Tak Perlu Panik, Virus Corona dapat Disembuhkan

Anisha Saktian Putri diperbarui 05 Feb 2020, 16:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Berdasarkan data WHO per 2 Februari 2020, total kasus virus corona global adalah 14.557 kasus, 14.411 diantaranya dilaporkan dari China yang tersebar di 34 wilayah. Dengan total kematian 304 kasus yang seluruhnya terjadi di China.

Sedangkan di 23 negara terinfeksi virus corona terdapat 146 kasus. Dengan satu kematian yang terjadi di Filipina. Penularan antar-manusia yang terjadi masih terbatas pada keluarga pasien, petugas kesehatan yang merawat pasein, dan kontak erat dengan kasus konfirmasi.

Walau terjadi peningkatan penularan, virus corona dapat disembuhkan. dr. Raden Rara Diah Handayani, Sp.P(K), Spesialis Paru RSUI, mengatakan ketika ada pasien, dokter akan memerika suhu, rontgen paru-paru, kemudian periksa virus. Jika dua kali negatif ketika diperiksa maka bisa dinyatakan sembuh.

"Kalau sudah dua kali periksa hasilnya negatif, maka sudah dapat dinyatakan sembuh. Jadi virus corona ini bisa sembuh, tidak perlu takut dan panik," ujar dr. Diah di Rumah Sakit Univeristas Indonesia, Depok, Jawa Barat.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Lebih mematikan flu burung

Ilustrasi/copyright shutterstock.com/Dmytro Zinkevych

dr. Diah juga mengatakan walau penyebaran atau penularannya cepat, angka kematiannya masih kecil, sebanyak 2 persen. Jika dibadingkan flu burung yang angka kematiannnya 1 banding 3.

"Flu burung angka kematiannya lebih tinggi, dibandingkan virus corona yang penularannya lebih cepat," paparnya.

Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian mengatakan sebanyak 632 warga China yang terjangkit virus corona berhasil sembuh.

Sampai pukul 24.00 pada tanggal 3 Februari, Komisi Kesehatan Nasional China telah menerima 20.438 laporan kasus terjangkit virus corona, 425 kasus kematian, dan 632 kasus sembuh dan keluar dari rumah sakit. Jumlah pasein sembuh tercatat lebih tinggi dibandingkan kematian.

"Bahkan gejala virus corona pun dipantau tidak langsung tiba-tiba tertular virus corona. Harus dilihat apakah pasien pernah ke daerah China atau berkontak langsung dengan pasein positif virus corona. Kematian pun kebanyak pada lansia yang imunitasnya sudah rendah dan memiliki penyakit penyerta lainya," tutup dr. Diah

#Changemakers