Cinta Ibu pada Anaknya Itulah Cinta Sempurna

Endah Wijayanti diperbarui 25 Des 2019, 15:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Punya momen yang tak terlupakan bersama ibu? Memiliki sosok ibu yang inspiratif dan memberi berbagai pengalaman berharga dalam hidup? Seorang ibu merupakan orang yang paling berjasa dan istimewa dalam hidup kita. Kita semua pasti memiliki kisah yang tak terlupakan dan paling berkesan bersama ibu. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam lomba dengan tema My Moment with Mom ini.

***

Oleh: Darini - Sambas

Ibu adalah seorang perempuan yang membuka pintu terlahirnya kita di dunia ini. Dan dia juga yang akan membuka pintu surga bagi kita di akhirat kelak. Sembilan bulan lebih ia mengandung, lalu melahirkan kita dengan mempertaruhkan nyawanya. Dia juga yang menjadi guru pertama bagi kita yang mengajarkan dan mendidik untuk menjadi pribadi yang tangguh. Tak kenal lelah, tak kenal takut, apa pun ia berikan untuk anaknya tanpa meminta imbalan apa pun. Dan cinta ibu pada anaknya itulah cinta sempurna.

Momen kebersamaan dengan ibu akan selalu ada di dalam hatiku. Tak akan lekang oleh waktu, karena dia telah menjadikan kami buah hatinya tumbuh menjadi pribadi seperti saat ini. Karena ibu adalah cinta sejati kami.

Ibuku adalah orang yang sangat sibuk. Semua ia lakukan sendiri. Dari pagi-pagi sekali ia mengurus rumah, menyiapkan sarapan, lalu berangkat kerja mendidik anak bangsa di ujung negeri. Sore harinya ia ke ladang atau ke kebun. Malamnya ia kembali sibuk di dapur membuat jajanan yang akan dijual untuk menambah pemasukan keluarga. Karena gaji ayah dan ibu sebagai guru hanya cukup untuk makan. Sehingga ibu dan ayah harus mencari pemasukan lain dengan menambah pekerjaan sampingan. Namun, sesibuk apa pun ibu, dia tidak pernah menyia-nyiakan putra putrinya.

Sesekali ibu mengajakku ke sekolah tempat ia mengajar. Bahkan sejak aku bayi pun ibu sudah membawaku ke sekolah ia mengajar jika pengasuhku tidak ada. Mungkin karena itu juga aku mewarisi pekerjaannya menjadi seorang guru. Ibu juga membawaku ke ladang dan kebun. Tak hanya aku, adikku juga. Di sana kami belajar bagaimana cara menanam padi, mulai dari menyemai, hingga panen.

Momen tak terlupakan bersama ibu dan ayah adalah makan sebuah pondok yang ada di kebun lada kami. Ibu tak memanjakan kami, apa yang ia kerjakan, selalu ia mengikut sertakan kami. Seperti memintaku untuk membantunya membuat jajanan kue. Sambil nonton TV, bersama ibu mencetak pastel dan membuat donat untuk di jual. Semua itu ia lakukan untuk mengajarkan bahwa hidup itu penuh perjuangan dan jika kita tulus mengerjakannya, kata lelah akan terbayar menjadi nikmat.

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Ibu yang Selalu Ada

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com

Ibuku itu paling cerewet. Pagi-pagi ia akan mengomel jika kami lambat bangun dan tidak salat subuh. Ia juga akan mengomel jika kami tidak sarapan sebelum berangkat sekolah. Dua hal itulah yang menjadi rutinitas setiap harinya dalam membiasakan disiplin bagi kami. Harus bangun pagi dan salat setiap waktu salat. Bahkan sampai sekarang saat kami sudah dewasa ini pun, pertanyaan "sudah salat belum?" itu menjadi pertanyaan wajib yang tak pernah berhenti sejak dulu. Ketika aku masih kecil ibu selalu bilang salat itu tiang agama, ibarat rumah jika tidak ada tiang dia tidak akan berdiri. Meskipun banyak kebaikan lain yang kita lakukan. Ibu juga bilang jika kita ingin sukses harus salat.

Membekas di ingatanku saat aku kuliah dan harus tinggal jauh dari ibu. Kadang aku merindukan suaranya, merindukan untuk ngobrol banyak dengannya. Namun pagi-pagi sekali, ponselku berbunyi, kata-kata pertama dari ibu setalah salam adalah, "Sudah salat belum?" dan "Harus sarapan, jaga pola makan jangan sampai sakit." Setelah itu ibu langsung mengalihkan pembicaraan dengan ayah.

Sehingga aku banyak bercerita dengan ayah, dan aku merasa sangat dekat dengan ayah. Akan tetapi, rupanya ibu tahu setiap hal yang ku rasa. Saat aku sedih, saat aku ada masalah, ibu selalu merasakan meskipun kadang aku tak berbicara padanya. Saat aku sedang sakit, ibu adalah orang yang paling cemas. Ia tetap berada di sampingku. Dan aku juga akan mencarinya jika aku merasakan sakit. Belaian ibu itu adalah penawar yang paling mujarab. Itulah ikatan ibu dan anak.

Ibuku itu perempuan paling sabar. Berbagai ujian dalam hidupnya ia lewati dengan penuh kesabaran. ibuku sering bercerita tentang masa kecilnya, tentang bagaimana ibu melewati masa kecil tanpa orangtua, bertahan hanya dengan kakak-kakaknya, tentang kisah dia berjuang untuk tetap sekolah meski hidup dalam serba kekurangan dan penuh ejekan dari teman-temannya. Berkat kesabaran ibu, ia bisa meraih impiannya. Kesabaran ibu juga jelas-jelas terlihat olehku saat ia mendampingi ayah saat sakit, saat menghadapi tingkah polah kami anaknya yang kadang membuat hatinya sakit. Namun, hati seorang ibu itu tulus, berjiwa pemaaf dan selalu berbesar hati karena cintanya sempurna untuk keluarganya.

3 dari 3 halaman

Cinta Ibu Memang Sempurna

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com

Ibuku itu istri yang salihah. Dia adalah sumber inspirasi dan motivasiku. Kesetiaannya pada suaminya terlihat jelas di depan mata kami. Tak pernah ia meninggalkan ayah hingga maut memisahkan mereka. Dan ibu tak henti-hentinya berdoa untuk ayah meskipun kini ia telah tiada. Doa ibu adalah kekuatan kami. Ia tak pernah berhenti berdoa dalam setiap sujudnya untuk kebahagian kami. Dan kini aku menyadari, apa yang ku dapatkan saat ini tak lepas dari campur tangan doa seorang ibu.

Ibu adalah anugerah terindah bagi kami dua buah hatinya, aku dan adikku. Aku bersyukur terlahir dari rahim seorang ibu seperti ibuku. Kebersamaan selalu kami hadirkan untuk kebahagiaan ibu. Karena aku tahu sumber bahagia ibu adalah anak-anaknya. Kebahagiaan dan keharmonisan buah hatinya.

Ibu mengatakan padaku, tidak ada yang harus ia cari lagi, dia ingin menghabiskan masa tuanya dengan banyak beribadah dan bersedekah. Momen tak terlupakan bersama ibu adalah saat kami menjalankan ibadah umroh bersama. Aku sungguh tak menyangka diundang oleh Allah sebagai tamunya bersama ibuku. Peristiwa yang tak pernah kuduga dan tak terencana. Rasa bahagia yang penuh syukur, aku menggenggam erat tangang ibuku berjalan mendekati rumah Allah. Menjalankan ibadah bersama. Itu merupakan hari-hari paling bahagia bersama ibu. Anugerah Allah yang terbaik kumiliki.

Hari ini Minggu, 22 Desember 2019, merupakan Hari Ibu. Berbagai postingan status ucapan kata-kata indah bagi ibu. Namun, bagiku setiap hari itu adalah Hari Ibu. Aku hanya tinggal berdua dengan ibuku. Setiap hari kulewati bersama dengannya. Mulai dari pagi hari yang tak pernah absen ngomelin harus sarapan, hingga sore harinya selalu menungguku pulang kerja.

Setiap hari adalah kebersamaan bersama ibu. Setiap hari juga ia menemukan raut wajah bahagia, sedih, atau pun kecewa di diriku. Dan aku juga merasakan hal yang sama. Setiap hari kami bercerita. Setiap hari kami menonton acara TV bersama, makan malam bersama. Kini usia ibu sudah menua, tapi dalam setiap doa, aku memohon agar ibuku selalu mendapatkan kebahagiaan terindah dalam hidupnya di hari tuanya. Ibu adalah sahabatku. Serta aku berharap akan terus bisa menemaninya hingga akhir hayatnya.

#GrowFearless with FIMELA