Setiap Orang yang Hadir dalam Hidup Kita Selalu Memberi Arti

Endah Wijayanti diperbarui 25 Nov 2019, 12:07 WIB

Fimela.com, Jakarta Memiliki sosok pahlawan yang sangat berjasa dalam hidupmu? Punya pengalaman titik balik dalam hidup yang dipengaruhi oleh seseorang? Masing-masing dari kita pasti punya pengalaman tak terlupakan tentang pengaruh seseorang dalam hidup kita. Seperti pengalaman Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My Hero, My Inspiration ini.

***

Oleh: Novita Prima - Surabaya

Every person comes as a lesson, every lesson changes a person.

Ada pepatah yang berkata setiap orang yang hadir dalam hidup kita memberikan kesan serta pelajaran bagi kita dan aku rasa memang demikian adanya. Jika aku harus menjawab pertanyaan siapakah pahlawan dalam hidupku, jelas akan kujawab dengan sedikit panjang.

Orangtuaku tentu saja pahlawan bagiku, mereka sosok yang berjasa bagi kehidupanku. Tanpa mereka aku takkan pernah ada, berikutnya adalah anak-anak dan adik-adikku, selanjutnya kusebut mereka sebagai keluarga. Selain keluarga, adalah mereka yang dihadirkan dalam kehidupanku entah untuk sekadar hadir kemudian berlalu, mereka yang selalu ada, pula orang-orang baru yang belakangan muncul dalam hidupku.

Aku percaya mereka yang ada di hidupku tidak dikirim Tuhan atas kebetulan semata. Ada hal tak sederhana di dalamnya. Setiap mereka yang datang adalah pelajaran, setiap pelajaran adalah perbaikan, dan dari orang-orang tersebut aku belajar bagaimana hidup harus berlanjut apa pun kondisinya atau bagaimanapun sakitnya. Satu dari mereka yang memberiku pelajaran berharga dan layak kusebut pahlawan kehidupan adalah Mas Yan begitu aku memanggilnya.

Seorang teman SMA mengenalkanku padanya, atau lebih tepatnya kami saling mengenalkan diri sendiri tak lama setelah teman kami tersebut memberikan nomor kontak kami masing-masing. Aku terkesan dengan bagaimana ia memperkenalkan dirinya saat itu. Ia menyebut dirinya bukan siapa-siapa.

“Ini aku, teman Ana, dan bukan siapa-siapa.”

Begitu katanya saat pertama kutanya perihal dirinya. Padahal aku tahu siapa dia dan betapa besar tanggungjawabnya memimpin begitu banyak orang. Menjadi jembatan birokrasi yang mumpuni dan mengabdikan dirinya pada banyak desa di wilayah kerjanya. Tapi, dengan kerendahan hatinya ia menyebut dirinya bukan siapa-siapa. Mungkin Mas Yan tidak tahu, pada saat itu satu pelajaran berharga telah kupetik darimu, pelajaran tentang bagaimana menjadi bersahaja tanpa menonjolkan siapa kita. Ya, siapa pun kita di dunia dan seberapapun tinggi pencapaian kita, bila kita tak bermanfaat bagi sesama apalah guna.

Meskipun baru sebentar aku mengenalnya, setiap apa yang ia lakukan adalah ilmu bagiku, setiap apa yang ia lontarkan adalah pemahaman baru untukku. Tidak, aku tidak lantas mengagung-agungkannya sedemikian rupa, tapi bagiku apa yang telah ia lewati dan yang sedang ia kerjakan tetaplah istimewa, jauh dari kata biasa.

 

2 dari 3 halaman

Sosoknya Menginspirasi

ilustrasi./Photo by Kha Ruxury from Pexels

Mas Yan, seorang pria di akhir 30-an, pernah menikah tapi gagal membawa pernikahannya hingga ke ujung usia, bahkan pernikahannya harus karam di saat ia baru menjadi seorang ayah bagi putri kecilnya. Tentu saja rasa kecewa dan luka akibat kegagalan itu ada. Sempat pula ia tak percaya bahwa pernikahan mampu membawa kebahagiaan baginya. Itu sungguh manusiawi menurutku. Aku tahu bagaimana sakitnya, sebab aku pun pernah ada di posisi yang sama. Ya, aku dan Mas Yan adalah dua orang yang pernah kecewa dan sedang berjuang untuk melanjutkan kehidupan dengan cara yang berbeda.

Aku tak sanggup membayangkan bagaimana hidup berjauhan dengan anak-anak. Bersyukur pada Tuhan atas segala nikmat dan karunia-Nya hingga detik ini aku masih diberikan kesempatan berkumpul bersama mereka meski telah gagal pada pernikahan sebelumnya. Bagaimana dengan Mas Yan yang harus terpisah dalam waktu lama dan tak bersua buah hatinya? Aku yakin ada lara terpendam jauh di dasar sanubarinya. Saat ia bercerita bahwa baru sekali saja bertemu dengan putri kecilnya setelah bertahun-tahun terpisah, segera aku memetik pelajaran baru lagi darinya tentang kesabaran dan pengertian.

Sebagai seorang ayah sudah tentu ia menyimpan kerinduan akan putri kecilnya, tanpa ia mengatakan akupun bisa merasa. Namun, ia tak serta merta memenuhi keinginannya tersebut. Aku tahu ia harus pandai memposisikan dirinya, menunggu dengan sabar hingga saat pertemuan itu tiba, mengerti dan menyadari bahwa kini gadis kecilnya telah mempunyai keluarga baru. Sungguh semua itu bukan hal yang mudah, tapi ia mampu melakukannya.

Di antara percakapan kami pada suatu ketika, pernah ia berkata bahwa pernikahannya karam bukan sebab tak cinta. Namun, karena ketidakhadirannya dalam keluarga seringkali dimunculkan sebagai masalah, meski itu untuk urusan kerja dan mencukupi nafkah keluarga. Perasaan tak dipercaya dan kecewa sudah pasti jadi buahnya, sebagai laki-laki dan kepala keluarga tentu saja merasa seolah he didn’t have any capability at all. Diperlakukan demikian rupa, apalagi anggota keluarga yang lain juga turut menyalahkannya.

3 dari 3 halaman

Pelajaran Hidup

ilustrasi./copyright by StudioByTheSea from Shutterstock

Berikutnya yang kupetik dari ini semua adalah pelajaran yang tak ternilai harganya. Tentang bagaimana menghargai dan mengapresiasi apa yang diperjuangkan seseorang dan tentang meraih apa yang benar-benar kita yakini. Meski ia telah berusaha demikian kerasnya dan meski bukan buah manis yang di dapat, ia tak pernah menyerah. Ia tak terus menerus berkalung gulana, justru itu menjadi lecutan keras baginya untuk menjadi lebih baik ke depannya.

Dalam pandanganku, sosok Mas Yan adalah seorang pekerja keras yang tak pernah berhenti, ia terus bekerja, ia selalu berkarya. Meskipun pernah kecewa dan terluka tak lantas dunia berhenti begitu saja. Ia terus memperjuangkan yang ia yakini, dan yang telah ia mulai. Karena kecintaannya pada ilmu hukum ia terus menenggelamkandiri di sana, mengobati segala luka dengan tekun bekerja dan belajar lebih dalam, lebih jauh.

Di usianya yang menginjak akhir 30-an, ia mampu melanjutkan studi doktoral di sela kesibukannya yang menggila. Tak hanya itu saja, ia bahkan mampu tinggal nun jauh di sana, di timur Indonesia dengan segala keterbatasan aksesnya untuk mengabdikan segala kemampuan dan pengetahuan yang ia punya untuk masyarakat di sana, memimpin banyak orang dengan isi kepala yang berbeda sungguh tidaklah mudah, tapi ia mampu melakukannya, sanggup menaklukkannya. Dan tahukah kau, Mas Yan itu ilmu selanjutnya yang kuterima darimu, bagaimana bisa bermanfaat untuk sesama tanpa memandang di mana kita berada.

Semoga saja Tuhan mengizinkan kita untuk mengenal lebih jauh lagi, memberi kesempatan pada kita untuk bersama dalam waktu yang tak terhingga agar kita bisa saling belajar dan bertukar cerita, tak perlulah cerita-cerita hebat, sebab yang hebat belum tentu dapat membawa berkah dan manfaat. Cukup cerita-cerita sederhana tentang bagaimana memaknai hidup ini dan menjadi berarti bagi manusia lainnya. Seperti yang kau bilang padaku bahwa semoga Tuhan memberikan pada kita perasaan yang positif agar kita selalu berprasangka baik dan menjadi pribadi yang baik pula.

Setiap orang bisa menjadi pahlawan bagi kehidupannya sendiri ataupun bagi manusia lainnya, dan bagiku seorang pahlawan sejati yang mampu menginspirasi ialah mereka yang berjuang demi apa yang mereka yakini, dan kaulah salah satunya.

#GrowFearless with FIMELA