Dari Tiap Cobaan yang Berhasil Dilewati, Pribadiku Jadi Lebih Tangguh

Endah Wijayanti diperbarui 14 Jan 2020, 09:47 WIB

Fimela.com, Jakarta Tahun baru, diri yang baru. Di antara kita pasti punya pengalaman tak terlupakan soal berusaha menjadi seseorang yang lebih baik. Mulai dari usaha untuk lebih baik dalam menjalani kehidupan, menjalin hubungan, meraih impian, dan sebagainya. Ada perubahan yang ingin atau mungkin sudah pernah kita lakukan demi menjadi pribadi yang baru. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Change the Old Me: Saatnya Berubah Menjadi Lebih Baik ini.

***

Oleh: Pipiet Fitrianingsih - Jakarta

Euforia tahun baru 2020 memang baru berlalu walaupun sudah disambut dengan bencana banjir keesokan harinya di tgl 01 Januari 2020, aku tetap semangat menjalani hari walaupun harus berjibaku bersama genangan air yang masuk ke rumah kemarin. Aku masih bersyukur dan bangga kepada diriku sendiri ternyata aku bisa melewati semua yang aku alami. Itu semua menjadikan aku menjadi merasa lebih kuat dan tangguh dalam menghadapi cobaan hidup. Menelisik tiga tahun ke belakang rasanya begitu tahun yang berat buatku.

Bagaimana tidak, aku harus kehilangan pekerjaan d isaat cuti melahirkan, selang kurang dari setahun kemudian suamiku juga harus mengalami nasib yang sama seperti aku, dia di-PHK! Astaghfirullah, andai aku tak punya iman, mungkin pisau sudah aku jadikan keputusan terakhir yang tak perlu aku pikirkan lagi mengiris nadiku. Aku benar-benar merasa terkoyak, pikiranku kacau, bebanku terasa penuh di pundak. Bagaimana aku bisa mewujudkan impian-impian yang pernah aku tulis menjadi resolusi tiap tahun.

Pikiranku benar-benar tergoncang. Sifat temperamenku mulai muncul yang biasa aku lampiaskan ke anak-anak. Konsultasi ke psikiater rasanya tidak mengurangi bebanku meskipun mereka resepkan obat yang katanya bisa menurunkan tingkat emosional aku.

Suami memang tak sepenuhnya mengganggur dia tetap berusaha menafkahi kami dengan menjadi driver ojol. Pada awalnya aku malu, apalagi banyak saudara kerabat sering kali meremehkan pekerjaan suami. ”Ngojek?” ucapan dengan nada melengking yang merasa tak percaya suamiku ngojek membuatku sering baper. Tapi aku sadar, kita dinilai oleh Tuhan bukan karena kaya atau miskin kita tapi karena keimanan kita. Aku pasrahkan semua kepada Allah Tuhanku.

 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Selalu Ada Hikmah di Balik Segala Sesuatu

Ilustrasi.| pexels.com/@hazardos

Hampir dua tahun berlalu, suamiku menjadi driver ojol, kondisi ekonomiku sedikit mulai membaik walaupun belum seperti dulu kala tetap harus aku syukuri itu. Ternyata rasa syukur itu tak membuat aku berhenti Allah memberiku ujian. Allah memberiku ujian melalui ibu mertuaku yang jatuh sakit. Yang membuat aku ngenes aku tak mampu menjenguknya di kampung dan tak mampu membawanya ke RS karena biaya. Semua diarawat ala kadarnya oleh adik iparku yang merawatnya. Hingga di awal Desember kemarin Allah memanggilnya.

Sedih pasti, aku merasa belum bisa jadi menantu yang baik buat beliau. Beruntung aku sempat mengucapkan kata maaf sebelum beliau meninggal. Semoga beliau khusnul khotimah.

Ah, rasanya memang aku jadi kebal dengan cobaan-cobaan hidup yang kapan saja datang silih berganti. Aku dekatkan kembali kepada Sang Maha Pencipta, Sang Maha semuanya, karena aku berpikir semua yang aku alami karena aku jauh dari-Nya.

Aku berusaha optimis tentang hari esok. Cobaan yang aku alami mungkin belum seberapa masih banyak yang lebih berat jalan hidupnya dibandingkan kehidupanku. Aku percaya bahwa selalu ada pelangi setelah hujan, mungkin pepatah itu benar adanya aku merasakan itu.

Setelah kepergian ibu mertua, Allah memberikan kami hadiah, suamiku yang sudah lama mengganggur akhirnya dia di terima bekerja oleh perusaah BUMN yang dulu pernah dilamarnya. Berkali-kali aku bersyukur kepada Sang Maha Kaya, yang mampu membolak-balikkan derajat manusia. Hal itu yang harusnya aku lakukan dari dulu, pasrah dan ikhlas.

Kita tidak perlu khawatir dengan apa yang terjadi hari ini, karena pasti ada rahasia di baliknya. Aku terus berintropeksi diri memperbaiki kualitas keimanan, sebagai seorang muslim aku memperbaiki salatku agar tidak bolong-bolong. Lebih memperbanyak komunikasi dengan Allah dengan memperbanyak salat tahajud dan banyak bersyukur dan bersedakah. Semoga aku konsisten menjalani itu semua agar aku segera mewujudkan segala impianku yang tertunda. Amin.

#GrowFearless with FIMELA