Seberapa Efektif Time-Out untuk Anak?

Endah Wijayanti diperbarui 20 Feb 2020, 11:36 WIB

Fimela.com, Jakarta Time-out kerap menjadi salah satu metode yang dipilih oleh banyak orangtua dalam mendisiplinkan buah hati mereka. Dalam metode ini, kita memberi waktu pada anak untuk merenungkan kesalahannya. Anak yang dihukum karena melakukan suatu kesalahan atau tidak menuruti kata orangtua, biasanya harus diberi time-out dengan diminta berada di suatu tempat tertentu sendirian untuk bisa melakukan refleksi sendiri.

Tapi seberapa efektif time-out pada anak? Melansir Are Time-Outs Helpful or Harmful to Young Children? via zerotothree.org, pengkritik metode ini mengatakan bahwa time-out bisa membuat anak makin stres dan tidak terkendali alih-alih lebih tenang. Selain itu, anak-anak bisa merasa makin sedih, bukannya belajar dari kesalahannya. Metode time-out tidak efektif bila orangtua melakukannya dengan rasa marah dan cenderung mempermalukan anak.

Ciptakan Ruang yang Nyaman dan Aman

Bisa coba buat tempat khusus untuk time-out. Tempat ini tak hanya digunakan oleh anak, tapi juga oleh orangtua. Setiap kali orangtua butuh waktu untuk menenangkan diri atau meredam rasa kesal, tempat tersebut juga bisa digunakan. Upayakan tempat tersebut memberi rasa nyaman dan aman untuk anak. Setiap kali anak melakukan kesalahan atau perlu dihukum, arahkan anak untuk berada ke tempat tersebut. Beri dia ruang untuk menenangkan dirinya terlebih dahulu seorang diri.

 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Pilih Batas Waktu yang Cocok untuk Anak

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com

Ada pendekatan time-out diakhiri setelah anak benar-benar tenang. Ada juga opsi membiarkan anak sendiri selama 3-5 menit untuk time-out. Mungkin dalam kurun waktu tersebut anak masih kesal, tapi kita bisa membantunya untuk menenangkan dirinya. Di sini, kita sebagai orangtua tidak bertindak untuk membenarkan kesalahannya. Namun, kita membantu anak untuk belajar menenangkan dirinya.

Ajak Anak Bicara dan Bantu Ia Memahami Perasaannya

Anak-anak khususnya yang berusia di bawah tiga tahun belum punya kemampuan untuk bercermin atas perilaku, tindakan, atau kesalahannya. Namun, kita bisa membantu anak memahami perasaannya. Setelah anak menyelesaikan time-out, ajak anak bicara. Beri tahu kesalahannya dan bantu untuk mengatasinya. Setelah cukup tenang, beri anak pelukan hangat.

Mendisiplinkan anak memang bukan tugas yang mudah bagi orangtua. Metode time-out dapat dipilih selama tidak dilakukan dengan penuh amarah atau menyakiti anak. Semoga info ini bermanfaat.

#ChangeMaker