Fimela.com, Jakarta Tak pernah ada yang bisa baik-baik saja saat terjebak dalam hubungan yang beracun (toxic relationship). Baik dalam hubungan keluarga, kerja, pertemanan, hingga hubungan cinta, terjebak dengan seseorang yang memberi kita luka jelas membuat kita menderita. Namun, selalu ada cara dan celah untuk bisa lepas dari hubungan yang beracun tersebut. Selalu ada pengalaman yang bisa diambil hikmahnya dari hal tersebut. Simak kisah Sahabat Fimela berikut yang diikutsertakan dalam Lomba Let Go of Toxic Lover ini untuk kembali menyadarkan kita bahwa harapan yang lebih baik itu selalu ada.
***
Oleh: Adriani Salwa
Aku merasakan hal yang sangat menyakitkan dan sebenarnya masih menyayat hati ketika mengingatnya. Tak ada yang salah dengan jatuh cinta, tapi akan menjadi salah jika kita terlalu mencintai seseorang yang tak pernah mencintai kita kembali, lebih parah lagi kita tetap merasa baik-baik saja saat ia berlaku kasar.
Aku tinggal sendiri di Jakarta. Saat itu aku bekerja, jauh dari keluarga dan merasa benar-benar bebas dalam melakukan segala hal. Tak lama aku merasa bosan dengan statusku sebagai wanita jomblo. Akhirnya aku men-download sebuah aplikasi untuk mencari teman kencan. Beberapa hari setelah aku banyak berkenalan dengan lelaki di obrolan online, aku pun memberanikan diri untuk menemui salah satu lelaki yang mengajakku berkenalan di aplikasi tersebut di hari Sabtu nanti.
Sama seperti orang lainnya, merasakan jatuh cinta saat pertama kali bertemu. Ia terlihat sangat tampan, perhatian, romantis, dan penyayang. Itulah awal mula yang sering dilakukan para lelaki untuk mendekati wanita yang ia sukai hingga mendapatkannya bukan? Hari demi hari aku semakin sering bertemu dengannya, akhirnya kami menjalani hubungan spesial.
Perlakuan Buruk
Dua bulan berlalu dengan indah dengannya,tapi di bulan ketiga ada hal yang tak kuduga ia akan memperlakukanku seperti itu. Malam itu kami ingin menonton sebuah konser musik. Jujur aku tak pernah menghadiri acara seperti itu sebelumnya. Saat bertemu dengannya ia sontak membentakku di depan umum dan memarahiku hanya karena menurutnya aku salah kostum untuk mendatangi acara itu. Tapi bodohnya aku, bertingkah seperti baik-baik saja saat banyak mata memandangku karena teriakannya.
Tak terasa hampir satu tahun aku menjalin hubungan yang begitu toxic ini. Semakin hari ia semakin berlaku kasar dan bahkan pernah hampir memukulku saat ia marah. Rasa takutku datang setiap saat ia menghubungi/mengajakku bertemu. Aku dilanda stres hanya karena hubungan ini. Cinta ini telah membuatku benar-benar buta, tak peduli apa pun sikap jahat yang ia lakukan padaku aku tetap berusaha agar di pikiranku semua itu baik-baik saja jika aku sabar dan meyakinkan diriku bahwa ia akan berubah menjadi lebih baik dan sayang padaku seperti saat pertama menjalin cinta.
Aku menyerah, aku tak yakin bahwa dirinya akan berubah. Untuk apa bertahan bila tak dihargai? Walaupun dia selalu meminta maaf dan berusaha meluluhkanku agar kembali padanya, tapi aku berusaha sekeras mungkin untuk menutup hati dan telinga dari segala ucapannya. Karena aku tahu pasti ia akan melakukan kesalahan yang sama terus menerus. Aku berharap semoga dirimu baik-baik saja tanpaku.
#ChangeMaker