Teknologi Future Light untuk Perlengkapan Outdoor Premium The North Face

Nabila Mecadinisa diperbarui 13 Des 2019, 15:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Perusahaan outdoor ternama The North Face membuka gerai terbarunya di Jakarta pada Kamis (12/12/2019). Toko ke-11 di Indonesia ini bertempat di Mall Pacific Place, kawasan SCBD.

Peresmian gerai baru The North Face ini turut dihadiri brand ambassador Rikas Harsa serta sejumlah pesohor seperti Syamsir Alam, Christian Sugiono, Ricky Harun dan juga DJ Paul Palele.

Acara pembukaan gerai baru ini juga sekaligus memperkenalkan teknologi anyar The North Face yakni Future Light. Sebuah teknologi yang mengubah masa depan industri pakaian luar ruang. The North Face menghadirkan jaket, celana, dan ikat pinggang Future Light.

Dikembangkan dengan menggunakan teknologi nanospinning yang inovatif, Future Light akan menawarkan perlindungan kedap air pertama dan sejenisnya.

Konsep untuk Future Light lahir di pegunungan karena permintaan khusus dari tim atlet global The North Face yang mencari peningkatan kinerja dan kemudahan bernapas dalam perlengkapan kedap air untuk akativitas outdoor.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Gerai terbaru serta teknologi Future Light dari The North Face

The North Face buka toko ke-11 dan perkenalkan teknologi Future Light

Bertekad untuk mengatur ulang harapan bahwa produk tahan air tidak nyaman, berat dan pengap. The North Face berhasil menciptakan kain tahan air yang tidak hanya lembut, ringan, fleksibel dan nyaman, tetapi juga tahan lama dan dirancang secara berkelanjutan.

Setelah tiga tahun penelitian, pengembangan produk, dan pengujian laboratorium dan lapangan yang luas, The North Face dengan bangga memperkenalkan pakaian pertama yang dibuat dari kain Future Light.

Proses nanospinning yang digunakan untuk membuat kain Future Light telah memungkinkan merek untuk menambahkan permeabilitas udara yang tak tertandingi ke dalam membran kain untuk pertama kalinya. Proses ini menciptakan lubang tingkat nano, memungkinkan untuk porositas yang luar biasa sambil mempertahankan kedap air total, membiarkan udara bergerak melalui material dan memberikan lebih banyak ventilasi daripada sebelumnya.

Brand Manager The North Face Indonesia Anita Hartanus menjelaskan, teknologi yang dikembangkan di Amerika Serikat (AS) ini telah diuji juga oleh 15 atlet selama 400 hari lamanya. Menurut dia, teknologi ini akan menggantikan bahan Gore-Tex yang sebelumnya sekian lama jadi andalan North Face untuk urusan waterproof dan breathability.

"Ini sangat cocok untuk segala cuaca. Di Indonesia yang tropis, Future Light bisa mendukung aktifitas olahraga mendaki lebih baik," ujarnya.

Pegiat pendaki pegunungan, Rikas Harsa mengatakan, teknologi tersebut mengantarkannya optimal dalam melakukan pendakian di gunung Abuji Holy Mountain, Yunnan, Cina pada bulan lalu. Sosok yang pernah mewakili Indonesia di ajang Mister Universe ini mengatakan, jaket yang digunakannya mampu menahan air dari luar tubuh sehingga badan tetap kering. 

"Antiairnya sangat membantu, selain itu breathability-nya (kemampuan melepaskan uap lengas badan) juga tinggi, badan tetap hangat meski mendaki sampai ketinggian 4.380 meter mdpl," kata Rikas di North Face Pacific Place, Jakarta.

Christian Sugiono yang juga hadir dalam pembukaan gerai terbaru The North Face

#GrowFearless with FIMELA