Fimela.com, Jakarta Cantik, seksi, anggun, itulah yang tergambar saat mendengar brand Victoria's Secret. Namun baru-baru ini dilaporkan bahwa aliansi model membuat petisi berisi permintaan agar brand tersebut menghilangkan budaya misogini dan kekerasan yang menyerang para modelnya.
Melansir laman E!News, Kamis (6/2/2020), hal tersebut dikemukakan The New Times di akhir minggu lalu. Dalam laporannya, Victoria's Secret disebut memiliki sejarah kelam tentang kebencian terhadap perempuan, penindasan, dan pelecehan, yang mana hal tersebut dikemukakan oleh lebih dari 30 eksekutif, karyawan, kontraktor, serta para model, juga berbagai pengajuan dokumen ke pengadilan.
Lebih lanjut disebutkan, salah satu eksekutif di L Brands, perusahaan induk Victoria's Secret, bernama Ed Razek dilaporkan memiliki banyak laporan atas tindakan tak pantas yang dilakukannya.
"Dia mencoba mencium model. Dia meminta mereka untuk duduk di pangkuannya. Dia menyetuh selangkangan seseorang di depan peragaan busana Victoria's Secret 2018," tutur New York Times.
Tuntutan Aliansi Model
Terkait kondisi di atas, Victoria's Secret disebut tak menanggapi dengan serus, tuntutan yang dituduhkan.
"Aliansi Model bertemu dengan L Brands / Victoria's Secret lima bulan lalu dan mengusulkan agar perusahaan mengambil tindakan nyata untuk mengubah budaya misogini dan pelecehannya," ujarnya.
Namun disebutkan kemudian jika perusahaan tersebut menolak membuat komitmen untuk menyelesaikan masalah tersebut. "Perusahaan menolak untuk bertindak. L Brands/Victoria's Secret menolak untuk membuat komitmen yang mengikat untuk melindungi model dan pekerja lain dari pelecehan dengan bergabung dengan Progranm RESPECT," jelasnya.
Terkait petisi yang dibuat, beberapa model bersar yang ikut menandatangani seperti Christy Turlington Burns, Amber Vallett, Edie Campbell, Caitriona Balfe, Amanda de Cadenet dan lainnya.