Fimela.com, Jakarta Tak pernah ada yang bisa baik-baik saja saat terjebak dalam hubungan yang beracun (toxic relationship). Baik dalam hubungan keluarga, kerja, pertemanan, hingga hubungan cinta, terjebak dengan seseorang yang memberi kita luka jelas membuat kita menderita. Namun, selalu ada cara dan celah untuk bisa lepas dari hubungan yang beracun tersebut. Selalu ada pengalaman yang bisa diambil hikmahnya dari hal tersebut. Simak kisah Sahabat Fimela berikut yang diikutsertakan dalam Lomba Let Go of Toxic Lover ini untuk kembali menyadarkan kita bahwa harapan yang lebih baik itu selalu ada.
***
Oleh: KJY
Jatuh cinta itu melenakan. Jatuh cinta itu anugerah karena Tuhan yang menciptakannya. Tapi apa jadinya jika jatuh cinta pada orang yang salah dengan situasi yang salah pula?
Akhir tahun 2009, usiaku masih 18 tahun kala itu. Berbekal modal nekat dan merasa mantap bisa hidup mandiri, kuputuskan untuk pergi merantau. Hidup di perantauan membuat mataku terbuka. Apa yang kuanggap tabu menjadi seperti layak untuk dilihat. Apa yang kupikir itu hanya cerita sinetron belaka, ternyata memang terjadi di kehidupan nyata. Semua menjadi pengalaman baru buatku.
Aku menyibukkan diri dengan bekerja di salah satu pabrik plastik. Di sana aku berjumpa dan mengenal orang-orang baru, termasuk si dia. Lambat laun dia menyatakan cintanya padaku, tapi kutolak. Terus berulang, hingga karena sikapku itulah dia menjadi semakin terobsesi padaku.
Masa Terkelam
Usahanya itu membuahkan hasil. Aku luluh lewat kebaikannya. Apalagi lewat perhatiannya yang tak pernah kurasakan saat remaja. Aku terbuai hingga terjebak dalam permainannya. Cintaku berubah menjadi cinta yang toxic begitu pun dirinya. Aku terus memaafkannya ketika aku tahu ia berselingkuh. Aku terus memaafkannya ketika aku tahu dia memukuliku setiap kali kami bertengkar. Aku terus-menerus terlihat bodoh dan naif ketika dia mengendalikan diriku.
Karena satu kesalahanku — yang sampai sekarang tak bisa kumaafkan — adalah hubungan kami yang telah terlewat batas. Ya, aku masuk ke jurang pergaulan seks bebas. Di tangannya, aku seperti hidup segan mati tak mau. Aku takut ditinggalkannya. Ditambah, aku memikirkan hal ini akan mencoreng kehormatan keluarga. Karena ketakutanku itulah, dia memanfaatkanku. Dia berubah menjadi pria yang tempramen. Saat dia marah dia suka melecehkan, memukul, atau memberi tamparan padaku.
Aku ingin melepasnya tapi aku masih mencintainya walau dengan apa pun dan bagaimanapun ia memperlakukanku. Hidupku telah hancur, maka aku berpikir tak ada jalan keluar lagi selain mempertahankan hubungan ini. Hingga satu hari aku mengetahui fakta bahwa dia pun telah beristri. Hatiku hancur. Kewarasanku hampir menghilang. Apalagi ketika dia memutuskan mengakhiri kontrak kerja lalu pulang ke kota asalnya. Dia meninggalkanku dengan berjanji akan segera kembali. Namun, nyatanya ia tak pernah kembali.
Kebebasanku
Tuhan menjawab doa-doa taubatku. Aku bebas darinya hingga aku dipertemukan dengan pendamping hidup yang lebih baik. Membantuku melenyapkan cinta terbodoh yang pernah kualami masa itu.
Mungkin di luar sana, ada banyak kasus sepertiku ini. Yang hanya bisa menahan diri, yang takut melepaskan atau yang merasa tak memiliki jalan keluar. Let's go, girl. Raise yourself like what I did. Masa depan yang lebih indah tengah menunggumu. Jauhi dia yang membawa kekerasan dalam hubungan kalian. Akhiri hubungan itu jika janji-janji manisnya dengan mengajakmu ke lubang yang paling nista. Cinta itu membahagiakan, bukan membuatmu tertekan, apalagi membuatmu terpuruk sendirian.
#ChangeMaker