Penuh Syukur Menanti Kelahiran Buah Hati Pertama Tahun Ini

Endah Wijayanti diperbarui 23 Jan 2020, 11:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Tahun baru, diri yang baru. Di antara kita pasti punya pengalaman tak terlupakan soal berusaha menjadi seseorang yang lebih baik. Mulai dari usaha untuk lebih baik dalam menjalani kehidupan, menjalin hubungan, meraih impian, dan sebagainya. Ada perubahan yang ingin atau mungkin sudah pernah kita lakukan demi menjadi pribadi yang baru. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Change the Old Me: Saatnya Berubah Menjadi Lebih Baik ini.

***

Oleh: Y - Depok

Hai Fimela, sedikit cerita tentang perjalanan hidup yang baru dimulai bagi saya dan suami. Kami bisa dikatakan sebagai pengantin baru, karena memang awal desember 2019 kami menikah. Hal selanjutnya menjadi pasangan suami istri tentu bukanlah hal yang mudah untuk dijalani.

Saya merasakan banyak perubahan dan kondisi hidup bersama pasangan, dari yang tahu kebiasaan buruknya sampai tingkah aneh dan hal-hal yang positif lainnya karena tidak selalu menjadi buruk. Sebelum menikah kami sudah menjalani hubungan sebagai kekasih selama delapan tahun dlapan bulan sampai kami mantap dan melanjutkan ke jenjang yang lebih serius. Mungkin sebagian orang yang tahu cerita kami menganggap hubungan kami terlalu lama, segelintir candaan kalau nyicil rumah ataupun mobil sudah lunas deh, seperti itu tanggapan orang lain. Awal memulai kehidupan yang baru ini masih seperti biasa, tidak ada rasa aneh bertemu setiap hari dan melakukan aktifitas bersama-sama. Sampai suatu hari di mana perut saya merasa kembung dan tidak nyaman.

Sampai tujuh hari ke depan saya merasa tidak nyaman dengan perut saya. Terkadang sampai terasa kram. Tapi saya menganggap bukan sebagai hal yang serius. Akhirnya saya mengeluh kepada suami saya, tanggapannya pun biasa. Mungkin karena masuk angin dan kecapaian. Lanjut cerita selanjutnya, weekend di awal bulan Januari kami datang pernikahan salah satu teman kami, dan saya dapati seorang sahabat saya dengan perubahan fisik yang lebih berisi.

Karena memang kami jarang bertemu, saya memberanikan diri untuk bertanya, “Kamu terlihat lebih gemuk?” tanya saya. “Iya. Aku 'isi',” jawabnya tersipu malu.

Raut wajah yang sangat bahagia begitu pun dengan saya yang kaget dan bersyukur bukan main karena hal yang paling dinanti-nanti oleh teman kami akhirnya bisa didapatkan. Setelah kami berbincang banyak, saya terkesan pada bagian cerita tanda-tanda kehamilan itu ada.

Sesampainya di rumah saya fokus memikirkan gejala hamil yang dialami oleh teman saya. Ceritanya pun sama seperti yang saya alami, lalu saya berinisiatif untuk membeli alat tes kehamilan. Meskipun dapat dikatakan saya belum telat datang bulan hanya saja rasa penasaran yang begitu mengelabui pikiran saya.

Keesokan harinya, saya mencoba diam-diam tanpa suami tahu. Saya ambil 2 alat dan segera melakukan analisis. Beberapa saat kemudian dengan sekilas melihat prosedur yang ada saya dibuktikan dengan garis dua, yang artinya positif, tetapi di garis kedua yang saya lihat hanya menunjukkan garis samar begitupun dengan alat tes yang ke-2. Sayapun ragu dan tetap merahasiakan ini kepada suami. Sampai keesokan harinya, saya kembali mencoba dengan satu alat saja, hasil yang saya dapatkan jelas menunjukkan positif dengan garis kedua warnanya jelas. Saya masih tidak percaya. Saya masih memilih diam.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Dua Garis

Ilustrasi/copyright shutterstock.com/Tomsickova Tatyana

Beberapa hari kemudian, saya memberanikan diri What's App teman saya untuk berbagi cerita, teman saya memberikan selamat dan ikut senang atas kiriman foto alat tes kehamilan saya. Tapi rasanya hati ini masih ragu, saya jelas menanyakan cara pemakaian alat yang benar itu seperti yang saya lakukan atau tidak karna saya harus menunggu lebih dari satu menit.

Iya, benar saja yang saya lakukan dengan alat tes saya adalah terbalik pada saat mencelupkan ke dalam air urine. Bodohnya saya tidak bertanya dan searching terlebih dahulu karena begitu antusiasnya dan tidak berpikir panjang. Pantas saja menunggu garisnya membutuhkan waktu lebih lama. Dengan antusias yang tinggi saya kembali membeli dengan perbandingan alat tes kehamilan yang relatif murah dengan relatif mahal. Bukan karrna apa-apa, saya hanya ingin membuktikan keakuratannya.

Pagi hari saya mencoba kembali dengan kedua alat kehamilan yang semalam saya beli tentunya dengan cara yang tepat. Alhasil dari semua alat tes kehamilan menunjukkan positif dengan waktu yang singkat. Rasa senang bahagia dan tidak percaya dalam waktu sesingkat ini diberikan kepercayaan sama Yang Maha Kuasa.

Saya bersyukur dan kembali memikirkan bagaimana caranya menyampaikan ini kepada suami. Beberapa jam kemudian muncul ide, saya ambil bungkus makanan ringan berupa bengb*ng besar alias yang isinya bengb*ng mini saya keluarkan semua isinya dan hanya dapati bungkus besarnya, lalu saya masukkan semua hasil alat test kehamilan saya dari berbagai macam bentuk, berharap ketika suami mau nyemil cantik yang dia dapati bukanlah bengb*eng melainkan alat tes kehamilan yang sudah jelas positif. Ya, benar saja suamiku mengambil itu dipegangnya dan ditatap dengan baik-baik.

Seketika dia menoleh ke arah saya, lalu bertanya, “Kamu positif hamil?" peluknya sambil mengucap syukur. Lalu kami melanjutkan untuk tahap pemeriksaan ke dokter kandungan, lagi-lagi mengucap syukur.

Kini kandungan saya sudah empat minggu, saya dan suami berharap di tahun 2020 ini kami selalu diberikan kesehatan dan teruntuk calon buah hati kami agar bisa melengkapi di penutup tahun 2020. Dan kami bisa menjadi orang tua seutuhnya dalam mendidik dan membesarkan anak kami kelak.

Terima kasih, Fimela, sudah memberikan kesempatan untuk menyampaikan pengalaman seru dan harapan di tahun 2020.

#GrowFearless with FIMELA