Jika Pacar Sudah Main Fisik, Hubungan Jangan Dilanjutkan

Endah Wijayanti diperbarui 10 Feb 2020, 10:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Tak pernah ada yang bisa baik-baik saja saat terjebak dalam hubungan yang beracun (toxic relationship). Baik dalam hubungan keluarga, kerja, pertemanan, hingga hubungan cinta, terjebak dengan seseorang yang memberi kita luka jelas membuat kita menderita. Namun, selalu ada cara dan celah untuk bisa lepas dari hubungan yang beracun tersebut. Selalu ada pengalaman yang bisa diambil hikmahnya dari hal tersebut. Simak kisah Sahabat Fimela berikut yang diikutsertakan dalam Lomba Let Go of Toxic Lover ini untuk kembali menyadarkan kita bahwa harapan yang lebih baik itu selalu ada.

***

Oleh: Ika Wulandari

Aku dan mantan pacarku berpacaran selama kurang lebih lima tahun. Kami pacaran ketika awal kuliah. Pada awalnya semua berjalan dengan lancar. Dari awal pacaran, mantanku sudah menunjukkan keseriusannya. Aku tahu dia tipe orang yang pekerja keras. Selain bekerja full time, dia juga membuka usaha untuk menambah pemasukan biaya pernikahan kami.

Kami juga bertekad untuk tidak menyusahkan kedua orang tua. Setiap bulan, kami menabung di rekening bersama. Namun, cobaan menerpa kami berdua saat memasuki usia pacaran 5 tahun, kami mendapatkan kabar buruk. Mantanku kena PHK di perusahaannya. Mendengar kabar itu, jelas aku menjadi sedih.

Aku selalu mencoba untuk menguatkannya. Berharap dia bangkit kembali dari keterpurukannya. Lama kelamaan aku melihat perubahan drastis pada mantanku. Selain sering melamun, mantanku jadi lebih temperamen kepadaku. Apa yang aku katakan selalu salah di matanya. Dia juga tak segan-segan untuk membentakku.

Pernah suatu hari, dia menamparku. Itu kali pertama aku mendapatkan perlakuan kasar dari mantanku. Air mata ini terus menangis ketika mengingat perubahan pada dirinya. Aku mencoba untuk bercerita kepada sahabatku karena aku takut mengatakan ini kepada orang tuaku. Aku juga tidak sanggup bilang kepada orangtuaku bahwa mantanku sekarang pengangguran. Aku mencintainya, tapi orang tuaku pasti tidak akan setuju bila aku menikah dengan dirinya kelak.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Meninggalkannya

Ilustrasi/copyright unsplash.com/@icons8

Sahabatku menyarankan kepadaku untuk meninggalkannya. Di sini aku benar-benar dilema. Aku jadi serba salah. Jika aku meninggalkannya di saat kondisinya lagi terpuruk seperti ini, pacar macam apa aku ini. Namun, jika aku tidak meninggalkannya diriku yang terluka. Tidak hanya hatiku yang terluka melainkan badanku ikut terluka juga.

Setelah bercerita kepada sahabatku, hatiku sedikit lebih lega. Aku akan mengatakan kepadanya bahwa aku ingin hubungan ini segera diakhiri. Jujur, aku sudah lelah. Dan, pada saat aku ingin mengatakan kepadanya. Aku mendengar kabar bahwa dia kabur entah ke mana. Semua tabungan rencana menikah kami pun telah dibawanya kabur. Kecewa. Itulah hal yang aku rasakan padanya saat ini. Kenapa dia tidak menyelesaikannya secara jantan?

Tak pernah ada kabar tentang dirinya sama sekali setelah dia memilih untuk pergi. Aku hanya berharap dia baik-baik saja di mana pun dia berada. Aku coba belajar mengikhlaskan semuanya. Setahun, setelah mantanku pergi entah ke mana, aku mulai menata hidupku kembali. Setahun itu pula, aku baru berani mengatakan yang sebenarnya kepada orang tuaku dan mereka menangis.

Hingga akhirnya, aku bertemu dengan sesosok laki-laki yang kini menjadi suamiku. Dan, aku bahagia dengan pernikahanku sekarang. Cinta memang harus saling menguatkan. Namun, apa jadinya bila aku sendirian yang menguatkan? Tidakkah goyah cinta itu? Dan terima kasih kepadamu yang telah menjadikan diri ini kuat sekuat-kuatnya karena aku tahu bahwa Tuhan tidak akan memberi cobaan kepada hamba-Nya di luar kemampuan umat-Nya.

#ChangeMaker