Hal-Hal yang Harus Diketahui dari Diet Nabati

Annissa Wulan diperbarui 10 Feb 2020, 07:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Diet nabati mungkin terdengar seperti jenis pola makan yang sederhana. Diet nabati yang ketat berarti tidak makan produk hewani, karena pola makan ini berpusat pada tanaman, buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan.

Namun, banyak orang melakukan diet nabati yang lebih fleksibel dengan melibatkan sedikit daging dan susu. Ini berarti tidak ada diet nabati yang benar-benar seragam dilakukan oleh semua orang.

Para ahli menyarankan agar kamu yang baru mulai melakukan diet nabati untuk lebih fleksibel, seperti satu atau dua kali dalam seminggu makan daging, lalu secara bertahap menurunkan intensitasnya. Dalam jangka pendek, makanan dalam diet nabati memiliki vitamin dan mineral tingkat tinggi, serta dapat membantu menurunkan kadar kolestrol dan gula darah, seperti dilansir dari huffpost.com, Jumat (7/2/2020).

 

2 dari 3 halaman

Serba serbi tentang diet nabati

ilustrasi diet makan sayur/Photo by Louis Hansel on Unsplash

Semakin banyak makanan nabati yang dikonsumsi, akan semakin rendah risiko orang tersebut mengalami penyakit kronis tertentu. Jangan terburu-buru, diet nabati harus dimulai secara perlahan dan pastikan dirimu nyaman ketika melakukannya.

Kamu juga bisa mulai dengan fokus meningkatkan asupan buah dan sayur sebelum membuat perubahan besar lainnya. Untuk pemakan nabati, mereka harus berusaha minimal mengonsumsi 3 sampai 4 porsi makanan berisi kacang-kacangan, lentil, kacang polong, kacang tanah, dan kedelai.

Satu hal lagi yang harus diingat adalah diet nabati belum tentu bisa dilakukan oleh semua orang. Pada akhirnya, diet adalah tentang pilihan, ketika ada seseorang yang memutuskan untuk melakukan diet nabati, maka biarkan ia melakukannya tanpa paksaan.

3 dari 3 halaman

Saksikan video menarik setelah ini

#ChangeMaker