Fimela.com, Jakarta Bukan hanya sampah plastik dan minyak bumi yang berkontribusi besar dalam pencemaran lingkungan. Melainkan tanpa sadar pakaian yang sering kita beli juga dapat menambah limbah di bumi.
Bahkan, industri fashion penyumbang sampah terbesar nomer dua setelah limbah minyak. Mulai dari proses pembuatan pakaian hingga pakaian yang sudah tidak digunakan berkontribusi dalam pencemaran lingkungan.
Salah satu e-commerce fashion muslim di Indonesia, Hijup pun berkolaborasi dengan Tencel dari Lenzing grup, merek serat alami dan ramah lingkungan meluncurkan Hijup Infreenity. Diajeng Lestari selaku Ceo dan Founder Hijup mengatakan koleksi ini merupakan rangkaian produk basic dengan menggunakan bahan dasar alami dan mudah terurai kembali ke alam.
"Kami membuat koleksi ini fungsional dalam berbagai kegiatan. Koleksi ini juga spesial karena kami mengajak para konsumen untuk peduli terhadap lingkungan, serta bagaimana pemilihan kain dapat berpengaruh terhadap lingkungan," ujarnya di Jakarta.
Mariam Tania, Marketing & Branding Lenzing, Southeast Asia, mengatakan komposisi bahan untuk memproduksi koleksi terbaru ini, terdiri dari 92 persen serat Tencel dan 8 persen spandex.
"Bahan Tancel terbuat dari bahan alami yang dapat didaur ulang sehingga ramah lingkungan. Bahan ini memiliki thermal regulator yang dapat menyesuaikan diri dengan suhu tubuh. Kelebihannya nyaman, adem, dan lembut di kulit, jadi cocok sekali untuk para pengguna hijab," ucapnya.
Koleksi Infreenity
Diajeng menyampaikan koleksi ini menampilakan koleksi manset dress, manset round neck, manset halter neck, ciput hingga legging.
Koleksi ini dirilis dalam empat ukuran, S, M, L, dan XL. Dengan varian warna dasar seperti hitam, abu-abu, cokelat atau nude, yang mudah dipadupadankan.
"Walau harganya lebih mahal 20 persen, namun koleksi ini awet dengan kelebihan bahan yang mengikut suhu tubuh dan nyaman. Yang terpenting kita dapat berkontribusi untuk lingkungan dimulai dari pemilihan pakaian yang kita gunakan," tutup Diajeng
#growfearless with Fimela