Fimela.com, Jakarta Karina Suwandi menjadi salah satu artis yang ikut bermain film terbaru garapan MVP Pictures, "Mangkujiwo". Dalam film ini, ia berperan sebagai Kamila, seorang perempuan yang memiliki sifat wibawa, dan tahu apa yang ingin ia lakukan.
Ditemui di kantor KLY Gondangdia, Jakarta Pusat, Kamis (23/1/2020), perempuan 46 tahun itu mengatakan alasannya mau ikut bermain di film terbaru garapan Azhar Kinoi Lubis, salah satunya karena ia tertarik dengan cerita yang cukup kuat.
"Sangat mudah mengatakan ia, alasannya saya mau main film ini karena melihat story telling-nya sangat kuat, saya juga lihat oh para pemainnya bagus-bagus, seperti Sujiwo Tejo, Djenar Maesa Ayu, Asmara Abigail dan juga ada Samuel Rizal. Aku lihat dari situ, kayaknya filmnya memang serius nih," ujar Karina Suwandi.
What's On Fimela
powered by
Tak Mau Menjelaskan Perbedaan Peran
Ini bukan peran pertamanya sebagai Kamila, pasalnya ia sempat memainkan sosok yang sama di film sebelumnya, "Kuntilanak 2". Saat ditanya perbedaannya karakternya, sayangnya perempuan kelahiran Jakarta, 26 Desember 1973 itu enggan membahasnya secara detail.
"Iya ini peran yang pernah aku mainin di film sebelumnya, pas ditawarin lagi, aku kayak meraba-raba dulu seperti apa ya nantinya. Kalau mau lihat bedanya, nanti ya pas kalian nonton film Mangkujiwo di bioskop," katanya sambil promosi film terbarunya itu.
Ternyata Penakut
Pada kesempatan itu, Karina Suwandi menjelaskan sebenarnya ia adalah sosok orang yang penakut dengan hal-hal mistis. Namun karena lokasi yang sangat ramai, ia jadi berani, apalagi tidak ada hal mistis yang ia rasakan.
"Aku penakut karena kalau dari kecil ada film tertentu yang bikin keinget tentang horor. Tapi sebagai pemain film, saya tahu jadinya di lokasi syuting seperti apa, jadi nggak terlalu takut banget yah," tuturnya.
Tentang Film
Bagi yang menonton film "Kuntilanak 1 dan 2", tentu tidak asing dengan Mangkujiwo. Konon, Mangkujiwo adalah sekte dan dalang dari munculnya kuntilanak.
Film ini mengisahkan tentang asal mula sosok Kuntilanak yang berkaitan erat dengan perseteruan antara dua tokoh keraton, yaitu Brotoseno dan Cokrokusumo. Mereka memperebutkan kekuasaan atas Loji Pusaka.