Desainer Tanah Air Melenggang di Amsterdam Modest Fashion Week

Meita Fajriana diperbarui 20 Des 2019, 14:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Industri fashion modest semakin berkembang bahkan hingga ke pasar dunia. Tidak heran pagelaran busana internasional pun kini mengusung lini busana muslim dan mendapat panggung. Salah satunya di Belanda dengan event Amsterdam Modest Fashion Week 2019.

Modest Fashion Founder Fund (ModestFFFund) dari tanah air sukses mengikuti perhelatan ini pada 14-16 Desember yang diadakan di Passenger Terminal Amsterdam, Belanda. Mereka tampil bersama-sama dengan desainer, brand, dan influencer dari 20 negara dalam perhelatan modest fashion dunia ini. 

ModestFFFund merupakan program akselerasi bagi desainer dan brand modest fashion yang digagas Kemenparekraf (Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) dan #Markamarie untuk menciptakan talenta yang unggul baik dari sisi kreasi maupun bisnis. ModestFFFund diharapkan bisa menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekosistem modest fashion dan memaksimalkan potensi Indonesia untuk menjadi kiblat modest fashion dunia.

Program yang telah berjalan sejak Mei 2019 ini akhirnya memilih Amsterdam Modest Fashion Week 2019 sebagai wadah desainer dan brand Indonesia untuk bersaing di Internasional. Tentunya ini akan menjadi hal yang tak mudah dilalui, mengingat selama ini pasar global banyak didominasi dengan fashion modest dari negara tertentu seperti Turki.

ModestFFFund pun menyeleksi 400 brand dan desainer modest fashion Indonesia yang berpotensi besar untuk bisa menghadapi pasar global. Dari 400 kandidat tersebut, ModestFFFund akhirnya memilih empat yang terbaik untuk mengikuti ajang fashion kelas dunia tersebut. Empat desainer dan brand itu di antaranya Hannie Hananto, Luluk Marla, Neera Alatas, dan WAD Studio. Pemilihan keempat desainer ini melibatkan juri dari Dubai, Turki, dan Belanda. 

“Keempat desainer terpilih ini mewakili keragaman gaya dunia modest fashion Indonesia. Hannie Hananto mewakili fun pop art, WAD Studio mewakili gaya edgy casual, Neera eveningwear dengan detail craft dan Luluk Marla yang bergaya couture. Dalam satu ekslusif show, penonton diberikan suguhan kreatif yang luar biasa dan memukau. Semoga dengan ini, mereka paham kalau Indonesia bisa berbicara tentang keragaman pilihan. Indonesia adalah pusatnya kreativitas,” kata Franka Soeria co founder Modest Fashion Weeks dan juga pendiri #Markamarie. 

Keberagaman- menjadi strategi yang dipilih untuk event ini. Ciri khas dalam mendesain itu pun bisa dilihat dari masing-masing desainer yang berhasil terpilih. Dimulai dari Hannie Hananto yang sudah berkecimplung di industri modest fashion sejak 2003. Selama ini, Hannie Hananto telah mewarnai busana modest Indonesia dengan gaya nyentrik dalam setiap busana yang dihadirkannya. Oleh karena itu, Hannie dinilai bisa mewakili genre pop Indonesia untuk bersaing di pasar global.

“Saya akan menghadirkan yang beda. Biasanya pakai warna beriak di setiap koleksi. Kalau di Eropa, warna yang saya pilih akan lebih calm. Karena, orang Eropa suka warna monokrom. Jadi, saya menahan diri untuk tidak memakai warna yang biasanya. Saya juga akan menghadirkan koleksi dengan tema Anggrek. Indonesia pemilik bunga Anggrek terbesar di Asia, itu yang menjadi inspirasi saya,” kata Hannie. 

Tak hanya Hannie yang sudah mempersiapkan dirinya untuk berjuang, Neera Alatas juga telah mempersiapkan koleksi terbaiknya untuk dibawa ke Amsterdam Modest Fashion Week mendatang. Dengan mengambil tema Embun, desainer yang sudah berkarya sejak 2005 ini, akan membawakan busana couture dengan gaya evening dress.

“Saya ingin menunjukkan kalau dress itu enggak hanya abaya, ada gaya lain yang bisa dipakai untuk ke pesta. Saya akan membawa evening dress dengan nuansa feminine romantic yang dihiasi dengan warna-warna pastel,” jelas Neela.

 

2 dari 2 halaman

Deretan desainer yang memamerkan karyanya di Belanda

Modest fashion. (Foto: Dok. Markamarie)

Hannie dan Neela memang terbilang sudah berpengalaman di dunia modest fashion Tanah Air. Namun, ModestFFFund tetap pengin memberi kesempatan bagi desainer dan brand baru untuk menjajal pasar global juga, yakni dengan memilih WAD Studio dan Lukuk Marla. Dalam kesempatan ini, WAD Studio menghadirkan busana modest ready to wear dengan gaya edgy.

“Untuk tema belum nentuin, tapi kami akan membawa 5 looks outer wear, 3 top, 3 celana, dan 5 sepatu. Kami senang bisa mendapat kesempatan ini. Dan, kami sudah dipersiapkan untuk bisa bersaing di pasar global nantinya,” jelas WAD Studio. 

Sementara itu, Luluk Marla yang selama ini memiliki gaya feature glam akan membawakan cita rasa Nusantara dengan mengemas kekayaan flora dan fauna Indonesia ke dalam busana.

“Saya akan membawakan evening dress, tapi ada satu busana itu batik. Nanti, warna yang dihadirkan warna-warna bumi yang undertone.Saya akan membawakan evening dress dengan gaya simpel saja. Setelah saya kaji, banyak yang membutuhkan evening dress dengan gaya simpel,” jelas Lukuk Marla. 

Selain melakukan fashion show, keempat desainer ini juga diberi kesempatan untuk experience langsung menjual produk di pasar Eropa di Amsterdam Modest Fashion Week. Kehadiran mereka disambut baik para pecinta modest fashion seluruh dunia yang hadir di perhelatan itu.

 

#GrowFearless with Fimela