Ibu Hamil yang Terkena Sifilis Berisiko Menularkan Janinnya

Fimela Editor diperbarui 12 Feb 2020, 15:46 WIB

 

Fimela.com, Jakarta Sifilis atau raja singa adalah salah satu jenis Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum. Tanpa penanganan yang cepat dan tepat, sifilis dapat merusak organ otak, jantung dan beberapa organ lain.

Sebab itu, semakin dini diagnosis dan pengobatannya, semakin mudah sifilis disembuhkan. Apalagi data menyebutkan setiap tahunnya pasien sifilis semakin bertambah. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sepanjang bulan Juli - September 2019, tercatat sekitar 1.586 pasien Sifilis yang diobati di Indonesia.

BACA JUGA
Vagina Punya Bau Tak Sedap? Mungkin Bisa Saja Ini Penyebabnya

Penyakit ini bersifat silent, bekerja dengan diam dengan faktor-faktor risiko yang harus diwaspadai. Yaitu melakukan hubungan seks tanpa pengaman, lebih dari satu pasangan serta berhubungan seks pria dengan pria. Sifilis dapat ditularkan melalui kontak seksual, luka terbuka pada kulit, melalui ibu hamil kepada janin yang dikandung, dan melalui donor darah.

Orang yang terkena HIV lebih rentan terhadap penularan sekaligus dapat menjadi penyebar sifilis. ciri yang khas dari sifilis ini adalah terdapat luka di daerah genital yang tidak terasa nyeri. Selain luka yang tidak terasa nyeri, terdapat gejala-gejala lain yang harus kamu waspadai. Yaitu pembesaran kelenjar getah bening, gangguan jantung, gangguan neurologis atau saraf, gangguan organ dalam tubuh dan juga kecacatan fisik yang biasanya terlihat pada bayi.

 

 

2 dari 2 halaman

Empat Tingkatan sifilis

Sifilis, Silent Disease

Terdapat empat tingkatan sifilis, yaitu sifilis primer, sifilis Sekunder, Sifilis Laten dan Sifilis Tersier. Dr. dr. Wresti Indriatmi, SpKK(K), M. Epid, menjelaskan bahwa Sifilis paling mudah menular pada pasangan seksual dalam stadium primer dan sekunder. Masa inkubasinya sekitar 10-90 hari, namun pada umumnya 21 hari.

Pada sifilis primer, bakteri memperbanyak diri pada tempat inokulasi dan membentuk chancre atau luka kecil yang tidak terasa nyeri. Biasanya luka tersebut akan hilang secara spontan dalam 3 - 6 minggu, tetapi bukan berarti sifilis sudah sembuh.

Sementara itu sifilis sekunder terjadi setelah beberapa minggu luka menghilang, dengan ruam yang terdapat di bagian tubuh khususnya di telap tangan dan kaki. Pada tahap ini bisa juga disertai dengan flu, sakit kepala, nyeri pada persendian dan juga demam. Pada sifilis laten, terjadi tanpa gejala, tapi dalam 12 bulan pertama, infeksi masih bisa menular.

Hingga akhirnya jika tidak diobati, sifilis menjadi sifilis tersier yaitu golongan paling berbahaya. Jika infeksi tidak diobati akan merusak organ tubuh lain seperti otak, saraf, tulang, kebutaan, jantung, kelumpuhan, tuli hingga kematian.

dr. Anthony Handoko, SpKK, FINDSC, CEO Klinik Pramudia mengatakan, sifilis dapat disembuhkan karena penyakit ini diakibatkan oleh bakteri. dan untuk ibu hamil yang terkena sifilis, sebaiknya untuk segera melakukan pengobatan agar janin dalam kandungannya dapat disembuhkan.

Dan ada beberapa cara untuk melakukan pencegahannya, seperti melakukan pemeriksaan lab sebelum menikah dan segera periksa saat melihat gejala mencurigakan di daerah genital.

Penulis: Zhafira Majdina

#Changemaker