Fimela.com, Jakarta Memiliki sosok pahlawan yang sangat berjasa dalam hidupmu? Punya pengalaman titik balik dalam hidup yang dipengaruhi oleh seseorang? Masing-masing dari kita pasti punya pengalaman tak terlupakan tentang pengaruh seseorang dalam hidup kita. Seperti pengalaman Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My Hero, My Inspiration ini.
***
Oleh: Wuriningsih - Sleman
Namanya Sulistyowati Ningsih. Ia kelahiran Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah dari orangtua yang berprofesi sebagai petani. Saat ini bertugas sebagai pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Saya belum pernah bertatap muka dengannya. Saya hanya mengenalnya lewat grup WhatsApp. Akan tetapi, dari interaksi lewat media sosial saya merasa cukup untuk mengenalnya dan mengaguminya.
Bu Sulis panggilan akrabnya mempunyai tiga putra dan putri. Suaminya yang namanya Sulis juga adalah seorang pegawai Direktorat Jenderal Pajak sama seperti Bu Sulis. Saat ini Pak Sulis menjabat sebagai Kepala Seksi di salah satu Kanwil DJP di Jakarta. Seperti pegawai DJP lainnya, suami istri ini bertugas di kantor yang berbeda dan terpisah jarak yang cukup jauh. Anak-anak dan Pak Sulis tinggal di Tangerang, sementara Bu Sulis sendirian bertugas di kota Padang. Setiap Jumat malam, Bu Sulis akan pulang dari Padang untuk menemui suami dan anak-anaknya.
Tugasnya sebagai fungsional penilai pajak mengharuskannya "sobo kebon" atau kunjungan ke kebun/hutan dan bukan duduk manis di kantor dengan ruangan yang berpendingin. Saya tahu seperti apa kebun/hutan di pulau Sumatera karena pernah bertugas di sana. Perkebunan di Sumatera yang didominasi oleh kepala sawit letaknya jauh dari pusat kota. Tak jarang untuk ke sana harus menyeberang sungai dengan transportasi kapal tradisonal. Pernah kulihat foto Bu Sulis yang sedang ke kebun dengan latar belakang sungai dan jalanan yang becek karena habis hujan. Tak jarang sinyal telepon genggam juga tidak ada dan tugas ke kebun tidak hanya dalam jangka satu hari tapi bisa berhari-hari. Semua itu dilakukannya dengan penuh keikhlasan dan tanpa mengeluh.
Perlu diketahui bahwa suami Bu Sulis mengidap penyakit kanker nesofaring. Beberapa waktu yang lalu, Pak Sulis sudah melakukan kemoterapi dan operasi untuk mengobati penyakitnya. Untuk pengobatan tersebut tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit. Dan selama itu, Bu Sulis setia untuk mendukung suaminya walaupun tak jarang tidak berada disampingnya karena harus bertugas di Padang.
What's On Fimela
powered by
Tetap Bersinar di Tempat Kerja
Pernah juga ketika suaminya mengalami drop dan Bu Sulis masih di Padang. Dan melalui pesan di What's App, Bu Sulis hanya meminta doa dan tanpa mengeluh apa pun. Menurut saya, Bu Sulis mempunyai ketegaran yang luar biasa. Untuk mendukung suami dengan pengobatannya dan anak-anak dengan kebutuhannya, maka dengan ikhlas melanjutkan tugasnya di Padang. Dengan penuh keyakinan menitipkan suami dan anak-anaknya kepada Allah SWT, sementara Bu Sulis yang mencari nafkah.
Banyaknya kebutuhan dan ujian tidak membuat Bu Sulis menjadi pribadi yang tidak peka kepada yang lain. Ketika ada yang kesusahan maka ia tak segan dan selalu sigap untuk membantu. Saya yang tidak pernah bertemu dengan Bu Sulis pernah suatu ketika mendapat hadiah yang diselipkan di paket yang dikirimkan oleh seorang teman. Memberi tanpa pamrih dan menyembunyikan tangannya. Dan saya baru tahu beberapa waktu kemudian. Bu Sulis adalah salah satu pengurus Komunitas Bebas Riba DJP yang menolong teman-teman di DJP untuk terbebas dari riba. Saat ini sudah puluhan orang dan mungkin ratusan orang dibebaskan dari riba melalui komunitas ini.
Beberapa bulan ini, Pak Sulis memeriksakan diri ke dokter lagi karena di sekitar area yang pernah dioperasi tumbuh benjolan lagi sudah diharuskan untuk dioperasi kembali. Dan ini adalah operasi keempat yang beresiko tinggi. Melalui pesan di media sosial, Bu Sulis menyampaikan bahwa operasi akan dilakukan secepatnya dengan berusaha segenap daya dan upaya. Untuk kesembuhan dan hasilnya nanti seperti apa diserahkan kepada Allah SWT. Selalu berusaha dan berprasangka baik serta menjaga hati dan lisan dari mengeluh. Bu Sulis berprinsip dijalankan, ikhlas, dan tetap semangat.
Banyak ujian dan terpisah jauh dari suami dan anak-anaknya bukan berarti pekerjaan di kantor terbengkelai. Bukan berarti kunjungan ke kebun hanya dilakukan sesekali saja dan hasilnya tidak maksimal. Justru sebaliknya, Bu Sulis membuktikan bahwa semua bisa dilakukan dengan maksimal. Sebagai buktinya, tahun 2018 ini Bu Sulis mendapatkan penghargaan sebagai Fungsional Penilai Pajak dengan Kinerja Pengumpulan Data Pasar Terbaik Tahun 2017 dari Direktur Ekstensifikasi dan Penilaian DJP. Prestasi yang luar biasa bagi seorang fungsional penilai yang didominasi oleh laki-laki sementara Bu Sulis adalah seorang perempuan.
Saya belajar dari Bu Sulis tentang dedikasinya, keikhlasannya, dan semangatnya. Kontribusinya kepada DJP tetap maksimal meski banyak ujian. Tetap rendah hati dan menolong sesama. Semoga suatu saat saya bisa bertemu dengan perempuan tangguh ini.
#GrowFearless with FIMELA