Fimela.com, Jakarta Tahun baru, diri yang baru. Di antara kita pasti punya pengalaman tak terlupakan soal berusaha menjadi seseorang yang lebih baik. Mulai dari usaha untuk lebih baik dalam menjalani kehidupan, menjalin hubungan, meraih impian, dan sebagainya. Ada perubahan yang ingin atau mungkin sudah pernah kita lakukan demi menjadi pribadi yang baru. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Change the Old Me: Saatnya Berubah Menjadi Lebih Baik ini.
***
Oleh: Maria Yorusa - Jakarta
Hai para pembaca! Perkenalkan namaku Yohanita Eka Apridiana dan memiliki nama pena Maria Yorusa. Saat ini aku sedang duduk di kelas 12 pada semester dua alias aku sudah di unjung tanduk di pendidikan dasar. Aku adalah seorang pemimpi dan pecinta, ya memang aku seperti itu. Mungkin memang agak aneh untuk dipahami, tapi aku memiliki kisah di balik semuanya yuk! Simak.
Aku sejak SD selalu bermimpi untuk bisa ke Paris karena passion-ku adalah seorang fashionista. Bagaimana tidak? Aku waktu kelas 4 SD pernah dua kali ikut lomba fashion show dan aku pun mendapatkan prestasi saat itu. Rasanya senang sekali karena aku pertama kalinya mendapatkan prestasi walaupun belum seberapa. Hingga aku pernah berbicara ke ibuku bahwa aku ingin sekali mengikuti les modeling saat itu, namun ibuku mengatakan bahwa aku lebih baik fokus untuk belajar dulu daripada aku hanya menghabiskan waktuku hanya untuk keliling dari satu mall ke mall hanya untuk fashion show karena belajar itu penting. Walaupun demikian akhirnya ketika aku kelas 5 aku diizinkan untuk mengikuti les modeling dan dimasukkan di sebuah sanggar. Di sinilah awal pertemuanku dengan sahabat seperjuanganku di modeling yaitu Tika yang berasal dari Nias lebih tepatnya di Gunungsitoli. Dari sinilah aku bisa menemukan tentang kekasihku saat ini.
Semenjak aku les modeling, aku merasa bahagia sekali. Di setiap pertemuan kami akulah yang paling antusias untuk menjalani prosesku untuk menjadi seorang model. Apalagi di setiap event aku dan Tika selalu bersama, bagaikan persahabatan yang tak terpisahkan. Di pertengahan perjalanan karirku aku tiba-tiba memiliki satu impian yang benar-benar yang harus aku capai di hidup ini yaitu aku ingin menjadi seorang model dan desainer di Prancis. Aku ingin sekali menjadi perancang busana ternama di negara pusat busana dunia tersebut. Namun bagiku ada satu penghalang yang membuatku merasa insecure untuk maju, yaitu persaingan yang begitu ketat. Bagaimana tidak? semenjak kami ikut sebuah menajemen modeling yang tak bisa disebutkan,mata kami benar-benar terbuka lebar tentang banyaknya model yang lebih profesional dari kami.
Tika dengan begitu bisa menyandingi model senior, lalu bagaimana dengan aku? Aku yang selalu tekun latihan namun hanya bisa menang di event-event kecil saja belum bisa menuju ke event besar. Namun, aku masih tetap bertahan di perjuanganku untuk mencapai impianku. Sampai kemudian kami keluar dari modeling management itu. Tika hanya mengikuti latihan di sanggar (untuk soal ini aku masih belum bisa memastikan kelanjutan karirnya tapi yang kutahu kurang lebih seperti itu) sedangkan aku sudah mengikuti salah satu modeling management yang lebih baik lagi dari yang sebelumnya.
Karier sebagai Model
Di sinilah aku semakin sering ikut berbagai event kompetisi modeling yang besifat lebih ketat dalam persaingannya daripada yang sebelumnya. Bagiku di sinilah aku semakin tertantang di dunia modelingku. Bagaimana tidak? Hampir sebagian besar teman-temanku yang baru memang sudah benar-benar pro kalau soal catwalk yang membuat setiap kali kompetensi modeling rata-rata yang menag memang selalu yang lebih senior dariku. Apalagi kalau setiap kali lomba di tingkat yang lebih tinggi selalu seniorku yang menang.
Aku sebagai manusia biasa tak jarang aku merasa minder atau insecure. Walaupun demikian yang namanya ilmuku semakin bertambah, karakterku dalam berjalan di catwalk semakin diperhalus dari sebelumnya. Apalagi aku di sini tak hanya mencari juara semata namun juga pengalamanku di modeling yang berharga, sesuatu yang kelak dapat kuandalkan sewaktu aku mencari perkuliahan, begitu pikiranku waktu itu.
Namun, diluar itu aku juga mendapat berbagai pandangan sebelah mata di beberapa teman-teman sekolahku di SMPku dulu (khususnya kaum cowok) yang menilaiku bahwa aku tak pantas untuk menjadi seorang model. Karena aku memiliki kekurangan yang menurut mereka aku tak pantas mendapatkan semua yang menjadi targetku. Tapi ada juga yang memuji hasil perjuanganku di modeling tak lain rekan-rekan gurunya ibuku dan beberapa sahabatku.
Tetapi bagiku itu semua hanyalah tepuk tangan bagiku yang membuatku semakin maju. Bagiku terserah orang berkata apa soal impianku, yang terpenting bagiku aku ingin terus maju dan merakit impianku sendiri. Kalau boleh jujur di saat aku kelas XI karierku di modeling semakin meredup karena aku mulai jarang latihan. Bukan berarti aku berhenti di sini saja.
Aku mulai mencari informasi mengenai dunia fashion baik melalui buku ataupun website. Aku mulai menggambar berbagai model baju, karena memang aku menyukai menggambar. Untuk semakin memperkuat cita-citaku aku mulai melukis batik abstrak diatas kanvas. Selain itu juga aku masih suka ikut lomba dan event setiap show yang ditawarkan dari guru modelingku tercinta. Ternyata hasilnya cukup bagus sehingga ke depannya aku ingin mendirikkan brand fashion batik abstrakku sendiri.
Melanjutkan Studi
Setelah aku lulus SMP akhirnya aku pun melanjutkan studiku di Yogyakarta. Masih aku ingat disaat aku awal-awal masuk ke asrama sekolah ini. Di saat itu aku masih belum kenal siapa pun yang menjadi teman-temanku kedepannya. Akhirnya aku dengan insiatif sendiri memperkenalkan diri ke mereka. Apalagi ke teman-teman seangkatanku di asrama putri ini. Aku rasa di sini yang awalnya aku tak sempurna aku belajar banyak kehidupan. Apalagi aku semakin survive untuk tahan banting menghadapi konfilk yang datang di kehidupan ini. Separuh perjalananku di SMA ini aku pun menyadari bahwa aku tak bisa sepenuhnya berkarier di dunia modeling. Entah mengapa perasaan rindu untuk berkarier itu datang. Meskipun setiap ada fashion show dari sekolah yang memperlihatkan karya batik siswa dan guru, namun aku ingin sekali merasakan perjuangan itu kembali.
Aku saat itu meminta berkali-kali ke ibuku bahwa aku begitu ingin masuk ke SMK jurusan tata busana kepada ibuku. Namun, lagi-lagi ibuku menolak keinginanku sama seperti aku dulu mengajukkan untuk les modeling kepada ibuku. Tetapi aku hanya bisa pasrah menerima nasibku keberadaan di sini. Kalaupun karena bukan karena kewirausahaan yang di kembangkan di sekolah ini, aku mungkin memang menolak untuk di sekolahkan di sini, begitu pikiranku saat itu.
Walaupun demikian aku masih tetap belajar mengenai fashion secara lebih luas lagi baik secara teori ataupun pratik yaitu menggambar batik dan fashion sketch secara ottodidak. Aku menjalani semua proses yang ada disini, walaupun aku tahu bahwa itu semua tak terpisahkan dari konflik kelas 11 dan 12 sekitar empat hari sebelumnya aku putus dengan kekasih yang aku sayangi karena suatu permasalahan. Setelah itu aku pun benar-benar merasa terpuruk, seolah tak ada harapan lagi. Padahal aku ini adalah siswi tingkat akhir yang harus benar-benar mempersiapkan mentalku untuk ujian-ujian kelulusan.
Tetapi di saat aku terpuruk ada seseorang pemuda yang berasal dari kampungnya Tika yaitu Nias yang menembakku sebagai kekasihnya. Lebih tepatnya dia adalah seorang penggemarku dalam diam di Facebook yang berusaha mencari perhatianku dengan menyukai segala apa pun yang aku posting di facebook. Pada sebelumnya aku dan dia sempat chatting di messenger hanya sebagai teman saja, karena aku disaat itu sudah punya pacar.
Ingin Mewujudkan Mimpi
Di saat itu aku dengannya hanya bertukar kontak Whats App lalu setelah itu hanya berbasa-basi di WA. Aku sebenarnya agak tertarik dengannya karena dia memiliki nama yang begitu unik. Selain itu dia juga sama-sama menyukai dunia fashion sehingga ada yang membuat kecocokkan aku dan dia. Setelah aku menerima Marselinus Mahakudus aku menjadi semangat lagi untuk menjalani kehidupan ini.
Awalnya aku hanya menganggapnya perlarianku semata, namun setelah waktu berjalan aku perlahan-lahan bisa membuka hatiku untuk mencintainya. Hal yang paling besar yang menjadi misi ke depannya adalah kami ingin membuat brand fashion batik abstrak kalau sudah sama-sama bertemu di Jakarta dan menetap di Jakarta (karena saat ini dia masih di Pekanbaru dan dia baru ke Jakarta setelah aku UNBK). Yang pasti inilah yang membuatku semangat untuk menjalani sesuatu kedepan dan tetap mengembangkan passionku bersama orang yang kita cintai dihidup ini.
Perubahan yang aku buat ke depan adalah aku ingin semakin mempersiapkan untuk menjadi sesuai apa yang aku cita-citakan selama ini dan tetap konsisten berjuang untuk impianku kedepan. Kalau aku nanti sudah memulai hari-hariku menjadi mahasiswa aku ingin menjadi lulusan terbaik agar aku bisa melanjutkan S2-ku ke Prancis dengan membawa orang tua, suamiku, dan anak-anakku nanti. Dan aku ingin mempopulerkan batik abstrak ke negara pusat busana dunia itu agar dunia memandang bahwa batik bukanlah sesuatu yang memiliki nilai seni yang biasa saja namun yang luar biasa sehingga dapat dinikmati oleh semua orang.
Hanya itulah yang aku harapkan di dalam hidupku di tahun 2020 ini. Itulah kisahku para pembaca dari seorang pemimpi dan pecinta dalam kehidupan ini. Tulisan ini aku persembahkan untuk orang tuaku, kekasihku Marsel, dan sahabat-sahabat yang sudah mau berjuang bersamaku selama ini. Sekian dariku dan terima kasih.
#GrowFearless with FIMELA