Fimela.com, Jakarta Pemerintah Korea Selatan meningkatkan stastus kewaspadaan virus corona atau COVID-19 “Red Alert” karena melonjaknya angka masyarakat terpapar virus ini. Hingga 25 Februari Korsel telah melaporkan 977 kasus terbaru dari COVID-19. Angka ini merupakan angka tertinggi di luar Tiongkok, sebagai pusat penyebaran virus.
Wilayah Daegu dan Gyeongsangbuk-do sebagai “Special care zones” karena lonjakan angka tersebut. Menyikapi hal ini, KBRI Seoul makin meningkatkan upaya Pelindungan WNI di Korea Selatan yang tercatat berjumlah 37.043 orang. KBRI terus menyebarkan berbagai informasi penting mengenai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pencegahan virus COVID-19.
Hal ini dilakukan baik secara langsung maupun dengan berkoordinasi bersama simpul-simpul dan tokoh masyarakat mitra KBRI, Paguyuban kedaerahan, Mahasiswa, juga kelompok keagamaan seperti Jamaah Masjid Indonesia dan juga Jamaat Gereja Indonesia. Secara khusus KBRI juga secara langsung menghubungi sebagian mahasiswa dan masyarakat Indonesia lainnya di daerah yang terdampak paling parah, yaitu di Daegu dan Gyeongsangbuk-do.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung keadaan mereka, ketersediaan makanan, dan masker kesehatan. “Kami terus berkoordinasi dengan berbagai otoritas terkait di Korsel maupun Pemerintah Pusat untuk melakukan langkah-langkah antisipatif yang perlu dilakukan. Saya percaya bahwa Pemerintah Korea Selatan mampu menangani wabah ini. Hal tersebut ditunjukkan dengan tingginya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap langkah-langkah penanganan pemerintah Korsel.” Demikian ungkap Dubes RI untuk Korsel, Umar Hadi dalam siaran pers yang diterima Fimela.com
Umar Hadi pun mengimbau agar masyarakat tetap tenang, selalu mengikuti perkembangan melalui sumber- sumber terpercaya dan juga berbagai imbauan KBRI melalui media sosial KBRI Seoul.
Selama beberapa pekan terakhir, KBRI mengintensifkan info langkah-langkah pencegahan dari paparan COVID-19. Tak ayal sarana komunikasi ini menjadi rujukan penting bukan saja buat masyarakat Indonesia di Korsel namun juga keluarga mereka di Indonesia.Memang saat ini menjaga daya tahan tubuh, dan kebersihan masih menjadi langkah utama pencegahan, selain juga menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.
Nomer yang bisa dihubungi
1. Hotline KBRI Seoul +82-10-5394-2546
2. Hotline Korea Immigration 7 Service 1345 (Tekan 8 dan * untuk Layanan Bahasa Indonesia)
Mitra KBRI:
3. Ali Ikhsanul Qauli (Ketua Perpika): +6281212334173 (WA) atau +821021428012;
4. Delna Nur Pranata (Gubernur Perpika Wilayah 1 – Seoul, Gyeonggi-do, Gangwon-do): +821039738138;
5. Rayhan Hanif Usamah (Gubernur Perpika Wilayah 2 – Daejon, Jeonju, Gwangju, Chungcheongbuk- do, Chungcheongnam-do, Jeollabuk-do, Jeollanam-do): +821020795847;
6. Muhammad Naufal Amarca Dzaki (Gubernur Perpika Wilayah 3: Busan, Gimhae, Daegu, Ulsan, Gyeongsangbuk-do, Gyeongsangnam-do): +821036930412;
7. Agus Hermawan (Mitra KBRI di Kota Tongyeong): +821073153073
8. Nuraini Widyaningsih Anang (Wilayah Sancheongpo dan sekitarnya): +821039765186;
9. Winaziz Zhazhuli (Kota Changwon): +821075304212;
10. Bayu Asmara (Kota Incheon):+821059546175;
11.Teguh Dwi Saputro (Kota Gwangju):+6281290891456;
12. Faqurrahman (Kota Busan):+821046948187;
13. Muhammad Abdul Aziz (Kota Gimhae):+821073594373;
14. M. Sekhul (Kota Ansan):+821059436143;
15. Martajaya (Pulau Jeju):+821093582014;
16. Sri Palupi (Pulau Jeju):+821020275318;
17. Randy Padang Julex (KotaS uwon):+821091849033;
18. Rohib (Perwakilan UT Korea): +821083462416;
19. Saiful Anshori (Kota Pyeongtaek):+821076378082;
20. Yudi Santoso (Kota Daegu):+821054553884;
21. Khasan Mundakir (Kota Tongyeon):+821093037569.
#Changemaker