Fimela.com, Jakarta Risiko migrain bisa dialami oleh siapa saja. Tak hanya orang biasa pada umumnya, migrain juga sangat mungkin dialami oleh ibu hamil. Tidak sedikit ibu hamil yang menderita sakit migrain selama kehamilannya. Lalu, apakah migrain saat hamil ini berbahaya buat kesehatan Mom serta janin di kandungan?
Migrain dan sakit kepala adalah hal yang sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Melansir dari laman klikdoter.com, tak hanya mengganggu saja, migrain yang terjadi selama kehamilan sering dianggap sebagai tanda bahaya.
What's On Fimela
powered by
Benarkah Migrain Tanda Bahaya di Kehamilan
Penelitian yang dilakukan para ahli menemukan jika migrain selama kehamilan adalah hal yang wajar terjadi. Migrain selama kehamilan ini bisa terjadi karena Mom mengalami stres, terlalu lelah dan memiliki pola makan yang kurang sehat.
Penelitian menemukan jika 9 persen dari 99 perempuan hamil mengaku mengalami stres hingga depresi saat hamil. Stres ini memicu risiko migrain dan sakit kepala dari yang ringan hingga yang berat. Studi yang dipublikasikan di Journal of Pregnancy and Child Health menyebutkan jika migrain atau sakit kepala selama kehamilan bisa terjadi karena perubahan mood, kelelahan, perubahan hormon hingga dehidrasi.
Adanya risiko migrain selama kehamilan bukan pertanda bahaya pada janin atau tanda persalinan dini. Selama migrain ini masih berada di batas wajar alias tidak berlebihan, ini masih aman buat kehamilan. Migrain selama kehamilan umumnya akan meningkatkan risikonya pada perempuan yang punya riwayat migrain sebelumnya.
Jika migrain yang dirasakan selama kehamilan berlebihan, jangan segan untuk memeriksakan kondisi kesehatan ke dokter atau ahlinya. Periksakan apa yang terjadi pada tubuhmu Mom. Semoga informasi ini bermanfaat.
#GrowFearless with FIMELA