut
#ChangeMaker