Fimela.com, Jakarta Punya momen yang tak terlupakan bersama ibu? Memiliki sosok ibu yang inspiratif dan memberi berbagai pengalaman berharga dalam hidup? Seorang ibu merupakan orang yang paling berjasa dan istimewa dalam hidup kita. Kita semua pasti memiliki kisah yang tak terlupakan dan paling berkesan bersama ibu. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam lomba dengan tema My Moment with Mom ini.
***
Oleh: Risti Aprianita - Jakarta
Sepucuk untaian kata terima kasih ini kupersembahkan untuk malaikat tak bersayap yang biasa kusebut dengan panggilan mama. Kata ucapan terima kasih yang kuberikan ini memang tidak sebanding dengan semua pengorbanan yang mama berikan untukku. Karena pada saat 22 tahun yang lalu, mama telah melahirkanku ke dunia ini. Betapa bahagiannya aku, berkat perjuangan mama aku bisa melihat indahnya dunia ini.
Walaupun aku dilahirkan dari keluarga yang sederhana, tapi aku sangat bersyukur dan bangga bisa dilahirkan oleh seorang mama yang sikap dan hatinya seperti malaikat tak bersayap. Mamaku adalah seorang ibu tunggal yang berjuang diri untuk menghidupi ketiga putrinya. Sejak kepergian ayah dari rumah selama bertahun-tahun tanpa memberikan kabar sejak itu semua tugas yang seharusnya dilakukan oleh ayah, justru dilakukan oleh mama.
Salah satunya ialah tugas mencari nafkah yang seharusnya dilakukan oleh ayahku sekarang dilakukan oleh mamaku. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mamaku harus kerja banting tulang setiap harinya. Mulai dari menjadi penjual nasi kuning disekolahku, sampai mama bisa buka warung nasi uduk dirumahku. Karena mama berjualan di rumah, hal ini yang membuat banyak waktu yang ku habiskan bersama mamaku, tentunya banyak sekali momen-momen yang membekas di lubuk hatiku, yang tidak akan pernah aku lupakan sepanjang hidupku.
Momen saat makan bersama dengan lauk seadanya. Saat itu, keadaan ekonomi di rumah memang sedang kritis. Bahkan, mama hanya bisa membeli beras satu liter saja. Awalnya aku tidak berselera untuk makan karena yang kulihat hanya ada nasi putih saja tanpa ada lauk sedikit pun. Akan tetapi pada saat itu, mama datang dengan membawa mangkuk yang berisi garam.
Mama pun berkata, "Maaf ya anak-anakku hari ini kita cuma bisa makan nasi putih dengan lauk garam saja, tapi nanti kalau ada rezekinya pasti mama masakin deh makanan-makanan kesukaan kalian." Pada saat itu aku bertanya kepada Mama, ”Memang enak ya makan hanya dengan nasi dan garam doang?” Dan saat itu mama menjawab dengan mata yang sedikit berkaca-kaca, ”Kalau kita makan dengan makanan selezat apa pun, kalau hati dan pikiran kita tak enak pasti makanan selezat apa pun tidak akan terasa enak, Nak. Akan tetapi walau kalian hanya makan nasi dengan garam jika kalian makannya dengan penuh rasa senang, rasa bahagia, rasa syukur, dan rasa ikhlas pasti makanan yang kita makan akan terasa enak. Ingat Nak, yang terpenting kebersamaan saat kita makan, bukan makanan apa yang kita makan."
Mendengar nasihat dari mama aku pun langsung menyantap nasi dan garam itu dengan penuh rasa senang. Dan memang benar apa yang dikatakan oleh mama barusan, makanan yang sederhana ini yang tadinya terlihat tidak enak menjadi enak dan lezat sekali rasanya. Di sini aku bukan hanya merasa kenyang dengan kenikmatan makanan tersebut, tapi di sini juga aku merasakan suasana kehangatan keluarga saat makan bersama walau dengan makanan yang sederhana. Dan saat itulah aku merasakan bahwa harta yang paling berharga bukanlah sesuatu yang mewah, harta yang berharga adalah momen kehangatan keluarga.
Momen saat ikut mama belanja ke pasar tradisional. Sejak kecil mama sudah membiasakan anak-anaknya untuk ikut berbelanja ke pasar tradisional. Saat itu, mama mengajak aku pergi ke pasar yang jaraknya cukup jauh dari rumah. Aku dan mama pergi ke pasar dengan menggunakan kendaraan bajaj yang berwarna oranye. Sesampai di pasar, pasar terlihat sangat becek dan kotor. Hal ini disebabkan oleh hujan yang turun begitu deras. Perlahan-lahan aku mengikuti mama untuk memutari pasar, dengan penuh rasa gelisah.
Kulihat di ujung sana banyak kerumunan orang yang berkumpul. Ternyata di tengah kerumunan itu ada seorang pedagang obralan baju murah. Lalu mama berkata, ”Kamu mau mama belikan baju di obralan ini nggak? Kalau mau ayo pilih nanti mama yang tawar." Dengan senang hati aku mengiyakan pertanyaan mama aku itu dan langsung bergegas untuk memilih baju yang ku suka. Dapat deh baju yang aku suka, lalu mama tawar menawar baju itu dengan si penjualnya. Ternyata belanja di pasar tradisional itu menyenangkan ya, selain banyak obralan harganya pun masih bisa ditawar. Bahkan kalau kita tidak jadi membeli pun pedagangnya tidak akan memarahi kita.
Setelah itu, mama mengajak aku ke tempat penjual sayur mayur, ikan, dan bumbu dapur. Saat itu Mama berkata, ”Sebagai seorang perempuan bukan hanya pendidikan akademik saja yang kita kejar, akan tetapi sebagai seorang perempuan kita juga harus bisa menjadi ibu rumah tangga yang baik salah satunya yaitu dengan kita bisa memasak dan memiliki pengetahuan tentang dunia dapur."
What's On Fimela
powered by
Momen-Momen tak Terlupakan
Momen saat menjelang lebaran. Pada saat menjelang lebaran biasanya kita sibuk untuk masak-masak. Karena saat itu, mama sering mendapatkan pesanan ketupat dan sayur dengan jumlah yang sangat banyak. Saat itu, mama sibuk menyiapkan bumbu-bumbu untuk membuat sayur, kakak sibuk mengisi kulit ketupat dengan beras sedangkan aku sibuk untuk memarut buah pepaya dengan jumlah 10 buah pepaya. Aku memarut pepaya itu secara buru-buru sampai-sampai jari tanganku ikut terparut.
Saat itu, aku mengeluh karena jari tanganku berdarah dan seluruh tanganku benar-benar terasa sakit Mama pun berkata, ”Jangan khawatir, Nak. Rasa sakit yang kamu rasakan tidak akan lama, kamu tidak perlu capek-capek untuk mengeluh nak, karena dari kejadian ini banyak hikmah yang bisa kamu pelajari salah satunya yaitu untuk mendapatkan sesuatu yang kamu mau, kamu harus bisa melewati berbagai macam rintangan. Karena segala sesuatunya itu, tidak ada yang bisa kita dapatkan secara instan, dengan kata lain kamu harus bisa melewati semua proses itu. Jadi, kalau kamu mau makan ketupat sayur yang enak, kamu harus bisa memasaknya sendiri walaupun jari tanganmu harus terluka. Walaupun tangan-tanganmu harus terasa sakit. Karena sesungguhnya rasa sakit yang kamu rasakan tidak sebanding dengan rasa nikmat ketupat sayur yang akan kamu makan."
Momen saat lapor diri kuliah. Mamaku yang hanya berlatarbelakang dari pendidikan SMA memberanikan diri untuk menemaniku lapor diri di salah satu kampus negeri di Jakarta. Saat itu, mama dan aku hanya bermodalkan nekad saja. Pasalnya, aku dan mama tidak tahu jalan dan tidak pernah jalan-jalan yang jauh. Akhirnya aku dan mama ke kampus menggunakan angkutan umum bus bernama Mayasari Bakti.
Sesampai di sana aku begitu syok, banyak antrean mahasiswa yang sudah mengantre dengan sangat panjang. Padahal waktu itu aku dan mama sampai kampus pada pukul 07.30 WIB dan antrean sudah sepanjang itu. Bahkan sudah ada beberapa mahasiswa yang terjatuh pingsan. Langsung pucat dan dingin badanku pada saat itu. Melihat keadaanku yang seperti itu mama pun berkata, ”Biar mama aja ya, yang ngantre kamu duduk di bawah pohon saja. Kalau udah deket baru gantian ya. Mama khawatir lihat kamu pucat seperti itu, takut nanti penyakit kamu kambuh." Aku terharu banget, mama yang mengetahui aku memiliki riwayat penyakit asam lambung, mama rela menggantikan posisi di antrean yang sangat panjang itu, padahal yang aku tahu mama juga memiliki riwayat penyakit yaitu anemia.
Untuk semua yang telah membaca tulisan ini, ucapkanlah sepucuk kata terima kasih kepada seorang mama yang telah melahirkanmu. Bahagiakanlah beliau. Berikanlah momen-momen terindah untuk beliau. Walaupun semua yang kalian lakukan belum sebanding dengan semua pengorbanan yang dilakukan oleh mama untuk kalian. Karena berkat beliau, semua urusan kalian akan terasa mudah dan lancar. Melalui sepucuk tulisan ini, aku mengucapkan, ”Terima kasih Mamah. Aku bisa seperti ini semua berkat Mama. Aku bisa sebahagia ini, berkat momen-momen yang Mama berikan untuk aku. Dan aku bisa setegar ini berkat semua nasihat yang Mama berikan untukku."
#GrowFearless with FIMELA