Fimela.com, Jakarta Tahun baru, diri yang baru. Di antara kita pasti punya pengalaman tak terlupakan soal berusaha menjadi seseorang yang lebih baik. Mulai dari usaha untuk lebih baik dalam menjalani kehidupan, menjalin hubungan, meraih impian, dan sebagainya. Ada perubahan yang ingin atau mungkin sudah pernah kita lakukan demi menjadi pribadi yang baru. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Change the Old Me: Saatnya Berubah Menjadi Lebih Baik ini.
***
Oleh: Gusti Gultom - Bogor
Setiap orang pasti punya cita-cita, tapi belum tentu mau berjuang untuk mewujudkannya. Salah satu impian terbesar aku adalah ingin menyandang gelar magister. Hal ini sudah aku impikan bahkan jauh sebelum kuliah untuk mendapatkan gelar sarjana. Berbekal niat yang kuat, nekat, dan dukungan dari orang-orang dekat akhirnya aku memberanikan diri untuk mendaftarkan diri di salah satu perguruan tinggi negeri untuk kelas reguler.
Kegigihanku ternyata membuahkan hasil yang manis. Akhirnya, aku pun diterima menjadi mahasiswi untuk program magister untuk kelas reguler. Impianku setelah puluhan tahun ternyata terwujud. Hmmmm... begitu lah ucapanku dalam hati. Beruntungnya aku memiliki bos yang sangat pengertian dan memperbolehkanku kuliah sambil bekerja. Senangnya berkali-kali lipat.
Setelah menjalani dunia perkuliahan, ternyata harapanku jauh dari kenyataan. Capeknya tiada tara. Setelah menyelesaikan kuliah di siang hari, aku harus buru-buru ke kantor. Atau jika kuliah di sore hari, pagi-pagi aku berangkat ke kantor dan siangnya pergi ke kampus. Begitulah kegiatanku selama berbulan-bulan.
Tak Lagi Gampang Menyerah
Di kala kelelahan melanda, ditambah pekerjaan kantor yang harus segera diselesaikan dan tugas kuliah yang sudah menumpuk terkadang rasanya mau udahan saja. Gampang menyerah! Itulah aku, yang selalu menggerutu di kala padatnya kegiatan. Belum lagi, waktu libur harus aku pakai untuk ngantor demi menyelesaikan pekerjaan kantor yang tertunda. Mengeluh itu sudah menjadi kebiasaanku di saat rasa lelah melanda.
Tak terasa satu semester pun berlalu. Perasaan menggelitik muncul ketika melihat nilaiku yang cukup memuaskan. Baru sadar, kalau selama rasa lelahku ternyata terbayarkan. Bagaimana tidak, belajar dari pagi sampai malam di akhir pekan sudah menjadi rutinitas demi ‘hanya bisa lulus ujian’. Aku tidak berharap nilai sempurna, tapi lulus ujian saja sudah sangat bersyukur. Thanks God, nilaiku ternyata sangat memuaskan. Keluhan akibat kelelahan selama satu semester sudah sirna. Ternyata mengeluh itu tidak ada gunanya, malah membuatmu semakin capek.
Sesulit apa pun pekerjaanmu, selelah apa pun kamu, jika bekerja dengan senang hati dan ikhlas pasti akan membuatkan hasil. Mengeluh itu hanya menambah rasa letih dan tidak ada gunanya. Meskipun sempat pesimis dengan teman-teman yang pada umumnya masih fresh graduate, ternyata aku bisa melaksanakan tugasku dengan baik. Jika aku yang dulu tiada hari tanpa mengeluh, sekarang aku sadar mengeluh itu tidak ada gunanya. So, kurangi mengeluh perbanyak bersyukur!
#GrowFearless with FIMELA