Fimela.com, Jakarta Topan Phanfone baru saja menghantam Jepang dan Filipina, menewaskan, dan menghilangkan banyak orang. Topan Phanfone dapat menyebabkan angin kencang, hujan lebat, dan penglihatan yang buruk.
Menurut analisis BMKG, topan Phanfone ini keberadaannya mendekati wilayah utara Indonesia. Namun BMKG memperkirakan tidak akan memberi dampak yang signifikan terhadap cuaca di Indonesia. Sehingga masyarakat Indonesia bisa tenang.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai topan Phanfone, apa kamu tahu apa itu topan? Topan adalah badai tropis yang terbentuk di atas Samudra Pasifik. Topan tropis di pasifik timur laut dan atlantik utara disebut sebagai topan, sedangkan topan yang terjadi di pasifik selatan dan Samudra Hindia disebut sebagai siklon, seperti dilansir dari straitstimes.com, Senin (30/12/2019).
What's On Fimela
powered by
Mengetahui asal usul di balik nama topan Phanfone
Topan diklasifikasikan berdasarkan skala anginnya. Kecepatan angin antara 119 sampai 153km/jam dan topan kategori 5 yang mencapai kecepatan di atas 252km/jam. Badai dengan kategori 4 dan 5 dikenal sebagai topan super.
Kata topan sendiri berasal dari akhir abad ke 16 dan sebagian berasal dari Bahasa Yunani (tuphon atau angin puyuh), bentuk Bahasa Arab (tufan), dan bahasa Kanton (taai fung atau angin besar). Ejaan dalam Bahasa Inggris yang sekarang ramai digunakan pertama kali muncul dalam puisi dari Percy Bysshe Shelley Prometheus Unbound yang diterbitkan pada tahun 1820.
Sebagian besar nama topan dicetuskan oleh World Meteorological Organisation's Typhoon Committee. Nama topan bisa merujuk pada binatang, bunga, dan astrologi. Topan Phanfone terbesar terjadi di Jepang pada 4 Oktober 2014. Phanfone termasuk ke dalam topan kategori 4.
Nama topan Phanfone didapatkan dari masyarakat Laos yang berarti binatang, sedangkan dalam Filipina disebut Neneng. Pada tahun 2002, Phanfone juga pernah terjadi beberapa daerah di Kepulauan Marshall dan Iwo Jima, Jepang.
Saksikan video menarik setelah ini
#GrowFearless with FIMELA