Cinta Bertepuk Sebelah Tangan yang Menjadi Racun Perlu Dibiarkan Pergi

Endah Wijayanti diperbarui 19 Feb 2020, 11:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Tak pernah ada yang bisa baik-baik saja saat terjebak dalam hubungan yang beracun (toxic relationship). Baik dalam hubungan keluarga, kerja, pertemanan, hingga hubungan cinta, terjebak dengan seseorang yang memberi kita luka jelas membuat kita menderita. Namun, selalu ada cara dan celah untuk bisa lepas dari hubungan yang beracun tersebut. Selalu ada pengalaman yang bisa diambil hikmahnya dari hal tersebut. Simak kisah Sahabat Fimela berikut yang diikutsertakan dalam Lomba Let Go of Toxic Lover ini untuk kembali menyadarkan kita bahwa harapan yang lebih baik itu selalu ada.

***

Oleh: Revi Flow

"Karena cinta seharusnya menguatkan bukan melemahkan." Kutipan kata yang menohok langsung tepat di jantung dan menimbulkan efek kejut bagi perasaan membuatku ingin berkisah bahwa cinta yang mendalam kadang tak melulu berisi romantisme kisah mencinta dan dicinta tapi bisa berubah menjadi kepiluan dan beracun. Dan pada detik itu melepas adalah keputusan terbaik dan terbijak dari diri kita untuk dirku.

Aku masih ingat aku pernah menyukai seseorang begitu dalamnya dan tanpa alasan, kelewat tolol dan kekanak-kanakan di usiaku yang menginjak usia 25. Aku masih ingat dia selalu tersenyum padaku dan sangat ramah. Tingkahnya cuek dan dia memang hanya berucap seperlunya.

Pertemuan pertama, kedua, dan kesekian kalinya perasaan ini belum muncul sampai suatu ketika aku bertemu denganya dan aku tak membawa dompet untuk membayar parkir dan dia membayariku. Kejadian ini sederhana tapi rasa-rasanya setelah itu aku merasa semesta selalu mempertemukan kita dengan senyum magisnya serasa mengikatku. Tanpa kusadari aku jatuh cinta dan entah kenapa itu tumbuh begitu dalamnya.

Aku menyukainya dan aku sangat yakin dengan hatiku. Aku tipe perempuan yang berjuang untuk apa yang hatiku yakini maka aku mengejarnya. Kupikir dia akan membalas baik tapi ternyata sikapnya berubah jadi kasar dan senyumnya yang ramah mulai menghilang. Aku sadar cinta ini bertepuk sebelah tangan, aku menerima kenyataan itu. Tapi mengolah hati untuk menerima tidak semudah itu.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Melepas yang Tak Membalas Cintaku

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com

Tiap malam aku menangis, dan dalam kondisi terendahku aku merasa menjadi wanita yang tak layak dicintai dan tidak berharga. Aku mulai sangat insecure dengan penampilanku, kepribadianku, dan apa yang ada dalam diriku. Cinta bertepuk sebelah membuatku merasa muak dengan diriku.

Mencintai dan tidak dicintai balik menjadi racun bagiku. Aku jadi banyak berpikir dan itu menganggu keseimbangan hidupku. Rasa insecuritas meningkat dan aku membenci diriku. Aku menyalahkan diriku karena dia tidak mencintaiku.

Berbulan-bulan aku termenung dan mencoba bersikap biasa tapi ternyata tidak bisa. Jatuh cinta yang kupikir bisa menjadi cahaya dalam tumpukan masalahku ternyata adalah sinar paling gelap yang meruntuhkan diriku.

Aku sering mengurung diri sampai sahabatku menyadari perubahanku. Dan dengan kebaikanya dan saranya aku berusaha merelakanya. Berbulan-bulan sahabatku mengirimiku kata-kata positif setiap harinya, mengajakku mensyukuri hidup dan menguatkan batinku bahwa aku adalah manusia yang diciptakan Tuhan sempurna.

Pada akhirnya dalam suatu waktu karena tekadku yang bulat membuang cinta beracun ini aku berhasil merelakannya. Dan singkat cerita hidupku menjadi baik karena perjuanganku dan dukungan sahabatku. Saat ini aku tahu melepaskan perasaan dan merelakan itu kadang bisa jadi jalan terbaik daripada bertahan pada perasaan yang salah. Perasaan salah itu kita benarkan padahal menyakitkan. Pilihan. Dan aku memilih membiarkan gerhana pergi dari hatiku dengan usahaku.

#ChangeMaker