Kacamata Ion Cepat Dapat Kepercayaan Masyarakat, Cek 3 Alasannya

Novi Nadya diperbarui 20 Nov 2019, 08:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Kacamata ion yang beredar mulai awal tahun 2018 kini makin kencang menjadi perdebatan. Kacamata yang pertama kali dipasarkan lewat multi-level marketing ini mulai dijual bebas lewat marketplace online dengan harga terjangkau.

Namun yang membuat resah banyak orang, kacamata ion meng-klain sebagai alat bantu yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit mata. Di antaranya kelainan refraksi (mata minus atau plus), silinder, mata kering, buta warna, diabetik, retinopati, glaukoma, hingga katarak.

Cara kerja kacamata ion adalah mengeluarkan gelombang ion dan sinar infra merah gelombang jauh yang bermanfaat bagi kesehatan mata. Apalagi jika dipakai delapan jam sehari maka dapat mengobati segala penyakit yang disebut di atas.

dr. Gitalisa Andayani, Sp.M (K) menganalisa alasan-alasan yang membuat kacamata ion begitu cepat populer dan mendapat kepercayaan masyarakat. Di antaranya efek yang instan dan biaya yang relatif murah ketimbang berobat ke dokter atau memeriksa mata ke apotik.

"Siapa, sih, yang enggak suka dengan hal-hal yang instan. Begitu juga dengan promosi bisa mengobati berbagai penyakit mata dalam waktu cepat," ujar dr. Gitalisa di rangkaian 90 Tahun Anniversary Optik Tunggal di GoWork, Plaza Indonesia, Jakarta, (18/11).

 

2 dari 3 halaman

Biaya dan Waktu

Optik Tunggal 90 Tahun beri edukasi Kacamata Ion yang kontroversial (Fimela.com/Novi Nadya)

Alasan lainnya adalah biaya yang relatif terjangkau. Hanya dengan membeli kacamata ion yang dipasarkan mulai harga Rp400 ribuan, langsung bisa mengatasi segala penyakit mata.

"Biaya dan waktu bisa jadi alasan selanjutnya, mungkin orang malas bolak-balik periksa dan mengeluarkan uang. Pastinya kalau ada tindakan bisa habis 10-12 kali lipat dari beli kacamata itu," lanjutnya.

Hal itu juga disayangkan oleh Chairman of Optik Tunggal Alexander F. Kurniawan yang menyebut jika kacamata ion akan menghilangkan 'golden moment'.

"Harusnya bisa diobati secara cepat, tapi karena percaya bisa ditolong pakai kacamata jadi malah terlambat ditangani," ujarnya di kesempatan yang sama.

3 dari 3 halaman