Fimela.com, Jakarta Nama Asmara Abigail memang masih terbilang baru di industri perfilman tanah air. Namun, sosoknya terbilang spesial karena berhasil menarik perhatian sutradara sekelas Garin Nugroho dan Joko Anwar untuk ikut dalam project mereka masing-masing.
Terlebih dalam beberapa project film, ia pun berhasil memainkan peran yang tak biasa, mulai dari 'berdialog lewat tarian' di film bisu berjudul Setan Jawa, sampai yang terbaru menjadi 'pioneer' sosok kuntilanak di film Mangkujiwo.
Namun siapa sangka, eksplorasi karakter di berbagai film yang kini dilakoni oleh Asmara Abigail bermula dari cita-citanya menjadi seorang atlet berkuda. Saat masih kecil, Asmara Abigail mengaku memang memiliki cita-cita menjadi atlet berkuda lantaran kegemarannya menunggangi kuda, sebelum hal itu dibuyarkan oleh sebuah kecelakaan yang dialaminya saat tengah berlatih.
What's On Fimela
powered by
"Aku dulu sempet mau jadi atlet. Jadi aku aktif berkuda itu umur 9 tahun, sempat pengen jadi atlet karena aku seneng naik kuda. Umur 11 tahun aku sempat kecelakaan dan lumayan trauma, abis itu nggak bisa balik lagi ke keberanian sebelumnya," ungkap Asmara Abigail saat berbincang secara eksklusif dengan Fimela.com beberapa waktu lalu.
Bisa dibilang, kecelakaan saat berkuda yang membuat kepalanya terbentur akhirnya mengubah mimpi Asmara. Ketakutannya untuk kembali bisa menunggangi kuda membawa perempuan 27 tahun itu masuk ke industri perfilman tanah air.
Bukan sebuah proses yang singkat memang jika mendengar panjangnya cerita Asmara Abigail untuk bisa masuk ke dunia film. Sebelum itu kesampaian, perempuan kelahiran Jakarta, 3 April 1992 itu harus lebih dulu melalui banyak part di perjalanan hidupnya. Mulai dari ikut modeling di usia remaja, syuting iklan, sampai berguru ke Italia guna meneruskan pendidikan S2-nya di bidang fesyen.
Jika harus diringkas dalam satu kata, Asmara Abigail adalah sosok perempuan yang eksploratif sejak masih remaja.
"Aku awal photoshoot itu umur 14 tahun untuk satu katalog brand yang sehari foto 100 baju. Umur 16 mulai photoshoot (sebagai model), casting, tapi abis itu aku fokus kuliah. Pertama kali aku ngerasain syuting aku suka, tpi kok belum dapat project yang bener-bener oke, akhirnya aku ambil S2, fokus kuliah," jelasnya.
Setan Jawa Sebagai Pembuka
Lebih lanjut, masih dari penjelasan panjang Asmara Abigail tentang perjalanan hidupnya sebelum sampai menjadi aktris seperti sekarang, ia pun sempat mencicipi 'kakunya' menjadi pekerja kantoran. Merasa tak sejalan dengan karakternya yang dinamis, jalan lain karier Asmara Abigail pun terbuka setelah ditemukan oleh sutradara Garin Nugroho.
Ya, bisa dibilang, selain kemampuannya, sosok Garin Nugroho lah yang memiliki peran penting bagi karier Asmara Abigail kini. Ia merasa berjodoh dengan Garin Nugroho yang kala itu tengah dalam proses audisi untuk memproduksi film Setan Jawa.
"Setelah kuliah, mau cari kerja kok hatinya tetep nggak di kantoran. Dari kecil aku sebenernya emang seneng nari, tapi nggak yang les gitu. Selesai S2 aku magang, pulang magang aku ambil kelas tari pole dancing sama tango. Ternyata mas Garin ngajak casting yang emang membutuhkan skill nari, karena buat film bisu kan, jadi butuh mimik dan gerakan, jadi kayaknya rejeki, anugerah, jalannya kayak dibukain gitu," papar Asmara Abigail.
Meski tak mau disebut takdirnya bertemu dengan Garin Nugroho untuk film Setan Jawa sebagai jalan pintas masuk ke industri hiburan tanah air, namun patut diakui oleh Asmara, jika film Setan Jawa sukses merealisasikan khayalannya semasa SMP, dimana saat itu ia sebagai filmholic, punya cita-cita untuk bisa bekerjasama dengan sineas kenamaan tanah air.
"Aku SMP nonton Janji Joni, Berbagi Suami, Daun Diatas Bantal, kerjaannya dulu cari film-film, bahkan film kelas festival. Aku movie gigs lah. Jadi punya kesempatan dari yang aku ngefans dan akhirnya sekaranng bisa kerja bareng mereka, jadi ada beberapa nama (sineas) yang aku impiin dulu dan sekarang bisa deket kayak hangeout, itu pencapaian yang bikin aku bahagia sih," tuturnya.
"Aku sangat-sangat bersyukur awal karier aku dimulai dengan Garin dan Joko, menurut aku itu anugerah sih. Dengan (gabung di project) mas Garin dan bang Joko, orang tuh jadi percaya, maskudnya banyak kemudahan yanf aku dapat (di industri film). Aku bukannya shortcut, tapi maksudnya jadi ada kepercayaan tersendiri gitu," lanjut Asmara Abigail.
Realisasikan Mimpi Besar
Kini Asmara Abigail memang sedang memperjuangkan eksistensinya di industri film tanah air. Citra diri yang awalnya terbentuk sebagai sebagai aktris spesialis horor pun perlahan mulai terbantah lantaran Asmara Abigail kini sudah mencicipi ragam genre di perfilman tanah air, mulai dari action di film Gundala, sampai jadi objek pemantik tawa di film drama komedi berjudul Move On Aja.
Meski demikian, jiwa eksploratif seorang Asmara Abigail tetap lah bergelora. Setelah mapan di industri film Indonesia, ia ingin menjajal masuk ke perfilman Italia.
Ya, jika kebanyakan aktor berkiblat ke Hollywood, Asmara Abigail menempuh jalan yang berbeda. Menurutnya, film-film produksi Italia lebih menarik perhatiannya. Tanpa bermaksud membandingkan Hollywood dengan cinema italiana, namun bagi seorang Asmara Abigail, film-film di Italia memiliki ciri khas sendiri yang menarik untuk dimasuki.
"Aku pengen masuk ke ranah film Italy. Aku dulu suka nonton film-film Italia yang neorealism, aku nonton banget. Itu menurut aku, Cinema Italiana itu big part of me, aku bisa cinta sama film karena film-film Italia. Film Italia itu se-real itu, jadi kita ngerasa part of their life. Aku mau masuk industri film Italy, aku bisa bebahasa Italia tapi dengan bentuk fisik perempuan Indonesia," jelasnya.
Dan tak sekedar mimpi yang masih menjadi harapan semu, Asmara Abigail pun bercerita, ketika perbincangan tentang kariernya dengan Fimela.com berlangsung, ia tengah bersiap untuk sebuah project film di Italia. Bukan sebuah film layar lebar memang, namun ia berharap, itu akan menjadi pintu lain yang lebih besar dari pintu yang ditemukan Garin Nugroho untuk kariernya sebagai aktris.
"(Kesempatan masuk industri film Italia) Lumayan terbuka. Aku ada syuting bareng sutradara Italia, tapi untuk film pendek. Semoga kedepannya ada film panjang juga," pungkas Asmara Abigail.