Metode Terbaru Skrining Pencegahan Kanker Serviks

Anisha Saktian Putri diperbarui 05 Feb 2020, 19:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Setiap tahun sekitar 14.000 perempuan didiagnosa menderita kanker serviks dan lebih dari 7.000 perempuan meninggal akibat kanker serviks di Indonesia. Hal Ini menandakan dalam 1 jam terdapat 1 orang wanita di Indonesia yang meninggal akibat kanker serviks.

Berdasarkan data Globocan 2012, kanker leher rahim di Indonesia masih merupakan masalah utama bagi perempuan karena merupakan jenis kanker kedua tertinggi dalam hal jumlah kasus yang ditemukan maupun kematian yang diakibatkan secara langsung maupun tidak langsung. Semua perempuan yang sudah berhubungan seksual memiliki resiko terkena kanker serviks, tapi setiap perempuan tersebut juga dapat mencegahnya dengan melakukan skrining kanker serviks.

Insiden kanker leher rahim pada wanita di Indonesia diperkirakan 17,3/100.000 dan tingkat kematian 8,2/100.0000 dengan prevalensi dalam 5 tahun sekitar 64,9%.

Pencegahan kanker serviks antara lain dapat dilakukan dengan skrining. Beberapa metode skrining yang biasa dilakukan adalah Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA), Pemeriksaan sitologi konvensional (Papsmear), Liquid Based cytology (LBC), HPV DNA test. Program skrining kanker leher rahim menggunakan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) merupakan program utama dalam deteksi awal kanker leher rahim di Indonesia, meskipun demikian tingkat kematian akibat kanker leher rahim tidak mengalami penurunan.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Upaya menurunkan angka kejadian dan kematian kanker serviks

Ilustrasi kanker serviks/copyright shutterstock john

Saat ini terdapat beberapa program yang sudah dilakukan oleh pemerintah untuk menurunkan angka kejadian dan kematian akibat kanker serviks tetapi masih banyak ditemukan pasien datang dalam stadium lanjut. Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan suatu metode yang dapat mendeteksi dini infeksi virus HPV sebelum berkembang menjadi kanker dan metode yang terbaik adalah HPV DNA Tes Hybrid capture 2 dan telah diakui oleh WHO sebagai tes yang lebih utama dibandingkan IVA dan Papsmer, serta telah digunakan sebagai metode skrining di beberapa negara.

Dir. Utama RS. Dharmais, Prof. dr. H. Abdul Kadir PhD, sP mengatakan RS Kanker Dharmais mendukung program pemerintah dalam mencegah resiko terjadinya kanker serviks, menurunkan angka insiden akibat kanker serviks dengan mencanangkan penggunaan metode terbaru skrining kanker seviks. Dengan metode terbaru skrining Hybrid Capture® 2 DNA HPV ini maka dapat mendeteksi adanya DNA Human Papiloma Virus yang merupakan penyebab kanker serviks bahkan sebelum terjadinya kanker.

"Dengan demikian akan menurunkan angka kejadian kanker serviks dan menurunkan biaya pengobatan. Tes HPV DNA telah terbukti dapat menurunkan angka insiden kanker serviks secara signifikan dibandingkan IVA dan Papsmear," papar Prof. dr. Abdul dalam siaran pers RS. Dharmais.

Selain itu, metode HPV DNA HC2 yang memiliki akurasi sangat tinggi sampai 96% ini ternyata biayanya jauh lebih ekonomis dalam penggunaan per lima tahun dibandingkan metode lama papsmear yang akurasinya hanya 60% - 80%. WHO merekomendasikan tes HPV DNA diatas skrining dengan IVA dan papsmear.

"Sebaiknya perempuan usia 30 th – 50 th melakukan skrining kanker serviks secara berkala agar terhindar dari kanker serviks. Jika menggunakan metode HPV DNA HC2 cukup setiap 5 tahun sekali, sedangkan dengan papsmears harus setiap tahun," tutupnya

 

#Changemaker