Keseruan Fun Walk di Hari Bakti Dokter Indonesia

Meita Fajriana diperbarui 27 Nov 2019, 13:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Mengambil momentum perayaan Hari Bakti Dokter Indonesia (HBDI) yang ke-111 dan HUT Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang ke-69, IDI bekerja sama dengan KlikDokter menyelenggarakan kegiatan bertajuk IDINESIA (IDI untuk Indonesia) sebagai komitmen dan sumbangsih IDI yang didukung oleh KlikDokter, untuk ikut serta dalam pembangunan kesehatan bangsa.

Rangkaian selebrasi dirancang dalam beberapa bentuk di antaranya roadshow RPTRA, Gala Dinner sebagai malam ulang tahun IDI, dan Fun Walk sebagai puncak acara HBDI. Sebagai puncak acara rangkaian kegiatan, akan dilakukan fun walk di area Parkir Selatan pintu 5, GBK Senayan, Jakarta.

“Kami memilih lokasi Parkir Selatan, pintu 5 GBK, Jakarta, sebagai ruang terbuka hijau bagi masyarakat dan bentuk perhatian pemerintah terhadap masyarakat, yang bukan hanya ramah anak tetapi dapat menjadi tempat yang nyaman untuk berbagai kegiatan bermanfaat untuk semua usia. Kami melihat ruang pengabdian hadir disini, ruang ide, bahkan ajang silaturahmi masyarakat sekitar. Maka kami memilih tempat ini untuk melaksanakan kegiatan roadshow ini," kataDaeng M. Faqih Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia.

Kegiatan ini sebagai bentuk komitmen IDI dalam pengabdiannya menyehatkan masyakarat Indonesia. Bentuk kegiatannya antara lain adalah senam dan jalan sehat, cek dan konsultasi kesehatan gratis, penyuluhan kesehatan dengan topik stunting dan kesehatan reproduksi remaja, dan praktik cuci tangan yang baik dan benar yang dirangkum dalam kegiatan 1 hari.

Selain itu juga sebagai kegiatan untuk seluruh keluarga, tersedia juga area bermain untuk anak, photo booth, dan bazar makanan olahan sehat dan produk lain yang berkaitan dengan gaya hidup sehat.”

Fokus tema yang diangkat oleh Ikatan Dokter Indonesia, bekerja sama dengan KlikDokter, dalam kegiatan HBDI kali ini salah satunya adalah stunting. Stunting yang merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak, merupakan masalah yang masih menjadi pe-er bersama Indonesia.

Dalam jangka panjang, stunting berdampak negatif untuk kecerdasan anak dan juga meingkatkan risiko anak untuk terkena penyakit tidak menular. Prevalensi stunting selama 10 tahun terakhir masih tinggi dan belum menunjukkan perbaikan yang signifikan. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan Indonesia sebagai negara ketiga dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Asia pada tahun 2017. Angkanya mencapai 36,4 persen. Namun, pada 2018, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), angkanya terus menurun hingga 23,6 persen.

Selain itu, diadakan juga oleh para dokter penyuluhan kesehatan reproduksi pada remaja. Remaja adalah fase peralihan dari anak-anak menuju dewasa yang menjadi pintu masuk dan ujung tombak perubahan paradigma kesehatan.

 

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Kesehatan anak saat remaja

Kesehatan (Foto: Dok. IDI)

Pada masa remaja, pengetahuan tentang kesehatan penting untuk diketahui untuk menghindari hal-hal yang tidak dinginkan. Salah satu pengetahuan kesehatan yang penting di usia remaja adalah kesehatan reproduksi karena dapat memicu terjadinya penyakit seksual menular, kehamilan di usia muda, dan kanker mulut rahim atau kanker serviks.

“KlikDokter sangat senang dapat bekerja sama dengan IDI dalam acara ini, karena penanggulangan masalah stunting, penyakit tidak menular, dan kesehatan reproduksi remaja dalam upaya mendukung pembangunan SDM yang sehat, produktif, dan berdaya saing, merupakan hal yang kami anggap penting. Kami juga berharap, dengan acara bersama IDI ini, pendekatan dengan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) yang baik dan tepat semakin melekat di hati masyarakat, promosi dan prevensi dalam kesehatan semakin berhasil, sehingga di masa depan, Indonesia dapat mencapai generasi sehat”, jelas Mia Argianti selaku Head of KlikDokter.

3 dari 3 halaman

Kesehatan anak Balita

Kesehatan (Foto: Dok. IDI)

“Untuk mengatasi masalah kesehatan di Indonesia, bukan hanya tugas Kementerian Kesehatan, melainkan semua elemen masyarakat tanpa terkecuali. Dan termasuk di dalamnya, kami yang berhimpun dalam organisasi profesi," tambah Reisa Broto Asmoro dokter, ibu, dan selebritis yang juga peduli dengan masalah stunting di Indonesia.

Memulai hidup sehat tidaklah sulit, salah satunya juga dimulai dengan hal sederhana, namun berdampak besar, yaitu konsisten meningkatkan kesadaran dan kemauan masyarakat akan pola hidup bersih dan sehat.

Kita mulai dengan rutin (wajib) cuci tangan yang baik dan benar ini saja sudah hampir menyumbang perbaikan kesehatan 90 persen karena dapat mencegah penyebaran penyakit. Cuci tangan juga merupakan salah satu cara mencegah stunting, dengan mencegah terjadinya infeksi yang dapat mengganggu pertumbuhan pada anak.

#GrowFearless with FIMELA