Fasilitas Laktasi Terpenuhi dapat Membuat Ibu Pekerja Lebih produktif

Anisha Saktian Putri diperbarui 25 Des 2019, 11:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Air Susu Ibu (ASI) diberikan ibu kepada anak idealnya enam bulan hingga dua tahun. Bukan hanya sehat untuk sang anak, ibu pun akan memiliki tubuh yang lebih bugar. Namun, faktanya masih banyak para ibu yang kesulitan memberikan ASI pada si kecil apalagi bagi perempuan yang bekerja. 

Menurut peneliti Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK dari ILUNIKedokteran Kerja FKUI, dukungan tempat kerja belum kondusif, penelitian terdahulu dari Dr. Ray basrowi juga menunjukkan hanya sekitar 21 persen tempat kerja di Indonesia yang memberikan dukungan fasilitas memadai untuk laktasi, dan hanya 7,5 persen pekerja di Indonesia yang bisa menikmati program kemudahan menyiapkan ASI di tempat kerja.

“Apabila pemerintah belum bisa memberikan cuti melahirkan hingga 6 bulan, makan sangat penting untuk memastikan implementasi dukungan laktasi di tempat kerja menjadi maksimal, karena sangat penting untuk melindungi peran laktasi Ibu,” kata Ray Wagiu Basrowi di Jakarta, Jumat (20/12/2019)

2 dari 2 halaman

Laktasi dan ibu pekerja di Indonesia

Tips agar produksi ASI lancar dan banyak./Copyright shutterstock.com/g/Kiwis

Menurut dr. Ray, ada banyak alasan mengapa ibu pekerja sukit memberikan ASI seperti takut meninggalkan pekerjaan, takut tidak diberikan ijin oleh atasan, hingga tidak adanya ruang laktasi. Hanya 21 dari 100 pekerja perempuan mendapat fasilitas laktasi memadai di tempat kerja. Hanya 7 dari 100 pekerja menikmati program dan edukasi laktasi di tempat kerja. Dan hanya 2 dari 10 buruh berhasil asi eksklusif. 

“Negara masig gagal melindungi hak laktasi, padahal itu hak fundamental. Sudah 15 tahun  pemberian ASI tidak ada peningkatan atau jalan di tempat,” ujarnya. 

Fakta lainnya, 5 dari 10 pekerja perempuan memompa ASI di toilet pabrik atau kantor karena 98 persen pabrik tidak memiliki konselor laktasi siaga di tempat kerja.  Pengelola tempat kerja cenderung menghalangi pekerja untuk menyusui atau memerah ASI di tempat kerja karena khawatir memengaruhi kinerja dan produktivitas, menurut stewart-Glenb, 2008.

Padahal, di Indonesia pekerja perempuan selalu meningkat jumlah dan partisipasinya. Inilah mengapa, perlu dukungan tempat laktasi di tempat kerja. Sebab, ASI eksklusif membuat ibu sehat dan anak tidak mengalami maslaah kesehatan seperti stunting. 

“Ruang laktasi itu penting karena per 2 jam ibu harus memompa ASI kalau tidak dipompa justru kering. Kemudian harus ada konselor atau dokter perusahaan minimal 1x minggu. Hal ini terbukti membuat perempuan lebih 8x lebih produktif,” tutupnya. 

 

#Growfearless with Fimela