Fimela.com, Jakarta Roxette dan mendiang Marie Fredriksson bagai dua nama yang tak bisa dipisahkan. Berawal dari kisah yang cukup menarik, Roxette akhirnya menjadi salah satu nama yang jadi legenda di kancah musik dunia.
Dikenal dengan lagu-lagu patah hatinya, Roxette diperkuat Marie (vokal dan keyboard) dan Per Gessle (gitar). 10 album studio menjadi memorabilia karier duo asal Swedia ini.
Terdapat cerita unik di balik kesuksesan Marie Fredriksson bersama Roxette yang mendunia. Perjalanan cukup panjang yang bisa menjadi inspirasi bagi para musisi generasi muda untuk memperjuangkan karyanya.
Bertemu di Tengah
Sebelum menjadi vokalis Roxette, Marie Fredriksson sempat bergabung dengan beberapa band, termasuk Strul yang mengusung musik punk. Marie juga sempat merintis karier solo setelah karier bandnya tak begitu mulus. Di situ ia sempat bertemu dengan Per dan bermusik bareng dalam band.
Pilihan itu ternyata berdampak cukup baik terhadapnya, dengan sejumlah single yang jadi hits di chart musik. Namun ia akhirnya bertemu kembali dengan Per yang sudah sama-sama merintis karier masing-masing. Mereka akhirnya membentuk project duo, Roxette yang menjadi titik balik perjalanan musik mereka.
Masa Keemasan, Diagnosa
Terbentuk tahun 1986, Roxette meraih masa keemasan di era 90an. Lagu-lagu mereka di album Joyride! mendapat respon baik dari penikmat musik internasional hingga menembus US Hot 100 dan UK Top Hits.
Tahun 2002 Marie didiagnosa menderita kanker otak yang mulai menghambat produktivitasnya. Namun Roxette tetap menjalani tur dan menelurkan album hingga tahun 2016. Di tahun itu mereka vakum dari tur, untuk Marie memulihkan kondisinya.
Tahun 2019 menjadi momen yang menyedihkan di mana sang vokalis mengembuskan napas terakhirnya. Marie Fredriksson akan dikenang sebagai salah satu wanita yang jadi ikon musik 90an.