Harus Berubah Lebih Baik agar Tak Dibenci Orang Lain

Endah Wijayanti diperbarui 11 Jan 2020, 08:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Tahun baru, diri yang baru. Di antara kita pasti punya pengalaman tak terlupakan soal berusaha menjadi seseorang yang lebih baik. Mulai dari usaha untuk lebih baik dalam menjalani kehidupan, menjalin hubungan, meraih impian, dan sebagainya. Ada perubahan yang ingin atau mungkin sudah pernah kita lakukan demi menjadi pribadi yang baru. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Change the Old Me: Saatnya Berubah Menjadi Lebih Baik ini.

***

Oleh: Rezky Gustri Febriani - Jakarta Selatan

Permulaan tahun baru ini diawali dengan sikapku yang harus diubah. Baru sekarang aku dikritik langsung oleh atasanku perihal sikapku yang agak kurang sopan, kurang beretika, dan kurang menjaga intonasi suara jika berbicara. Sebelumnya aku tidak pernah diomeli atau pun dimarahi langsung oleh atasan. Wah… ini mah menjadi lampu kuning bagiku atas sikapku sebelumnya, benar-benar peringatan yang berbahaya jika tidak kutanggapi dan kuubah. Bisa-bisa aku kena pecat.

Maka dari itu aku berusaha instrospeksi diri, lebih peka tentang keadaaan lingkungan sekitar, adab berbicara entah itu dengan orang tua, teman, ataupun atasan benar-benar kujaga. Terkadang benar juga kata teman-temanku di kantor atau kata mamaku aku kurang menjaga sopan-santun atau jika berbicara. Kurang menjaga intonasi suara dengan lawan berbicara, sehingga orang mudah tersinggung dengan ucapan yang aku lontarkan. Alias aku orangnya nyolot kalau ngomong.

 

2 dari 3 halaman

Mengubah Etika

Ilustrasi./Copyright unsplash.com

Satu halnya lagi yang harus diubah dari diriku adalah dalam hal etika. Aku tuh orangnya kurang beretika baik dalam masalah etika berpakaian atau etika berbusana, etika berbicara, etika makan, etika bergaul dan sebagainya. Pernah suatu ketika papaku ngirim suatu video tentang bagaimana cara menjaga etika dalam kehidupan sehari-hari. Wah… benar-benar! Aku dalam hal ini luar biasa parah.

Pantas saja kadang-kadang temanku suka menasihatiku. Ini benar-benar memalukan dalam sejarah panjang kehidupanku. Aku terbiasa kurang bergaul dulunya waktu kecil, temanku tak banyak soalnya, pacaran juga tak pernah, jadi aku tak tahu bagaimana cara bersikap dan bergaul sama orang. Ya, maka dari itu aku harus banyak belajar supaya tahu cara bersikap dan berbicara.

Terkadang aku malas bertemu orang, aku bekerja pun sebisa mungkin menghindari orang banyak, karena aku malas bertemu orang. Pekerjaanku kebanyakan bersinggungan dengan komputer atau men-scan atau mencatat apa saja yang diproses. Maklum aku bekerja di kantor notaris, bagian administrasi kantor atau bagian notaris yang bertugas membuat surat kuasa, perjanjian ataupun akta, di mana di pekerjaan ini membutuhkan kefokusan dan ketelitian tingkat tinggi.

3 dari 3 halaman

Mengubah Kebiasaan Buruk

Ilustrasi./Copyright pexels.com/@d-ng-nhan-324384

Kemudian hal yang harus kuubah dari diriku sendiri untuk kepentingan diri sendiri dan orang lain yang ada di sekelilingku adalah sikap boros. Aku biasanya membelanjakan uang tak tanggung-tanggung, langsung saja beli kosmetik inilah, beli kosmetik itulah, kadang sampai lima atau enam buah kosmetik dengan warna yang berbeda-beda, yang pada kenyataaannya sebenarnya barang itu tak aku butuhkan sama sekali. Berarti yang ada cuma buang-buang uang saja.

Aku pasti belanja tidak sesuai kebutuhan akan suatu barang. Ini mah bakal membuat kita jatuh miskin pas di akhir bulan dikarenakan tidak ada perencanaan yang matang untuk kondisi keuangan sama sekali. Aku benar-benar orang yang boros atau tidak bisa megang uang, makanya sampai sekarang kartu debet terkadang masih dipegang mamaku.

Mamaku bilang sikapku masih kekanak-kanakan belum begitu dewasa dalam menyingkapi hidup, padahal aku bukan anak bungsu di keluargaku. Aku terlahir sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, hanya saja manjanya tak ketulungan dan tak biasa hidup mandiri. Aku kurang mandiri, kadang-kadang masih terlalu takut untuk pergi sendiri ke luar kota. Terkadang bisa pergi, tapi tak bisa pulang. Padahal tiket entah itu tiket kereta api ataupun pesawat sudah gampang dicari. Tinggal online pasti beres. Cuma entahlah, aku sendiri tak tahu cara pesannya.

Oleh karena itu, banyak hal yang harus diubah agar bisa lebih baik ke depannya. Tahun 2020 ini sikapku dan perilaku serta tabiat yang buruk harus diubah. Aku harus bisa ke depannya. Aku benar-benar buruk, sikapku kadang mengesalkan orang-orang yang ada di sekelilingku. makanya aku harus berubah agar aku tidak dibenci orang, khususnya orang yang dengan sabar menasihati dan membimbingku untuk menjadi pribadi manusia yang baik di mata Tuhan. Amin.

 

#GrowFearless with FIMELA