Tidak Apa-Apa Terjatuh, asal Jangan Lupa untuk Bangkit Kembali

Endah Wijayanti diperbarui 23 Nov 2019, 14:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Memiliki sosok pahlawan yang sangat berjasa dalam hidupmu? Punya pengalaman titik balik dalam hidup yang dipengaruhi oleh seseorang? Masing-masing dari kita pasti punya pengalaman tak terlupakan tentang pengaruh seseorang dalam hidup kita. Seperti pengalaman Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My Hero, My Inspiration ini.

***

Oleh: Yola Widya - Bandung

Manusia tidak akan pernah luput dari kesalahan, demikian juga aku yang jauh dari sempurna. Begitu banyak peristiwa yang menyebabkan aku harus melepaskan hal-hal penting, bahkan kehilangan orang-orang tercinta. Salah satunya adalah anak bungsuku. Sebuah peristiwa yang akan selalu membekas dan membutuhkan waktu lama untuk dipahami. Hari di mana aku harus menyatakan kalah pada kehidupan karena kondisi yang serba terbatas.

Jalan kehidupan tidak akan pernah semulus atau pun selurus yang kita inginkan. Selalu ada kerikil yang mengotori jalanan, membuat tersandung atau pun tergelincir. Akan selalu ada belokan tajam yang membuat kita hilang kendali kemudian terperosok ke dalam lubang. Namun, jangan pula lupa jikalau jalan itu selalu ada ujungnya, ada akhirnya. Dalam artian tidak akan ada ujian yang terus menerus tanpa ada titik akhir.

Manusia memang tempatnya salah dan khilaf, demikian pula aku. Sebuah perjalanan panjang bagiku untuk sembuh dari penyakit yang menghantui. Sebuah penyakit yang menggerogoti kesadaran dan bisa menyebabkan kehilangan akal. Cinta pada anak-anak yang menyebabkan aku masih tetap bisa mempertahankan kesadaran. Ketika alam bawah sadarku digonjang-ganjing keyakinan absurd, ada satu titik di dalamnya yang terus menyerukan keberadaan anak-anak. Di kala mereka yang senasib denganku terjerumus dalam dunia delusi dan terjebak di dalamnya, aku malah berontak berkat kesadaran itu. Kemarahanku pada kondisi kesadaran yang melemah telah memunculkan tekad untuk melawan dan sembuh. Aku harus sembuh agar bisa menjaga anak-anak.

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Perjuangan Bertahun-tahun

ilustrasi./Photo by Raka Miftah from Pexels

Ya, aku didiagnosa menderita skizofrenia. Penyakit ini membuat hidupku berantakan dan kehilangan segalanya. Tapi, aku tidak menyerah pada kehidupan. Perjuangan bertahun-tahun menyeimbangkan cairan di otak membuatku paham akan makna kehidupan yang sebenarnya. Bahwa kita hanyalah meminjam semua yang dimiliki Tuhan. Akan ada waktunya semua yang ada pada diri kita diambil kembali oleh Yang Maha Kuasa. Perjalananku berjuang untuk sembuh telah memperlihatkan banyak hal, tentang kehilangan-kehilangan, makian dan dikucilkan.

Salah satu yang membuatku tetap bertahan adalah kenangan akan papa. Dia orang terdekat yang juga tidak luput dari kesalahan. Kesalahan yang membuat kami terpaksa harus terpisah, dan membuat papa kehilangan keluarga intinya. Kesalahan yang membuatnya terpuruk karena harus kehilangan segalanya. Belum lagi hujatan dan cemoohan dari orang-orang yang membuatnya semakin tidak memiliki harga diri. Papa berada dalam kondisi yang hampir mirip denganku, tidak berdaya dan tidak berguna. Hanya keyakinan pada Tuhan yang membuat kami tetap bertahan.

Terjatuh tidak membuat papa berlama-lama dalam ketidakberdayaan. Walaupun tidak lagi memiliki jabatan dan uang, tidak lantas membuatnya terbenam dalam kesedihan. Papa yang kuingat adalah sosok yang tidak kenal lelah. Walaupun sudah tidak memiliki kendaraan, tidak membuatnya berhenti menyempurnakan ikhtiar. Bahkan papa rela berjalan kaki apabila tidak memiliki sepeser uang pun. Jabatan yang hilang tidak membuat papa malu dan merasa tidak pantas bergaul dengan teman-temannya. Karena seperti yang dikatakannya, “Bukan harta atau jabatan yang membuat orang menghormati kita. Tapi, ilmu yang membuat kita dihargai.” Otak yang cemerlang membuat papa selalu dihargai dan dimintai pertolongan.

Papa tidak pernah berhenti bergerak. Setiap hari dia keluar rumah meski kerap harus berjalan kaki. Katanya rezeki harus dijemput, dan rezeki itu bukan hanya berupa uang. Bertambah ilmu dan teman pun disebut rezeki. Kita sebagai manusia tidak akan pernah tahu dari arah mana Tuhan akan mengulurkan pertolongan. Kewajiban kita hanyalah beribadah dan menyempurnakan ikhtiar. Papa selalu berusaha menaati perintah agama, dia sangat taat beribadah. Satu hal yang selalu aku ingat adalah wejangannya untuk tidak meninggalkan ibadah sunah. Kata papa, apabila kita terus melakoni yang sunah akan semakin dimudahkan oleh Yang Maha Kuasa, dan kemudahan dari-Nya takkan bisa terbendung apapun.

3 dari 3 halaman

Menjalani Cobaan demi Cobaan

ilustrasi./Photo by Thư Anh on Unsplash

Itulah hal-hal yang membuat aku tetap bertahan menjalani cobaan demi cobaan. Walaupun berjuang sendirian, dijauhi dan dianggap tidak berguna, aku tetap melangkah. Berkali-kali aku terkena relaps, tapi berusaha melawannya dan meyakinkan diri untuk tidak menyerah. Berobat medis juga self healing dengan menulis membuahkan hasil. Setelah bertahun-tahun berperang melawan delusi akhirnya kesadarankulah yang menang. Aku pun dinyatakan pulih. Tamparan demi tamparan tidak lantas aku jadikan penghalang untuk berjuang. Papa pernah menasihatiku untuk mencoba berkawan dengan kehidupan ketika tidak bisa melawannya. Dan, aku telah melakukannya.

Kehilangan dan perpisahan hanyalah percikan yang membuat kita menyadari makna hidup yang sebenarnya. Papa juga berkata segalanya akan lebih mudah kalau kita mencoba mengalah dan tidak menyalahkan siapa pun. Memaafkan masa lalu dan menyadari diri kita bukanlah siapa-siapa adalah sebuah kewajiban. Kita harus mawas diri kalau semua yang ada hanyalah pinjaman, termasuk itu anak-anak. Kusadari jarak bukanlah penghalang bagi kami. Kedewasaan anak bungsu rela berjauhan denganku memunculkan kesadaran lain.

Sepertinya Tuhan tengah mempersiapkan kami untuk meraih kebahagiaan setelah gelap yang tak berkesudahan. Sekali lagi, cinta pada anaklah yang menumbuhkan kekuatan untung berjuang. Dan kini berjuang untuk mengejar cita-cita demi membahagiakan mereka. Seperti yang dikatakan Papa berulang kali padaku waktu itu, tidak apa-apa terjatuh tapi jangan lupa untuk bangkit kembali. Karena kehidupan itu adalah perjalanan yang mau tidak mau harus ditapaki.

#GrowFearless with FIMELA